Siang hari di kantin sastra. Seperti biasa, Alex, Vincent, dan Christopher sedang makan siang di kantin sastra setelah mengikuti kelas yang melelahkan.
"Kenapa kantin sastra lagi sih? Gua tuh udah bosen sama makanan disini," keluh Alex yang sudah merasa bosan karena setiap hari harus makan di kantin fakultasnya itu.
"Emang mau dimana lagi sih? Kan kantin yang paling deket sama kelas kita tuh disini, mana udah pada lapar juga kan?" balas Christopher.
"Iya, lagian juga kelas kita kan kelarnya mepet pas jam makan siang, kalo ke kantin fakultas lain, keburu gak dapet tempat duduk kitanya gara-gara kelamaan di jalan," tambah Vincent membenarkan ucapan Christopher.
"Tapi kan kita udah gak ada kelas lagi habis ini, ya gak apalah nunggu-nunggu dikit," sahut Alex yang tetap ingin merasakan suasana kantin fakultas lain.
"Alex, lo itu udah kayak babi, makan mulu kerjaannya. Kalo lagi lapar terus lo nunggu makanannya lama, lo tuh bawel. Berisik kek lagi minta diputusin," jawab Vincent sambil menjelaskan kebiasaan Alex saat ia sedang lapar.
"Kapan-kapan aja deh, pas kita lagi gak lagi buru-buru sama gak pas lagi jam makan siang," ucah Christopher mencoba memberikan solusi.
"Dasar maba, cinta banget sama kantin fakultasnya sendiri. Heran," gerutu Alex.
"Heh, lo juga maba ya tolong," sindir Vincent.
"Padahal kuliah belom sebulan, udah bosen aja. Tahun depan keknya bisa delivery terus nih," goda Christopher.
"Iya, lo pada makan disini, gua delivery makanan. Pas kan," sahut Alex.
"Sialan," ucap Vincent dan Christopher bersamaan.
Tak lama setelah mereka semua mendapatkan makanan yang diinginkan, mereka menuju meja yang masih kosong. Sambil makan, Vincent iseng melihat video-video yang ada di YouTube.
"Anjir-anjir, lo pada harus ngeliat ini," seru Vincent saat melihat salah satu video.
"Ini kan videonya Alex. Ini pas kemaren lo tampil bukan sih? Upload by Jonatan. Cie elah, udah deket nih kayaknya lo bedua," goda Christopher saat melihat video yang ditunjukkan Vincent.
"Lo jadi subscribernya Jonatan ya? Update banget kayaknya," sahut Alex.
"Iya, kan siapa tau bisa jadi bahan berita buat majalah kampus. Sama berita buat lo juga sih. Kan lo temen baik gua," ucap Vincent sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Alex saat mengatakan Alex adalah teman baiknya.
"Gimana rasanya bisa nongol di akun Jonatan?" goda Christopher lagi.
"Gak gimana-gimana kok, kan biasa aja," jawab Alex.
"Biasa aja tapi kok merah gitu sih mukanya, ah gak jago nih ngebohongnya," sambung Vincent.
"Kita boleh join makan disini?" Saat Alex sedang mengelak dari godaan Vincent dan Christopher, tiba-tiba Jonatan menginterupsi kegiatan mereka. Jonatan datang bersama Nico dan Kevin, dan mereka semua sedang membawa makanannya masing-masing.
"Oh boleh kok, sangat dibolehkan," jawab Vincent. Kebetulan juga meja mereka masih menyisakan tempat yang cukup untuk tiga orang lagi.
"Lo ngapain makan di kantin sastra?" tanya Alex ke Jonatan.
"Loh? Kan kemaren kamu yang minta aku buat main ke FIB, yauda aku tepatin," jawab Jonatan santai. Namun karena Jonatan menggunakan aku-kamu, mereka semua yang ada di meja itu hanya melongo kaget, sedangkan Alex salah tingkah, bingung mau bagaimana lagi menyembunyikan wajahnya yang semakin memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of Music
Teen FictionPatah hati berkali-kali membawa dampak yang cukup besar bagi hidup Alex. Diputuskan untuk kesekian kalinya oleh wanita membuat Alex pergi untuk menghibur dirinya di sebuah bar. Di sana Alex mengatakan ingin mempunyai pacar seorang laki-laki saja aga...