Sudah rahasia umum kalau Nash itu pemarah yang sulit diajak akrab. Namun, hal ini terkompensasi sebab dia dikelilingi orang-orang ramah yang menyenangkan. Sehingga kalau ada mereka, setidaknya orang baru yang datang jadi tidak canggung-canggung amat.
Kazu berlarian girang menyambut Seki.
Shuu seperti biasa tidak banyak bicara, tapi sikapnya terbuka dan tidak memusuhi.
Yang Mulia Kohei cukup bijaksana dengan menjadi penengah, lalu memperkenalkan semua orang dengan Seki—atau lebih tepatnya, memperkenalkan Nash dengan Seki. Sebab Seki sudah kenal semua anggota band ini kecuali Nash.
"Maaf, ya. Aku datang nggak bilang-bilang."
"Secchan santai saja~ Kita kan teman!"
"Kau boleh datang kapan saja dan nonton kami latihan."
"Dari pada cuma nonton, lebih bagus lagi kalau Hagiwara-san ikutan juga, kan?"
Celetukan Kohei membuat Nash menoleh dan menekuk alis. Tetapi ekspresi galak Nash tidak membuat Kohei gentar. Kukasih tahu, ya. Sebelum jadi seperti sekarang, Kohei ini dulunya jagoan di sekolah. Dulu bahkan pernah hampir jadi atlet Judo. Serius. Gertakan macam begitu tidak berarti apa pun di hadapannya.
"Gimana, Hagiwara-san? Satu lagu saja." Kohei mengangkat telunjuk, telak mengabaikan Nash. "Kita main lagu yang barusan. Sebelum masuk, kau pasti sudah dengar, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Call to Jupiter
Fiksi UmumPulih pasca operasi, Hagiwara Seki kembali ke universitas. Dengan jantung baru, ia mengekspektasi hidup yang luar biasa. Mengejar ketertinggalan perkuliahan. Pergi karaoke. Bersenang-senang. Namun setelah menghabiskan satu malam di ruang karaoke ber...