PROLOGUE

2.4K 54 0
                                    

Kring!

Bunyi alarm yang nyaring membuat tidur seorang gadis cantik terganggu, gadis cantik itu menaikkan bantal ke kepalanya dan menutup kedua telinganya menggunakan bantal. Setelah dirasa gagal, gadis itu mendesah pelan dan menjulurkan tangannya untuk mematikan alarm. Gadis itu menggeliatkan tubuhnya sambil sesekali menguap.

Anastasya George Amelina, atau akrab disapa Ana, seorang gadis cantik berkebangsaan half dari Indonesia dan Amerika, Ayahnya keturunan Amerika menikah dengan Bundanya yang merupakan asli Indonesia. Ana juga anak pertama dan satu-satunya dari pasangan George dan Alena.

Sekarang Ana tinggal sendiri di sebuah apartemen dekat dengan kantornya. Ana memilih tinggal sendiri karena tidak ingin lagi merepotkan kedua orang tuanya.

Ana mendudukkan dirinya di samping ranjang. Tangannya masih sibuk mengucek mata agar pandangannya tidak mengabur. Ana melirik jam di atas meja nakas, jarumnya menunjukkan pukul enam lebih empat puluh lima menit.

"Ya ampun, aku terlambat!" teriak Ana dan langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah berpakaian rapi dengan pakaian kantornya, Ana langsung keluar menuju kantornya tanpa sarapan dan mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan.

Di tengah jalan, Ana mengerutkan keningnya pertanda berpikir, "kenapa hari ini sepi?" gumamnya bertanya.

Hingga sebuah kilatan ingatan muncul begitu saja di kepalanya.

“Astaga, hari ini hari minggu,” gumam Ana sambil menepuk jidatnya.

Ana merasa linglung dan memutar balikan mobilnya.

Di tengah jalan Ana berniat untuk mampir di Cafe sebentar untuk menjernihkan pikirannya sekalian sarapan, pikirnya.

Ana memandangi orang yang berlalu lalang di jalanan sambil menyesap kopinya, jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh, tidak terasa sudah tiga jam Ana hanya duduk di sini memperhatikan jalanan yang mulai ramai karena aktivitas.

Ana menghela napasnya hendak beranjak. Namun, "oh astaga, aku lupa lagi aku meminum kopi," gumamnya, Ana merutuki otaknya yang sedikit lamban.

"Kemarin aku melewati makan malamku, dan sekarang aku melewatkan sarapanku, sekaligus meminum kopi, otak ini!" gerutu Ana pada dirinya sendiri.

Ana menyenderkan tubuhnya ke sofa dan menekan pelipisnya kuat.

“Bos baru yah?” monolog Ana.

“Putra dari Om Baek-Hyeon, oh mulutku—putra dari Presdir Baek-Hyeon, ah tidak, putra dari Pak Baek-Hyeon yang diberikan tanggung jawab besar mengurus perusahaan di sini. Lalu, bagaimana jika putranya lebih galak dari pada ayahnya? Oh astaga, aku tidak memiliki bayangan apa pun sekarang dan bagaimana nantinya.”

“Namun, jika dipikir-pikir, Pak Baek-Hyeon itu baik sekali dan ramah kepada para pegawai, ditambah yahh—sedikit tampan lah walaupun sudah berumur, jika ayahnya sudah tampan, bagaimana dengan anaknya? Argh! ada apa sih dengan pikiranku? Oke baiklah Ana berhenti memikirkan hal yang tidak penting.” gumam Ana.











Tbc

PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang