Ana membuka matanya membiasakan cahaya mentari yang masuk ke retinanya, merasakan pegal di seluruh tubuhnya ia tidak sadar tadi malam tertidur di sofa dalam keadaan duduk, Ana mengucek matanya sambil sesekali menguap, Ana beranjak dan menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.
"Duh tubuhku," gumam parau Ana ketika menggeliatkan tubuhnya.
Ngung!
Ana mendengar ponselnya bergetar tanda pesan masuk, Ana meraih ponselnya dan membukanya.
From : Pak Boss
Jika kamu masih merasa lelah aku memberimu cuti lagi hari ini, tidak apa jika ada kerjaan yang tidak bisa kamu tunda, aku akan mengantarkannya ke rumahmu, istirahat saja di rumah.
Ana membaca pesan itu sambil mengerutkan keningnya.
"Tumben sekali," batin Ana.
To : Pak Boss
Tidak perlu, Pak. Saya masih bisa masuk hari ini.
F
rom : Pak Boss
Jangan terlalu memaksakan diri.
To : Pak Boss
Jujur saja saya tidak mau gaji saya dipotong hanya gara-gara cuti.
From : Pak Boss
Bagaimana bisa seperti itu? Bukankah aku sendiri yang memberimu cuti?
To : Pak Boss
Sudahlah Pak, saya baik-baik saja dan saya akan tetap masuk hari ini.
From : Pak Boss
Baiklah, jumpa dikantor.
Ana hanya membaca pesan terakhir itu dan bergegas ke kamar mandi.
Setelah selesai Ana mengambil selembar roti dan mengoleskan selai di atasnya lalu berjalan keluar apartemen, Ana hendak menyentuh gagang pintu untuk keluar tapi pintu diketuk dan dibuka lebih dulu dari luar.
"An--astaga kamu mengejutkanku," ujar Reihan merasa kaget ketika hendak memasuki apartemen Ana.
"Aku juga terkejut, aku kira culik yang datang," ujar Ana.
"Bagaimana bisa orang asing tahu password apartemenmu, hm? Bukannya hanya aku saja orang selain kamu yang mengetahuinya," goda Reihan main-main, Ana memutar bola matanya dan berlalu.
"Hei, aku sudah menjemputmu mari kita berangkat bersamaz" tawar Reihan yang kemudian diangguki oleh Ana.
Di perjalanan Reihan sibuk menyetir dan Ana hanya diam menatap jalanan.
Sesampainya dikantor, Ana dan Reihan langsung disibukkan oleh pekerjaannya masing-masing.
Ketika hari sudah siang, dan jarum jam menunjuk pukul satu, itu tandanya jam makan siang hampir habis, sedangkan Ana tidak berniat sama sekali untuk makan siang ia terus saja berkutat pada laptopnya. Hingga tak sadar seseorang sudah berdiri di depannya.
"Kamu pekerja keras sekali, sudah kubilang jangan terlalu memaksakan diri, kenapa kamu selalu saja malas ketika sudah bersangkutan dengan makan, tinggalkan kerjaan itu dan ayo ikut aku sambil temani aku makan siang," titah Reihan.
"Aku malas, kamu saja sendiri," tolak lembut Ana sambil menghela nafasnya, ketika beberapa waktu lalu sempat sedikit terkejut karena kehadiran Reihan di ruangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
PAK BOSS
Romance(End) Jika kecelakaan bisa memotong ingatan dan menunda cinta, lalu bagaimana kisah cinta Ana yang ingatannya terpotong dengan Presdir barunya yang merupakan teman masa kecilnya? Anastasyah George Amelina atau akrab disapa Ana adalah seorang penggil...