~{Chapter 3}~

1.3K 92 7
                                    

     ''L-Lucas?! Apa yang kau lakukan disini?!" Tanya Athanasia sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Apa yang KAU lakukan berduaan dengan orang itu?!" Tanya Lucas kembali kepada Athanasia sambil menatap Ijekiel dengan tidak suka.

"Dasar kau ini! Nggak bisa lebih sopan ya?! Ijekiel itu seorang Alphaeus!" Ucap Athanasia kepada Lucas sambil membela Ijekiel.

"Cih, aku seorang penyihir terkuat dialam semesta ini, sopan kepda manusia yang nggak ada kekuatan apa pun? Di dalam mimpimu Putri- ADUH SAKIT! HEI LEPASKAN TELINGAKU!! AWWW!!" Athanasia yang tidak bisa menahan emosinya lagi akhirnya menjewer telinga Lucas kembali dengan sekuat tenaga.

Athanasia dan Lucas pun berantam kembali. Ijekiel pun yang berdiri melihat mereka merasa seperti nyamuk. Ia pun mencoba mengambil perhatian Athanasia dengan mengajaknya berbicara sedikit.

"Uhm.. Tuan Putri?" Tanya Ijekiel sambil menggaruk-grauk kepala bagian belakangnya.

Athanasia pun tersentak dan meminta maaf kepada Ijekiel karena perbuatannya dan Lucas tadi. Mereka pun lanjut berbicara seperti Lucas tidak ada bersama mereka.

Lucas pun emosi melihat Athanasia mempedulikan orang itu daripada dirinya.

"Cih, aku ini teman kecilnya, dia lebih suka pada bocah satu ini!" Pikir Lucas sambil menyilangkan tangannya.

"Woi!" Teriaknya tapi tidak dijawab.

"Athanasia!"

Dia benar-benar mulai emosi.

"Tuan Putri Athanasia!"

"Beraninya kau menghiraukanku!!"

"Tuan Putri Cerewet!"

...

"Pendek!"

"Ihhh!! Apa sihh!! Kau nggak lihat aku lagi bicara sama Ijekiel!" Ucap Athanasia kesal kepada Lucas.

"Kau ini bodoh sekali ya! Bukannya kau bersama Claude mengadakan "Tea Time" hah?!" Ucap Lucas mengingatkan Athanasia. Tetapi bukan itulah yang sebenarnya yang ia mau lakukan.

Athanasia pun memukul jidatnya karena lupa akan waktu. "Aduh!! Ah, Ijekiel! Maafkan aku! Aku harus pergi sekarang! Aduh! Aku ceroboh sekali!" Ucap Athanasia meminta maaf kepada Ijekiel karena lupa akan waktu.

"Ah, iya Tuan Putri.. Tidak apa-apa.. Kita bisa bicara kapan saja nanti? Saya akan pergi sekarang. Salam berkat dan hormat Obelia.." Ucap Ijekiel dengan nada rendah dan pergi meninggalkan Athanasia berduaan dengan Lucas.

"Baiklah Lucas! Aku pergi dulu! Dah!" Dan dalam sekejap mata, Athanasia menghilang dari pandangan Lucas.

Wajah Lucas yang tadinya adalah senyum kemenangan berubah menjadi muka kesal. "Cih, kenapa dia langsung pergi sih!" Ucap Lucas kesal sambil mengerutkan dahinya lalu menarik rambutnya karena kesal.

Athanasia pun berada di dalam taman mawarnya dan bergegas ke tempat "Tea Time."

Ia pun akhirnya sampai dan melihat Claude dan Felix. Claude yang tampaknya sedang berpikir tersadar setelah mendengar suara Athanasia. "Papa!~" Ucap Athanasia dengan senyuman manisnya dan bergegas duduk di kursinya.

"Kau telat." Ucap Claude sambil menyeruput teh lippenya.

"Hehe! Maafkan Athi Papa! Athy tadi lagi bersama Ijekiel membicarakan sesuatu!" Ucap Athanasia sambil menggaruk-garuk kepala bagian belakangnya.

"Dan Lucas menghancurkan percakapan kami!" Teriak Athanasia dalam hati tetapi menetapkan senyumannya.

"Kau daritadi berbicara dengan anak Alphaeus itu daripada datang lebih tepat? Cih." Ucap Claude kesal yang membuat Athanasia terkekeh.

♡ OPTIONS ♡ [Suddenly, i become a princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang