Terik matahari sudah membumbung tinggi, jalanan pun sudah dipenuhi dengan orang-orang sibuk yang berkutat dengan aktivitas masing-masing.
Namun, hal itu tak membuat Hanna yang masih bergelung dengan selimut nya terusik sedikit pun.Drrt drrt
Dering ponsel yang sudah kesekian kalinya juga tak membuat Hanna terganggu. Dia malah semakin merapatkan selimutnya, mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri.
Tak peduli lagi jam berapa sekarang, apakah suaminya sudah berangkat bekerja, apakah suaminya sarapan dengan baik sebelum berangkat bekerja, apakah suaminya menggunakan setelan yang pantas untuk berangkat bekerja. Bahkan, ia tak peduli jika orang-orang di kantor mencarinya saat ini. Dia hanya ingin bermalas-malasan dan rebahan sepanjang hari.
Dia merasa, 6 bulan menjadi istri Byun Baekhyun teramat melelahkan. Dia seorang wanita karir, jadi dia harus pintar membagi waktu dalam mengurus pekerjaan dan rumah serta suaminya. Jujur saja, hal itu membuat Hanna kerepotan.
Tapi, sebagai gantinya Baekhyun tak pernah melewatkan hari-hari untuk membuat Hanna bahagia. Bahkan, Baekhyun mau mengalah dan memilih tinggal di penthouse Hanna ketimbang di rumah yang sudah ia siapkan untuk nya dan Hanna.
Alasannya simple, Hanna sangat menyukai penthouse nya. Dia belum puas tinggal disini. Meski begitu, Hanna tetap akan mengikuti saran Baekhyun untuk tinggal di rumah mereka nanti.
Baekhyun begitu memikirkan kenyamanan dan kebahagiaan Hanna. Karena wanita itu sudah menjadi tanggung jawab Baekhyun sepenuhnya sekarang.
Sebenarnya, akan sangat berdosa jika Hanna mengeluh dan mogok beraktivitas seperti hari ini. Namun, Hanna tak kuasa menolak keinginan diri untuk tetap bermalas-malasan seperti saat ini.
Tepat pukul 10.00 pagi, Hanna memutuskan bangun karena perutnya memberontak untuk segera diisi makanan.
"Jam berapa ini?," gumamnya seraya menyipitkan mata karena silau matahari dari balik tirai jendela kamarnya.
Matanya membelalak tak percaya melihat jam di dinding, sedetik kemudian ekspresinya kembali biasa.
"Pantas saja aku kelaparan," ujarnya, kemudian bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi.
Sepenuhnya mengabaikan benda pipih yang masih berkedip-kedip karena memuat notifikasi disana.
Setelah menghabiskan waktu sekitar 15 menit, Hanna keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sudah segar kembali. Setelah ini ia akan membuat sarapan dan makan dengan kenyang.
Saat Hanna hendak mengambil ponselnya, dia melihat ada notes di sebelah ponselnya. Hanna tersenyum saat membaca deretan kalimat dengan tulisan yang sangat Hanna kenali.
Sayang,
Maaf aku berangkat kerja tanpa membangunkan mu.
Telfon aku saat kau bangun nanti :*Tanpa berfikir dua kali, Hanna langsung mendial nomor Baekhyun, mengabaikan notifikasi yang sudah menunggu untuk segera ia buka sedari tadi.
"Hallo, baru bangun?," tanya Baekhyun di seberang sana.
Hanna hanya berdeham sambil terkekeh menjawabnya.
"Sudah makan?"
"Sudah," jawab Hanna berbohong, ia baru saja mau melangkahkan kaki nya ke dapur saat ini.
"Makan apa?"
"Hanya ada roti di dalam kulkas," jawab nya setelah menelisik isi di dalan kulkas. Bahan masakan mereka habis, Hanna lupa belum berbelanja lagi.
"Makan nasi sayang,"
"Aku malas memasak Baek," ujarnya sambil mengoles selai kacang di atas roti.
"Lagipula, tidak ada bahan masakan di kulkas," tambahnya kemudian menggigit roti di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(COMPLETED!) Byun Baekhyun ; an Annoying Man I Love
Fiksi PenggemarBerawal dari kegiatan Magang di salah satu stasiun tv Seoul, gadis berusia 21 tahun bernama Lee Yoon Hanna harus merelakan hidupnya berada di dalam lingkaran menyebalkan bersama pria yang tidak pernah ia bayangkan akan membobol kunci hatinya. Pria i...