Jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Ana masih saja belum juga menyelesaikan pekerjaannya.
Reihan keluar sebentar untuk mencari makan malam untuk mereka berdua, dan alhasil Ana ditinggal sendiri di ruangannya.
Ana sesekali memijit pangkal hidungnya untuk meredakan pening dikepalanya.
"Hah, tinggal sedikit lagi, mungkin aku bisa mengerjakannya di rumah." Monolog Ana.
Ana membereskan barang-barangnya yang berserakan, sambil menunggu Reihan.
"Kenapa dia lama sekali," gumam Ana.
Ana menyenderkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan matanya.
"Aku keluar saja lah, urusan Reihan nanti aku hubungi saja," batin Ana.
Ana bergegas untuk keluar dari ruangannya. Ketika di perjalanan keluar kantor, Ana berusaha untuk menghubungi Reihan.
"Kak."
"Iya kenapa?"
"Aku sudah selesai apa kamu masih lama? Aku akan menunggumu di sisi jalan depan kantor."
"Aku lagi di perjalanan, sebentar lagi sampai, tunggu sebentar ya."
Ana hanya bergumam dan mematikan sambungan teleponnya, Ana menghela napasnya sesekali sambil menunggu Reihan, hingga sebuah mobil yang dirasa asing menurut Ana berhenti di depannya.
Ana menautkan alisnya ketika dua orang pria kekar turun dari mobil.
“Kamu Ana?" tanya salah satu pria itu, Ana mengangguk ragu, lalu sebuah mobil juga berhenti di depan mobil pria asing itu, Ana sangat mengenal mobil itu, Itu mobil milik Reihan.
Reihan langsung turun dari mobil mendekati Ana.
"Ana!" panggil Reihan.
Ana yang merasa namanya disebut pun menengok dan tersenyum ke arah Reihan.
"Ada apa yah?" tanya Ana ke dua orang asing itu.
"Siapa mereka?" tanya Reihan sambil berbisik, posisinya tepat di belakang Ana, Ana tidak memerdulikan pertanyaan Reihan.
"Kalian siapa?" tanya Reihan, kedua pria asing itu saling memandang sejenak, Ana dan Reihan dibuat bingung oleh mereka.
Hingga salah satu pria itu menarik lengan Ana dan membekap Ana sambil menodongkan pisau ke leher Ana.
Pria satunya lagi menodongkan pistol ke arah Reihan hingga membuat Ana menjerit sesaat.
Reihan sedikit terkejut ketika menyadari keadaan.
"Brengsek! apa yang kalian lakukan, lepaskan Ana!" ujar Reihan.
"Jangan mendekat, atau kami akan melukainya!" ancam seorang dari kedua pria itu.
"Apa yang kalian inginkan?!" tanya Reihan.
"Tentu saja kami menginginkan Ana, Ayo cabut," ucap pria itu sambil mengajak temannya untuk pergi.
"Berhenti!" teriak Reihan sambil hendak melancarkan pukulan, ke kedua pria itu menodongkan pistol kembali ke arah Reihan, namun Reihan tidak gentar, Reihan mendekati kedua pria itu dan memukuli salah satunya.
"Siapa kamu?!" tanya Reihan sambil menindih pria itu.
Bugh!
"Akh!" pekik Reihan ketika tanpa sepengetahuannya kepala bagian belakangnya dipukul oleh seseorang, dan kemudian penglihatannya menggelap.
"Reihan!" teriak Ana khawatir, Ana sedikit berlari ke arah Reihan yang sudah terkapar, namun lengannya ditahan dan dipaksa untuk memasuki mobil kedua pria asing itu, Ana mencoba untuk memberontak namun percuma, kekuatannya tidak sebanding dengan kedua pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAK BOSS
Romansa(End) Jika kecelakaan bisa memotong ingatan dan menunda cinta, lalu bagaimana kisah cinta Ana yang ingatannya terpotong dengan Presdir barunya yang merupakan teman masa kecilnya? Anastasyah George Amelina atau akrab disapa Ana adalah seorang penggil...