Part 20: Music Goes To Campus

127 11 2
                                    

Hari-hari yang melelahkan kembali tiba. Setelah bersenang-senang karena UTS sudah usai, saatnya merasakan kembali kerasnya dunia perkuliahan. Hari ini perkuliahan kembali normal setelah melangsungkan ujian. Dan tentu saja, tugas-tugas kembali datang seiring dimulai lagi perkuliahan ini.

Klub musik juga langsung sibuk begitu klub kembali menjalankan rutinitasnya. Seperti yang sudah diumumkan Angela sebelum UTS, beberapa minggu kedepan akan ada festival musik yang diselenggarakan oleh fakultas hukum dan klub musik diberikan dua slot untuk tampil. Jonatan tampil sebagai salah satu gitaris di salah satu band yang dibentuk oleh klub musik. Tentu saja, kemampuan Jonatan dalam bermain alat musik ini membuatnya auto terpilih begitu ada pembentukan anggota band.

"Susah ya yang udah pro. Kelar latihan masih perlu latihan lagi sendirian," goda Alex kepada Jonatan. Saat ini ia sedang menemani Jonatan berlatih untuk persiapan festival musik. Karena anak-anak lain sudah selesai latihan dan Jonatan ingin berlatih lebih, maka Jonatan memilih untuk berlatih di salah satu ruang musik yang biasa ia tempati. Agar lebih hening sehingga bisa lebih fokus latihan, pikirnya saat hendak berlatih lagi.

Motivasi lainnya yang membuat Jonatan ingin berlatih ekstra hari ini karena ia berhasil menyeret Alex untuk menemaninya latihan di ruang musik ini. Hanya berdua saja tanpa diganggu oleh orang lain karena Jonatan juga mengunci pintu ruangan ini agar Alex tidak mencoba untuk kabur dari genggamannya. Ruangan latihan klub musik ini tentunya kedap suara dan tidak ada jendela sehingga jika Jonatan mengunci pintu itu, tidak akan ada yang mengetahui apa yang sedang mereka berdua lakukan di ruangan ini.

"Ini tuh namanya biar bisa tampil maksimal saat tampil nanti," balas Jonatan sambil tetap menatap partitur lagu yang hendak ia bawakan.

"Tapi aku kan maunya pulang, Jonatan. Bukannya dikurung disini berduaan aja sama kamu," rengek Alex lagi. Seperti yang sudah mereka berdua janjikan, mereka akan berbicara menggunakan "aku-kamu" jika hanya berdua saja. Dan ini adalah salah satu kesempatan mereka bisa berdua bersama lagi.

"Jadi kamu gak mau menikmati waktu berduaan aja sama aku?" balas Jonatan dengan nada sedih yang dibuat-buat. Membuat Alex menjadi salah tingkah.

"Gak gitu maksud aku, Jonatan," ucap Alex tidak enak hati karena sudah membuat Jonatan sedih. "Yauda iya aku seneng kok disini. Kamu senyum lagi ya," lanjut Alex.

Jonatan terdiam sejenak. Menyusun rencana karena ingin mengerjai Alex balik. Sesaat, sebuah ide terlintas di kepalanya. "Karena kamu udah ngebuat aku sedih, kamu harus aku hukum," ucap Jonatan sambil tersenyum sedikit. Alex merasakan ada sesuatu yang tidak beres disini. Di film-film yang biasa ia tonton, jika seseorang sedang berdua saja dan berkata akan menghukum seseorang, itu artinya suka aneh-aneh. Alex langsung menggeleng dan menahan Jonatan yang mulai berjalan maju ke arahnya.

"Eits, jangan maju-maju ya. Aku tau apa yang ada di dalam otakmu. Dasar mesum," cerocos Alex dan menahan Jonatan agar tidak mendekat.

Jonatan tersenyum melihat tingkah Alex. Pasti dia udah mikir yang ngga-ngga, batinnya tertawa. "Loh, emang kamu mikir aku mau ngapain?" tanya Jonatan. Membuat Alex gelagapan.

"Ehm, itu...itu.... Kalo di film-film kan biasanya kalo kamu bilang mau ngehukum seseorang, pas lagi berduaan aja, biasanya hasilnya kayak begitu," jawab Alex sambil memainkan jarinya. Wajah Alex terlihat sedikit memerah karena menahan malu.

"Kayak begitu gimana?" tanya Jonatan pura-pura tidak mengerti. Sesungguhnya ia tau apa yang dipikirkan Alex, namun Jonatan hanya ingin memainkan Alex saja. Melihat tingkah laku Alex yang lucu seperti itu membuat semangat Jonatan naik kembali.

"Ya begitu, masa aku harus kasih tau si," balas Alex lagi. Terlihat Alex sudah malu di hadapan Jonatan. Jonatan nyebelin. Beneran gak tau apa pura-pura gak tau sih, omel Alex dalam hatinya.

Because Of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang