~{Chapter 14}~

488 56 6
                                    

     Author POV

Setelah Jennette menceritakan semuanya kepada Anastacius, keheningan tercipta diantara mereka berdua.

"Sepertinya.. Saya memiliki solusi Lady." Ucap Anastacius menghentikan keheningan yang menerpa mereka berdua.

Jennette hanya mendongakkan kepalanya. "Apa solusinya Tuan? Yang Mulia tidak menganggap saya sebagai anaknya, Tuan Putri selalu mendapatkan perhatian dan banyak yang tidak menganggap saya sebagai seorang Putri." Ucap Jennette murung.

"Dan saya juga sudah berjanji untuk tidak iri lagi, tetapi rasanya terlalu sakit.." Tambahnya.

...

Anastacius terdiam. Bukan karena ucapan Jennette, tetapi dia bingung kenapa hatinya merasa sangat sakit ketika melihat Jennette sedih.

Memang benar kata orang, ikatan batin Ayah-Anak tidak akan pernah berubah.

Setelah lama menahan diri, Anastacius memberanikan diri dan memeluk Jennette.

Jennette terkejut karena pelukan mendadak dari Anastacius tetapi entah kenapa pelukan tersebut terasa sangat hangat dan familiar.

Jennette pun membalas pelukan tersebut dan hawa hangat seketika tercipta diantara mereka berdua.

Jennette yang awalnya murung dan ingin menangis langsung kembali semula menjadi Jennette yang kita ketahui.

Setelah berpelukan selama beberapa menit, Anastacius mulai melonggarkan pelukan itu.

Jennette hanya tersenyum hangat kepada Anastacius. "Tuan, terimakasih buat semuanya." Ucapnya.

Anastacius tersentak saat melihat senyuman Jennette yang meyebabkan wajahnya mulai memerah.

Jennette langsung panik saat melihat wajah Anastacius memerah tanpa sebab.

"Tuan?! A-apa Tuan tidak apa-apa?!" Tanya Jennette khawatir.

Anastacius langsung melambaikan kedua tangannya yang menandakan ia tidak apa-apa. Jennette yang langsung mengerti langsung tenang kembali.

"Jadi.. Tuan? Apa solusinya?" Tanya Jennette dengan nada tidak sabar layaknya anak kecil yang akan dihadiahkan mainan.

Anastacius pun langsung tersenyum ke arah Jennette setelah melihat senyuman pada gadis itu telah kembali.

"Rencana A berjalan mulus."

"Nah jadi, saya hanya ingin Lady untuk dekat dengan Tuan Putri Athanasia." Ucap Anastacius dengan senyum khasnya.

Jennette hanya terdiam. Mendekati Athanasia? Bukannya dia melakukan hal itu setiap hari?

"Jika bisa, tolong dekati Yang Mulia Claude dan Tuan Penyihir Lucas juga." Ucap Anastacius. Didalam hati, dia sudah memaki-maki dirinya karena memanggil Claude dengan embel-embel 'Yang Mulia.'

Jennette hanya semakin bingung, apa gunanya mendekati mereka bertiga?

"Tetapi Tuan! Tuan Penyihir dan Yang Mulia merupakan dua orang yang paling membenci saya! Tidak mungkin saya bisa mendekati mereka" Ucap Jennette.

"Nah, yang itu Lady bisa...

ღღღ

Athanasia POV

Sudah sehari setelah Aku mengetahui bahwa Papa sakit parah dan sekarang aku, Lucas, Felix, dan Lily sedang duduk berhadapan.

Mereka benar-benar menunjukkan mimik wajah ingin tahu.

Athanasia dan Lucas duduk bersampingan dan begitu juga dengan Felix dan Lily.

"Baiklah, aku mulai dari mana dulu?" Tanyaku untuk membuka pembicaraan.

♡ OPTIONS ♡ [Suddenly, i become a princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang