Ana mengusak wajahnya sendiri merutuki kebodohannya, sehingga tidak sadar seseorang datang dan duduk di depannya.
"Apakah aku boleh duduk di sini? Meja di sini sudah penuh dan tidak ada yang tersisa," tanya seorang pemuda asing yang dengan tiba-tiba mendekati Ana.
Ana menatap pemuda di depannya itu, berpakaian rapi dan aroma parfume maskulin yang menyeruak, di pikiran Ana mungkin dia orang penting mengingat penampilannya yang mengenakan setelan jas hitam dan sepatu yang mengkilap.
"Oh silahkan, lagian aku sudah selesai," sahut Ana tersenyum lalu beranjak dari duduknya.
"Terima kasih banyak, dan tunggu, apa aku mengganggumu hingga kamu pergi? "
Ana menaikkan kedua alisnya bingung, "tidak, sungguh tidak sama sekali, aku memang kebetulan sudah selesai," sangkal Ana.
"Reihan, Jeon Reihan," ujar pemuda itu memperkenalkan diri, Ana menautkan alisnya mendengar pemuda itu menyebut namanya. Jeon ya? Apakah dia bukan pribumi? tanya Anda dalam hati. Ana menghela napasnya dan kembali mendudukkan dirinya lagi dengan sedikit terpaksa.
"Kamu bukan asli Indonesia? " tanya Ana dan mendapat gelengan cepat dari pemuda di depannya itu.
"Aku kelahiran Negeri Korea, hanya saja Ayahku mempercayaiku untuk menjalankan perusahaannya yang berada di sini,” sahut Reihan, Ana hanya menganggukkan kepalanya merasa paham.
"Oh iya, kamu belum menyebutkan namamu."
"Ah iya, perkenalkan namaku Anastasya George Amelina, panggil saja Ana," jawab Ana lalu tersenyum lembut.
“Ngomong-ngomong kamu sekarang memakai pakaian kantor, bekerja di mana?" tanya Reihan.
"Aku bekerja di perusahaan teman ayahku, Jeon Corp, letaknya di bagian barat, mungkin dari sini sekitar dua kilometer lagi,” jawab Ana.
“Katanya putra dari Bos yang akan menggantikan si Bos mulai hari ini, rumornya dia datang dari negara Korea, begitu," timpal Ana dengan lugu.
"Benarkah? Berarti kita satu perusahaan!"
"Oh iya? Wah, sungguh tidak disangka yah. Tapi, selama ini aku tidak pernah melihatmu."
"Aku baru saja datang dari Korea kemarin, dan besok aku baru saja akan masuk kerja," ucap Reihan sambil terkekeh pelan.
"Sungguh? kamu di bagian apa?"
"Apa kamu bersungguh-sungguh tidak mengenaliku?" tanya Reihan.
Ana mengedipkan matanya tanda bingung, namun Reihan menghela napasnya sejenak.
"Presdir dari perusahaan Jeon corp itu Jeon Baek-Hyeon, benar?" tebak Reihan dan langsung mendapat anggukan dari Ana.
"Kalau begitu, izinkan aku mengulang perkenalan kita. Perkenalkan aku Jeon Reihan, putra dari Jeon Baek-Hyeon. Ayahku kemarin memberitahuku bahwa dia akan mempercayakan perusahaannya yang berada di sini untuk kuurus," ungkap Reihan dan sukses membuat Ana terperangah.
"Oh, Presdir baru? m-maafkan ketidaksopanan saya," ucap Ana dengan formal sambil menundukkan pandangannya.
Reihan tersenyum sejenak melihat perubahan sikap Ana, “Aish, kenapa jadi canggung begitu? kamu tidak perlu lakukan itu."
"Maksud anda? Saya tidak bisa," gumam Ana namun masih terdengar jelas oleh Reihan.
"Kenapa? Bukankah itu mudah seperti tadi? Baiklah jika kamu memaksa, bagaimana jika sekarang kita bersahabat?" tawar Reihan.
Ana memfokuskan tatapannya memandang mata Reihan, "A-aku ...."
"Ck! Lagian aku belum memiliki seorang teman di sini, jadi tanpa persetujuanmu juga kita tetap bersahabat," potong Reihan, dan membuat Ana hanya mengangguk pasrah.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAK BOSS
Romance(End) Jika kecelakaan bisa memotong ingatan dan menunda cinta, lalu bagaimana kisah cinta Ana yang ingatannya terpotong dengan Presdir barunya yang merupakan teman masa kecilnya? Anastasyah George Amelina atau akrab disapa Ana adalah seorang penggil...