Author POV
"Hm, ini menara dimana Kakek Evan berada kan? Terlihat lebih muda dari yang pernah kulihat." Ucap Gadis tersebut lalu mengetok pintunya.
Tok Tok Tok
Cklek
Seorang pria setengah baya tersebut membuka pintu tersebut.
"Anda perlu apa Nona? Jika tidak ada hal yang penting, tolong pergi." Ucap Kakek tersebut seramah mungkin.
Tinggi Gadis tersebut bisa dibilang pendek dan dia mengenakan jubah hitam yang menutup kepalanya.
"Nona?"
"Hm, aku hanya ingin berbincang-bincang sebentar kok." Ucapnya lalu membuka jubah hitamnya tersebut.
!!!
Mata Kakek Evan terbelalak saat melihat penampilannya.
"B-bagaimana bisa-?!" Tanyanya terkejut.
Wajah datar Gadis tersebut memandang Kakek Evan heran.
"Apakah wajahku seseram itu? Padahal aku tidak seseram Mama ataupun Papa kok."
"A-ayo masuk Nona.."
"Panggil saja aku Sia Kakek." Ucap Gadis tersebut dengan tersenyum tipis.
ღღღ
"Jadi? Anda perlu apa kemari kesini Nona?" Tanya Kakek Evan kepada gadis bernama Sia tersebut.
"Aku akan straight-to-the-point aja ya. Berikan ini kepadanya 5 bulan kedepan." Ucapnya sambil memberi sebuah botol kecil yang terisi dengan air berwarna merah.
Kakek Evan mengambil botol tersebut dan mengamatinya sebentar.
!!!
"T-tunggu dulu Nona! I-ini kan-!" Kata-katanya dipotong Oleh Sia.
"Ya, racun tingkat paling tinggi. Sepertinya belum ada dizaman ini." Ucapnya.
"T-tetapi! Kenapa Nona?" Tanya Kakek Evan sekali lagi.
"Kakek. Aku hanya mengerjakan tugas yang diberi Ayah. Berikan itu kepadanya lalu selesai!" Ucapnya.
Kakek Evan pun hanya mengangguk lemah. Ia memang harus patuh kepadanya.
Sia pun berdiri dari kursinya dan membuka sebuah portal berwarna biru dan hendak memasukinya.
"Ah, iya. Jangan beritahukan ini kepada siapa-siapa ya!~" Ucapnya sambil menyeringai.
Kakek Evan mengangguk cepat.
SYUT
Dia pun akhirnya meninggalkan Kakek Evan sendirian dengan botol racun tersebut.
"Hah... Aku tidak tahu kalau harus memercayainya, tetapi penampilannya benar-benar mengingatkanku dengannya." Ucap Kakek Evan sambil menyembunyikan botol racun tersebut.
"Aku harus menyembunyikan ini dulu. Bisa saja aku terkena masalah jika ketahuan." Ucapnya.
Dia pun berjalan menuju jendela yang menampakkan matahari bersinar.
"Hm, masa depan kali ini akan menjadi menarik." Ucapnya menutup mata sambil tersenyum kecil.
"5 bulan ya? Waktu yang lama." Ucapnya sambil terkekeh kecil.
"Aku masih hidup gak ya?-"
ღღღ
Athanasia POV
Phew! Akhirnya keluar juga dari ruangan itu!
Aku pun berjalan menjauhi ruang kerja Claude dan hendak berjalan menuju kamarku sebelum melihat Felix.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ OPTIONS ♡ [Suddenly, i become a princess]
FanfictionSetelah dua tahun lamanya, Claude masih melupakan Athanasia dan Jennette mengambil kesempatan tersebut untuk mengambil perhatian Claude dan ia berhasil. Claude yang melupakan ingatannya, Jennette yang berhasil mengambil perhatian Claude, Athanasia y...