"Kazu mana?"
"Dia bilang tidak bisa datang."
"Kenapa?"
"Uh, ada urusan mendadak. Darurat."
Mihara Kohei tahu bahwa Shuu tidak sepenuhnya jujur, tapi tidak langsung menegur. Aktivitas mereka akhir-akhir ini memang tidak begitu jelas. Kohei agak paham kalau seandainya Kazu jenuh.
"Dia mungkin lagi berusaha bawa orang yang dia bilang Tensai itu ke sini."
Nash tiba-tiba bergabung dalam konversasi. Tidak biasanya. Padahal kalau sedang merangkai lirik, seperti sekarang, dia selalu mengabaikan semua obrolan yang ada.
"Tensai?" Kohei mengusap dagu. "Oh, maksudnya orang di video kemarin?"
Tidak ada yang mengoreksi. Berarti benar.
Reka ulang sebentar. Kemarin malam, tiba-tiba saja Kazu mengunggah video ke grup chat mereka. Isinya rekaman sekumpulan anak sedang berkaraoke ria.
Personelnya ada tiga. Hanya saja yang Kohei kenal cuma Shuu dan Kazu. Satunya lagi tidak pernah Kohei lihat, tapi bersuara paling memikat. Bahkan dengan segala distorsi juga keterbatasan durasi, Kohei cukup senang mendengarnya menyanyi.
Pemuda tidak dikenal itu juga yang sepertinya mau ditunjukkan Kazu pada mereka. Sebab dia berisik sekali minta Nash memberi opini—meski ujungnya dikacangi. Kasihan.
"Kau kenal dia, Shuu?"
Dari ekspresinya, kelihatan sekali Shuu tidak mau jawab. Tetapi yang bertanya Kohei, sosok yang dia hormati. Terpaksa juga Shuu buka suara.
"Namanya Hagiwara Seki. Seniorku. Ulang semester di kelasku karena cuti tahun lalu."
Profil singkat yang Shuu kemukakan kedengaran tidak memikat. Buktinya, Nash cuma memberi perhatian berupa lirikan dari ujung mata. Kemudian kembali mencorat-coret lembar buku.
Di lain sisi, Kohei sedang berusaha mengingat apakah pernah mendengar nama Hagiwara Seki sebelumnya. Mungkin sebagai anggota band yang pernah mereka temui di festival-festival sebelumnya. Kohei diam-diam punya koneksi luas.
Dia gagal di percobaan pertama.
"Hmm .... Aku belum pernah dengar nama Hagiwara, Seki, atau dua nama itu sebelumnya."
"Aku dan Kazu juga baru kenal Seki-san di kelas. Kami belum pernah lihat dia di mana pun sebelumnya."
Menarik juga. Tidak pernah kelihatan, tapi sudah mencuri atensi Kazu.
Jangan salah. Biar bodoh begitu, seingat Kohei, Kazu tidak sembarangan menandai orang. Apalagi yang belum dia kenal.
"Ini gimana, Nash?"
"Apanya?"
"Kazu." Kohei beranjak dari drumnya buat mengambil botol minum. "Kayaknya dia mau bawa si Hagiwara ini."
"Mau bawa siapa juga bukan masalahku."
Waktu mengatakan ini, Nash sudah mencampakkan kertas dan pulpen. Kemudian memberikan kertas tadi ke Shuu. Latihan hari ini, mungkin mereka akan coba lagu baru itu.
"Selama dia tahu kapan waktunya berhenti."
Shuu menaikkan alis. Sementara Kohei bergeming. Paham.
Maksudnya jika Kazu terlalu lama mengabaikan latihan, maka mereka harus cari angggota baru.
Seperti yang terjadi pada Yucchan dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Call to Jupiter
General FictionPulih pasca operasi, Hagiwara Seki kembali ke universitas. Dengan jantung baru, ia mengekspektasi hidup yang luar biasa. Mengejar ketertinggalan perkuliahan. Pergi karaoke. Bersenang-senang. Namun setelah menghabiskan satu malam di ruang karaoke ber...