Naufal terus mondar-mandir didepan pintu rumah Naura. Tangannya mendadak keluh untuk mengetuk pintu tersebut. "Gue kenapa sih?"gumamnya.
Belum sempat ia mengangkat tangannya. Pintu tersebut terbuka, terlihat Naura dengan piyamanya dan Sling bag tersandang dibahu mungilnya.
"Kenapa?"tanya Naura seolah ia telah lupa dengan kejadian tadi siang. Naufal hanya menatap sekilas sebelum akhirnya ia menggenggam jemari Naura.
Mati-matian Naura menahan untuk tidak menangis. Namun usahanya gagal.
Naufal menarik tubuh Naura. Air mata itu terus mengalir seolah ia tengah meluapkan semua emosinya.
Memang benar perempuan itu lemah, ia bisa saja tersenyum pada dunia seolah ia tengah berbahagia. Namun kenyataannya ia tengah sedih.
"Ma...af"ujar Naufal pelan dan mengelus pucuk kepala Naura. Perasaannya tak karuan, satu sisi ia masih mencintai Naura. Namun disisi lain, ia masih peduli kepada Clara.
Drrtt..
Terdengar suara ponsel Naufal. Perlahan pelukan itu mengendur, Naufal meraih ponselnya dan mendekatkan ketelinganya setelah ia menekan tombol hijau.
"Apa?"balas Naufal. Naura menaikkan sebelah alisnya.
"Ya, aku kesana sekarang"ujar Naufal, segera mematikan sambungan tersebut.
"Fal?"panggil Naura, namun Naufal hanya menatap sebentar. Dan akhirnya pergi meninggalkan Naura yang tengah terdiam dengan senyum yang ia sunggingkan.
"Ternyata benar, kamu udah berubah fal! Hanya karena telpon dari Clara"
Malam ini begitu kacau, Naura berjalan menjauhi perkarangan rumahnya untuk menuju minimarket.
"Kenapa harus sekarang sih fal?"gumam Naura tak karuan. Ia tak melihat dari arah kejauhan terlihat sebuah mobil avanza dengan kecepatan penuh mendekati nya.
Tin..tin..
Bruk.
Kejadian itu begitu cepat. Tapi yang pasti tubuh Naura terhempas cukup jauh. Banyak darah disekitar kepalanya, begitupun dengan mulutnya juga mengeluarkan darah segar.
Sebelum pandangan nya benar-benar menghitam. Dan kesadaran sepenuhnya hilang, ia sempat mendengar banyak orang memanggilnya.
∆∆∆
Lain hal dengan Naufal. Ia sekarang tengah berdiri dedepan ruang rawat Clara, ia tadi mendapat telpon jika Clara dalam kondisi drop.
Pintu itu terbuka, menampilkan seorang lelaki yang cukup muda dengan jas putih tersampir ditubuhnya.
"Gimana keadaan anak saya dok?"tanya bunda Clara panik. Dokter yang diketahui bernama Bintang itu menatap iba.
"Anak ibu butuh donor tulang sumsum belakang. Namun dirumah sakit ini belum tersedia, tapi tenang kami akan memberikan yang terbaik"ujar dokter bintang tersebut.
"Tolong sembuhkan anak saya dok"ujar bunda Clara. Dokter bintang tersenyum dan mengangguk.
"Kamu Naufal?"tanya Bintang dan dibalas anggukan oleh Naufal. "Kamu dipanggil terus sama Clara. Mending kamu masuk"ujar bintang.
Naufal segera masuk, dilihatnya Clara yang juga tengah memandangnya. Diraihnya tangan Clara, satu yang ia rasakan dingin. Tak seperti ketika ia menggenggam tangan Naura, persaanya deg-degan sekaligus bahagia dalam satu waktu.
Tunggu sebentar, kenapa ia memikirkan Naura. Perasaannya mendadak aneh, ia telah disamping Clara. Namun kenapa ia seolah hampa?
"Fal? Kamu kenapa?"tanya Clara, langsung saja Naufal melepaskan genggamannya.
"Gue kekantin bentar yah"pamit Naufal dan segera pergi dari tempat ia duduk tadi.
Halo guys...
Gimana kesel gak sama Naufal? Kasian deh sama Naura.😔
Naura Naufal udah mau end nih
Gimana dapet gak fealnya? Gak yah, gak papa deh.Mau happy ending
Ato
Sad ending.Coment yah
Happy reading ♥️