Kaki Naura Merasakan Lemas Yang Luar Biasa. Hingga Akhirnya Ia Pun Tak Mampu Bertahan.Air Mata Yang Mengalir membasahi Pipinya Membuat Pandangan-Nya Buram.
"Kenapa Secepat Ini Lo Berubah Fal?" Gumam Naura.
Semua ucapan Naufal Begitu Terbayang Di Dalam Pikiran-Nya. Isak Tangis Kini Terdengar Jelas Di Tangkap Oleh Pendengaran Seorang Lelaki Yang tengah Berada Di sebelah Naura.
"Nau....?" Panggil lelaki Tersebut
Suara Panggilan Tersebut Mampu Membuat Naura Bergetar. Langsung ia Mengalihkan Pandangan-Nya Kearah lain,Dan Tangannya Ia Gunakan Untuk Menghapus Air Mata Yang Sudah Membuat Seluruh Wajahnya Basah Dan Pucat.
"Nangis Aja Selagi Itu Mampu Buat Lo Lega" Ucap Rafa.
Yaps Lelaki Itu Adalah Rafa. Naura Menatap Lekat Manik Mata Rafa Dan Langsung Memeluk Tubuh Rafa Erat. Rafa dapat merasakan gemetar-Nya Tubuh Naura.
"Raf... Apa Gue Salah? "Ucap Naura.
****
Naufal tak pergi menemui Clara, ia lebih memilih pergi ke Roftoop tempat dirinya berbagi kesedihan... Seperti sekarang ini.
" Maaf'in Gue Nau.... " Lirih Naufal, sambil mengusap rambutnya Frustasi.
Tut.... Tut....
" Hallo.....? "
Ucap dari sebrang sana
" Alfa, Gue minta tolong ama lu...
"Tolong Paan? "
" Suruh Dilla Tenang'in Naura"
"Kenapa Gak Lu Aja Nyet? "
Tut...
Sambungan Langsung diputus secara sepihak oleh Naufal.
****
"Pasti Ada yang gak beres nih" Ujar Alfa setelah sambungan telponnya tadi langsung dimatikan oleh Naufal.
"Gak Beres Gimana Al?" Tanya Geo Yang tengah Berada dihadapan Alfa yang sedang menyantap Bakso.
"Cabut Yuk" Ajak Alfa
"Cabut Gigi? Atau Cabut Rambut Putih Lo?" Canda Geo
"Gue serius!" Ucap Alfa dengan Nada Serius, Sejurus kemudian Mereka Berjalan Beriringan menuju kelas.