Perkenalan: Mihara Kohei (2)

47 23 0
                                    

Setelah mendengarkan Kohei lebih banyak, Seki menjadi lebih paham. Rupanya apa yang disebut prediksi itu tidak lebih dari tebakan semata.

"Wajarnya, orang yang sangat suka sesuatu pasti mencoba untuk menyelam lebih jauh."

Masuk ke forum. Komunitas. Jika kau belum percaya diri untuk ambil bagian, paling tidak kau bisa dekat dengan orang-orang yang menyukai hal serupa.

"Tapi Kazu bilang, meski suka menyanyi, kau tidak pernah ikut band atau kegiatan musik apa pun."

Kohei memberikan jeda pada kalimatnya sebelum bertanya:

"Hagiwara-san ... belum ada niat untuk menyanyi dengan serius, ya?"

Tidak ada jawaban. Namun Seki menggaruk belakang leher. Kohei memahami.

"Jika memang Hagiwara-san menyanyi sebatas hobi, aku bisa mengerti," kata Kohei, menyandarkan diri di kursi. "Kami juga tidak akan menganggu lagi. Karena visi kita sudah beda. Kami cuma bisa berjalan dengan orang yang visinya sama."

Kalau ada yang bilang bakat bukan segalanya yang dicari di dunia, itu ada benarnya.

Kebutuhan manusia lebih kompleks. Tidak hanya bisa dipenuhi dengan bakat semata. Misalnya kelompok musik.

Kau tidak bakal bisa merekatkan beragam persona dan bentuk kepala hanya dengan bakat.

Apalagi soal band-nya Kohei.

Melihat cara Kohei menjawab dari tadi, juga mengingat cerita Inoue, Seki mulai berani mengambil konklusi bahwa MAN!FEST-O dibentuk dengan ambisi.

"Apa kalian seserius itu?"

"Bukannya Kazu sudah bilang padamu, Hagiwara-san? Kami bukan band yang main secara kasual."

Kalau diingat, kemarin memang sudah diberitahu.

"Serius sekali sampai sebegitunya selektif?"

Seki yakin sudah memilih kata dengan baik. Namun Kohei mengangkat alis kiri. Seperti sudah mengendus sesuatu di balik pertanyaannya.

"Aku tidak ingat tadi pernah bilang sesuatu soal bagaimana pemilihan vokalis kami berjalan. Kazu juga tidak cerita kalau dia bahas itu denganmu."

Seki mengalihkan mata ke meja kosong di sebelah.

"Kau pernah dengar sesuatu tentang kami, ya?"

Aduh. Mati. Sudah terlambat buat kabur. Bagusnya memang tadi Seki iya-iya saja. 

A Call to JupiterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang