~{Chapter 1}~

3.6K 142 66
                                    

     Setelah lebih 2 tahun, Claude telah melupakan ingatannya yang termasuk putri kesayangnya Athanasia, anaknya sendiri.

Jennette yang merasa adanya tempat kosong dihati Calude pun menggunakan kesempatan emas ini untuk mendekati Claude agar sang Raja menerimanya sebagai anaknya.

Dan ternyata, Claude tanpa memikirkannya sudah menerima Jennette setengahnya. Dia menyuruh Jennette untuk tinggal di istana Emerald.

Jennette merupakan anak yang polos, ia selalu menginginkan kesayangan keluarga, Claude yang bersikap seperti itu langsung membuatnya merasa seperti anak paling bahagia.

(Author: bct lo)

Dikarenakan status Athanasia sebagai buronan saat ini, dia menetap di kediaman Alpaheus tanpa sepengetahuan Roger. Ia merasa sangat... Sedih? Kecewa?

Ia tidak tahu lagi apa yang dia rasakan setelah mengetahui bahwa Claude mulai memperlakukan Jennette yang sebenarnya hanyalah keponakan layaknya

Anaknya Sendiri.

Jennette yang memasuki kamarnya dengan senyuman yang selalu ia bawa membuat Athanasia tersadar dari lamunannya.

"Athi, Athi!" Panggil Jennette sampai berlari ke sofa dimana Athanasia sedang membaca bukunya.

Athanasia pun bergegas memasang senyum palsunya dan pura-pura kaget walaupun ia sudah tau mengapa Jennette sangat senang. Betapa malangnya.

"Wah, Jennette, kamu terlihat senang sekali! Apa yang terjadi?" Tanya Athanasia sambil menutup bukunya dan menghadap Jennette dengan senyumah khasnya.

Jennette pun cepat-cepat duduk di samping Athanasia. "Hari ini papa senyum kepadaku loh! Terus papa bertanya banyak tentangku, lalu-"

Mata Athanasia terbelalak. "J-Jennette, kau sudah mulai memanggil Ayah dengan sebutan "papa"?"

"Ups! Aku keceplosan! Sebenarnya aku sudah memanggil Yang Mulia dengan sebutan itu lebih dari sebulan, aku tidak memberitahumu karena aku tidak mau kau bersedih, hehe. Papa sendiri yang bilang sebutan itu lebih cocok!!" Jawab Jennette dengan muka tersenyum.

Athanasia malah makin terkejut, Jennette sudah seperti meniru gerakannya. Athanasia membuka mulutnya yang awalnya ingin menanyakan Jennette dengan gerakannya tetapi Athanasia memilih bungkam.

"Hm? Tadi Athi mau berbicara sesuatu ya?" Tanya Zenith the muka polosnya. Sama persis dengan Athanasia jika seseorang seperti itu dengannya.

"O-oh, tidak, tidak, lanjutkan saja ceritanya" Jawab Athanasia sambil menutup matanya.

'Kan sebutan Papa itu hanya untukku..'

"Baiklah! Jadi..." Jennette menceritakan semua hal apa yang terjadi. Tidak ada hal sekecil pun yang tidak dia bilang, dan menceritakan semua dengan wajah yang dihiasi senyuman yang tak pudar-pudar.

Athanasia pun berpura-pura mendengarkan cerita Zenith dengan wajah ingin tahu. Tetapi sebenarnya Athanasia sedang memikirkan seseorang. Seseorang yang ia tunggu dari lama.

Lucas.

Entah kenapa penyihir menyebalkan itu tidak pulang-pulang. Mungkin karena dia mau membuatku marah atau perjalanannya memang jauh. Cih, dasar. Akan kuberi dia pelajaran jika dia kembali nanti.

Tetapi, kenapa dia belum pulang-pulang...

"Athi? Kenapa wajahmu terlihat marah? Apa ada yang salah dengan ceritaku ya?" Tanya Zenith dengan mata yang berkaca-kaca. Entah bagaimana dia juga mulai bisa mengontrol emosinya.

Athanasia pun tersadar. "Oh! Tidak! Aku hanya memikirkan seseorang" Ucap Athanasia dengan wajah sendu dan nada sedikit rendah.

"Benarkah? Siapa?" Tanya Zenith dengan mata berbinang-binang karena Jennette memang orang yang memiliki keingintahuan yang tinggi. *uhuk* kepo *uhuk*

♡ OPTIONS ♡ [Suddenly, i become a princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang