Eight

381 78 32
                                    

Seungsik berjalan menuju kelasnya, sepanjang perjalanan menuju kelas, seungsik terus merutuki dirinya atas kejadian barusan dengan seungwoo. Sedangkan seungwoo berjalan dibelakang seungsik sambil tersenyum, karena seungsik terus menundukan kepalanya.

Sesampainya didepan pintu kelas, seungwoo mendahului jalan seungsik. Sehingga sekarang dia berada didepan seungsik.

"Kalo jalan jangan nunduk terus, nanti kamu nabrak pintu."
Ucap seungwoo sambil terkekeh, kemudian dia masuk kedalam kelas duluan, meninggalkan seungsik yang masih didepan pintu.

Seungsik yang mendengar ucapan seungwoo mengangkat kepalanya, dan menatap seungwoo yang sudah duduk tenang dibangkunya. Kemudian dia masuk kedalam, dan duduk disebelah wooseok.

"Sik, lu kenapa?, kok muka lu merah gitu?, lu sakit lagi ya?."
Tanya wooseok, kemudian dia memegang kening seungsik.

"Ee-ngga kok, gue gapapa."
Jawab seungsik terbata, sambil melirik seungwoo yang sedang duduk dengan tenangnya, seperti tidak terjadi apapun.

"Ishh, gue kira lu sakit lagi."
Ucap wooseok.

Selang beberapa menit, dosen mereka masuk kedalam kelas. Dan pelajaranpun dimulai, tapi seungsik sama sekali tidak bisa fokus pada pelajaran.

Sedari tadi seungsik terus melirik kearah seungwoo, sedangkan seungwoo kembali kesifat cueknya. Dia hanya menatap lurus kedepan, melihat dosen yang sedang menerangkan pelajaran.

Ddrrrtt....
Ponsel seungsik bergetar.

Terlihat satu pesan masuk pada ponselnya.

Xxxxxxxxx

"Kenapa terus melihat kesini?. Apa aku begitu tampan sampai kau terpesona?."

Seungsik yang membaca pesan itu menolehkan kepalanya kearah seungwoo. Dan dia melihat seungwoo menampilkan smirknya sambil menatap kearahnya. Seungsik masih ragu, pesan itu benar dari seungwoo atau bukan. Hingga satu pesan masuk lagi diponsel seungsik.

Xxxxxxxxx

"Ini nomorku, simpan lah. Aku tidak suka jika pesanku diabaikan. Kalau kau tidak merespon, aku bisa membuat bibirmu lebih merah dari tadi."

Seungsik tercekat membaca pesan kedua dari seungwoo, bagaimana bisa dia mendapatkan nomor seungsik.

"Apa-apaan ini, kenapa dia berkata seperti itu."
Gumam seungsik pelan, dan tanpa disadari pipinya sudah merona akibat pesan itu.

Xxxxxxxxx

"Aku beri kau waktu 30 detik untuk membalas pesanku. Atau aku akan menarikmu kembali kedalam gudang, kang seungsik."

"Iya, aku sudah simpan nomor kamu woo."

"Kucingku penurut ternyata."

"Jangan bicara yang engga-engga lagi woo."

"Kenapa?, bukankah itu benar?, bukannya tadi kau menikmati itu?."

Seungsik benar-benar malu, bahkan dia tidak menjawab pesan seungwoo lagi. Dia menoleh dan menatap seungwoo dengan wajah kesalnya, agar seungwoo berhenti menggodanya. Sedangkan seungwoo hanya terkekeh melihat kelakuan seungsik.

Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi ada yang melihat gerak-gerik mereka berdua. Tangannya meremat kuat buku yang ada diatas meja.

Phantom Of The Campus || [♧ Complete✅ ♧]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang