Jungkook sedang berdiri tegap ketika Lisa memijit tangannya yang katanya malah akan semakin sakit jika dibiarkan. Sudah akan berangkat kerja sejak dua menit yang lalu, tetapi karena Lisa lebih memilih menjawab telepon Jisoo dan tidak memperhatikannya yang akan melangkah keluar dari dalam kamar, ia kembali lagi.“Apa kita harus ke dokter? Aku takut ada luka dalam,” ucap Lisa sembari memijit. Ponsel yang tadinya masih tersambung dengan Jisoo terpaksa ia akhiri.
“Tidak perlu, aku rasa ini hanya harus sering-sering dipijit.”
“Jadi masih sesakit waktu itu?” Jungkook mengangguk membenarkan.
“Kalau ada pekerjaan berat, Oppa bisa meminta seseorang untuk mengurusnya. Aku rasa Susan tidak akan keberatan jika sebagian berkas-berkas ia tangani sendiri.”
“Ya, Sayang.” Jungkook mengelus punggung tangan istrinya, mengecup pipi wanita itu untuk akhirnya kembali menarik tas kerja.
“Jangan khawatir, ini akan baik-baik saja,” lanjutnya.
Lisa mengangguk, merangkul pria itu untuk sama-sama turun ke lantai bawah. Salsa dan Harin sedang menyiram bunga di taman ibunya, sedangkan Anna tengah berkutat dengan laptop, di ruang tengah.
“Apa mereka pernah mengajakmu keluar dari rumah?” tanya Jungkook.
“Hanya sewaktu pergi ke Hensbyki.”
“Salsa punya pergaulan yang bebas. Jadi, kalau dia mengajakmu melakukan sesuatu. Beritahu dulu padaku.”
“Iya.”
Jungkook masuk ke dalam mobil setelah sebelumnya mengusap rambut wanita itu dengan lembut. Ia duduk di belakang kemudian menginstruksikan Jack agar mengemudikan mobil dengan cepat.
Seperginya Jungkook, Lisa masuk ke dalam rumah. Ia bergabung dengan Anna di ruang tengah, bertanya apa yang sedang dilakukan wanita itu hingga memasang wajah sangat serius.
“Mengedit video,” jawab Anna seraya tersenyum simpul. “Aku sempat berpikir untuk tinggal lebih lama di sini. Ternyata tidak bisa, pekerjaan di sana mengharuskannya untuk kembali lebih cepat.”
“Jadi, kalian akan pulang?”
“Ya, mungkin dua hari lagi.”
Lisa mendesah pelan. “Aku senang kalian ada di sini. Harin sangat akrab dengan Salsa, mereka bermain seperti teman sebaya. Dan lagi—suasana di rumah ini juga menjadi lebih menyenangkan.”
Anna menaikkan kacamatanya ke atas kepala. “Well, aku rasa kau benar. Tapi memang sudah ditakdirkan seperti ini. Lagi pula, Jungkook tidak akan suka jika kami selalu di sini.”
“Tidak, dia sebenarnya suka kalian di sini. Hanya saja, dia memang selalu terlihat menyebalkan.”
Anna terkekeh. “Apa aman membicarakannya seperti ini? mungkin dia memasang sesuatu di rumah.”
Lisa ikut terkekeh. “Tidak ada penyadap suara, dia sudah tidak seperti itu.”
“Yakin? Aku tidak ingin berisiko ditendang keluar hanya karena membicarakannya di belakang.”
Alih-alih menjawab, Lisa malah tertawa.“Baiklah, aku yakin kau sedang membayangkan bagaimana seorang Jeon Jungkook menendang ibunya sendiri.”
Lisa mengibas-ngibas tangan. “Tidak. Cara bicaramu sedikit lucu.”
Anna menaikkan bahu. “Ada beberapa situs yang sedang membicarakan dirimu. Kau pergi ke luar kemarin?”
“Ya. Ke kafe Jisoo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MPB|SEASON2✔
Fanfiction[M] You'll always be mine, Dear. Cover designed by @nmcrsika