Malam itu, warung yakiniku A diinvasi mahasiswa departemen Hukum. Mereka menuang bir dan membakar banyak daging, sampai wanginya bikin pening.
Jangan salah sangka. Jarang-jarang mereka liar. Tetapi malam itu beda cerita.
Perayaan itu digelar buat dua mahasiswa. Secara kebetulan, ulang tahunnya berada di minggu yang sama. Cuma beda beberapa hari. Karena mereka mahasiswa penting di jurusan yang jadwalnya padat, seseorang mengusulkan perayaannya digabung saja.
Maka digelarlah perayaan meriah a la mereka. Agak ribut, tapi tidak apa-apa. Setahun sekali. Lagipula, yang ulang tahun juga semacam pentolan di jurusan. Sudah sepantasnya mereka berpesta secara total.
"Semoga panjang umur!"
"Cheeeeers~~!"
"Astaga. Kenapa kepalamu ada tiga?"
Nash Young melipir ke luar waktu rekan satu departemennya mulai meracau. Bilangnya mau merokok. Padahal setengah mau kabur juga. Tidak ada yang sudi berurusan sama orang yang hampir teler, sekalipun teman sendiri. Repot. Lebih bagus melipir duluan.
Kalau dipikir, Nash hadir di sini juga terpaksa. Bukannya dia alergi pesta. Tetapi di meja kerjanya sedang ada lagu yang belum selesai digarap. Daripada turun di pesta yang tidak begitu diinginkan, rasanya Nash lebih senang kalau merampungkan lagunya.
Sayangnya, pesta ini semacam tidak bisa dihindari. Kebetulan saja dia kenal salah satu yang sedang berulang tahun. Kebetulan saja orang itu anggota BEM, yang ajakannya suka susah ditolak. Kebetulan memang kadang sialan.
Dari luar, Nash mendengar suara teman-temannya. Laki-laki dan perempuan. Ada tawa kencang bercampur umpatan. Pasti mereka sedang main sesuatu yang bodoh.
Rasanya Nash makin malas buat masuk ke dalam lagi.
.
.
.
Sambil mengembuskan asap rokok dari hidung, Nash mencari-cari alasan paling masuk akal buat pulang duluan. Supaya tidak perlu takut sial disuruh mengantar kawan yang teler, juga supaya dia terhindar dari apa pun permainan nista yang sedang dimainkan.
Sakit perut? Eh. Nash sudah pernah pakai alasan itu buat kabur beberapa minggu lalu.
Pacar menelepon? Satu angkatan juga tahu kalau kehidupan cinta Nash setandus Sahara. Cowok galak dan judes cuma keren di panel komik.
Pergi diam-diam? Terakhir Nash begitu, dia cuma berhasil pergi sampai pintu depan. Sudah keburu ketahuan.
Untungnya, harapan selalu menampakkan diri di tengah gulita.
Tanpa diduga, sebuah pertolongan muncul. Bentuknya notifikasi di ponsel.
Waktu ditengok, Nash langsung mengangkat alis.
Kazu baru saja mengirimkan video ke grup MAN!FEST-O.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Call to Jupiter
Aktuelle LiteraturPulih pasca operasi, Hagiwara Seki kembali ke universitas. Dengan jantung baru, ia mengekspektasi hidup yang luar biasa. Mengejar ketertinggalan perkuliahan. Pergi karaoke. Bersenang-senang. Namun setelah menghabiskan satu malam di ruang karaoke ber...