Twenty Three

31.9K 2K 970
                                    


Six Years Later.

Hari-hari Jungkook menjadi lebih—tidak bisa dijelaskan. Ia masih disayangi istrinya, masih diperhatikan, masih dicintai, tapi merasa bahwa ia tidak memiliki sepenuhnya. Mungkin sedikit berlebihan—tapi ia memang selalu merasa seperti itu. Ia sedang sarapan bersama Lisa di meja makan, dan juga—Jeongsan.

“Sayang..”

“Dad! Ini giliran Jeongsan,” ucap Jeongsan saat ayahnya ingin meminta roti dari ibunya.

Lisa yang biasanya melerai perdebatan kedua laki-laki itu segera memberi roti pada Jungkook yang akhir-akhir ini susah mengalah, lalu kembali mengoles selai pada roti Jeongsan.

“Mom, kata Mrs. Nancy. Jeongsan bisa mendapat juara kalau menghapal angka satu sampai seratus, padahal Jeongsan sudah tahu semuanya, apa Jeongsan akan juara satu?”

“Ya. Mommy yakin Jeongsan akan mendapat juara satu. Kakak Harin juga juara satu saat kelas satu.”

“Oh ya?”

“Ya. Bahkan selalu mendapat juara satu sampai lulus sekolah dasar.”

“Wow!”

Jungkook mengunyah rotinya dengan tidak berselera, mengalihkan pandangan saat Jeongsan melihatnya.

“Baiklah, giliran Daddy sekarang.”

“Oles selai pada rotiku juga.”

“Cokelat? Kacang? Stroberi? Blueb—”

“Cokelat.”

“Oppa masih harus menghadiri pertemuan itu?”

“Ya. Tapi aku akan pulang lebih cepat. Ingin menitip sesuatu? Ada restoran yang baru dibuka di samping perusahaan.”

“Oh ya? Mungkin kita harus ke sana.”

“Ya, aku akan membawamu ke sana. Hanya kita berdua.”

Jeongsan menyipit, baiklah ini belum gilirannya. Ia akan meminta penjelasan pada ibunya setelah ayahnya selesai bicara.

“Harin dan Jeongsan?"

“Kita akan sebentar, Harin akan menjaga Jeongsan. Lagi pula ada Riri, ada Jack ada Rico dan Erick, ada banyak orang di sini.”

Lisa tersenyum simpul. “Baiklah.”

Jungkook meneguk air putih dalam gelasnya sembari melirik jam tangan. Ia menguyah roti yang sudah diolesi selai oleh istrinya lalu meneguk air putih lagi.

“Aku rasa aku harus pergi.”

“Secepat itu?”

“Ya, ini pertemuan penting, aku tidak ingin terlambat.”

Jungkook bangkit, mengecup bibir istrinya. Ia membenarkan letak dasi yang menggantung kemudian meminta Lisa untuk merapikannya.

“Dasi Jeongsan juga!” ucap Jeongsan saat melihat dasi ayahnya sudah rapi.

“Sayang.."

“Ini giliran Jeongsan!”

“Ini giliran Daddy, Jeongsan.”

“Tapi dasi Daddy sudah rapi.”

Jungkook menyenggol dasinya. Sengaja, agar miring ke samping. “Ini tidak rapi.”

“Mom!”

Lisa menghela napas, akhirnya kedua tangannya bekerja untuk merapikan dasi kedua laki-laki itu. Ia mengecup pipi mereka agar salah satunya tidak protes ingin dikecup juga.

MPB|SEASON2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang