Part 18: Festival Kebudayaan Indonesia

136 20 0
                                    

Hari-hari yang sibuk bagi Alex, Vincent, Christopher, dan seluruh kepanitiaan Festival Kebudayaan Indonesia. Hari jumat hingga minggu pada pekan ini akan dilangsungkan Festival Kebudayaan Indonesia sehingga membuat keseluruhan mahasiswa yang terlibat sebagai panitia menjadi lebih sibuk untuk mempersiapkan event ini. Alex yang notabene-nya adalah divisi acara tentunya ikut hectic beserta divisi dekorasi dan divisi perlengkapan untuk mempersiapkan stage pameran nanti. Beruntung Natalie tidak mengungkit urusan personal antara dirinya dan Alex sehingga Alex tidak khawatir jika komunikasinya dengan Natalie akan bermasalah dalam mempersiapkan acara ini. She's so professional, batin Alex.

Hari jumat yang menjadi hari pembukaan festival pun tiba. Karena hari pembukaan festival dilangsungkan disaat masih hari perkuliahan, panitia yang hadir hanya sebagian, yaitu mereka yang sedang tidak ada kelas. Setelah ketua panitia memberikan ucapan sambutan, festival resmi dibuka.

Festival Kebudayaan Indonesia tahun ini menampilkan berbagai macam bentuk keberagaman budaya Indonesia dan dipisahkan menjadi beberapa zona. Terdapat zona seni rupa, yaitu berisi karya-karya tiga dimensi yang khas dari berbagai provinsi di Indonesia. Ditampilkan juga papan penjelasan disamping barang-barang yang ditampilkan.

Kemudian pada zona musik, dipamerkan beberapa alat musik khas dari beberapa provinsi di Indonesia. Seperti yang Alex rencanakan, pada festival ini dipajang berbagai macam alat musik, misalnya angklung, kolintang, tifa, gamelan jawa, dan sasando. Dikarenakan persiapan yang mepet dan ini merupakan inovasi terbaru dari kepanitiaan, maka alat musik yang bisa diperoleh hanyalah sedikit. Sama seperti di zona seni rupa, di zona seni musik ini, alat musik yang ditampilkan mempunyai papan penjelasan mengenai alat musik tersebut. Pengunjung yang beruntung juga diperbolehkan untuk mencoba alat musik yang ditampilkan. Karena Alex adalah penanggungjawab di bagian musik, maka Alex dan salah satu rekannya di kepanitiaan menjaga zona ini.

Selanjutnya ada zona makanan. Bekerja sama dengan tim konsumsi ditampilkan beberapa macam makanan khas dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti kerak telor, rendang, sagu, gudeg, batagor, dan beberapa makanan lainnya. Karena konsep zona makanan dibuat seperti food court namun ala-ala hidangan nusantara, jadi harga makanan yang dijual disini masih sesuai dengan kantong mahasiswa, contohnya harga gudeg yaitu lima belas ribu rupiah per porsinya dan batagor seharga dua puluh ribu rupiah untuk satu piringnya. Cukup sesuai kantong bagi mahasiswa kampus elit ini. Seperti zona lainnya, setiap makanan yang dipajang turut dipasang papan pengumuman yang cukup jelas mengenai makanan tersebut.

Berpindah menuju ke zona lukisan. Sebenarnya disini yang dipajang adalah pakaian daerah, namun karena kepanitiaan sulit mencari koleksi asli baju daerah, maka jadinya yang dipajang yaitu lukisan mengenai pakaian daerah. Terdapat juga lukisan mengenai lokasi khas beberapa daerah di Indonesia dan disertai pula tulisan penjelasan agar pengunjung yang melihat bisa lebih memahami kekayaan budaya Indonesia.

Untuk festival kebudayaan yang diadakan tahun ini terdapat empat zona. Untuk bagian seni tari, lagu daerah, dan teater akan ditampilkan sesuai dengan rundown yang sudah disusun dan akan pentas di main stage. Karena sifatnya sebagai pengisi acara dan tidak ditampilkan sepanjang hari seperti seni lainnya, jika pengunjung sedang beruntung, maka pengunjung tersebut bisa menyaksikan penampil dari daerah yang ia diinginkan.

Jumat siang. Karena sedang istirahat untuk sholat jumat, maka panitia yang akan menjalankan ibadah diberikan istirahat terlebih dahulu. Pameran tetap dibuka karena masih ada beberapa pengunjung yang datang. Oleh karena itu, panitia yang tidak menjalankan sholat jumat diminta untuk tetap berjaga. Begitu juga dengan Alex di zona musiknya. Karena rekan penjaga zona musiknya hendak sholat jumat, maka Alex menyanggupi untuk menjaga stage miliknya seorang diri terlebih dahulu.

Because Of MusicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang