Angkat kepalamu,princess.

466 90 15
                                    

Entah dimulai sejak kapan, Gia selalu saja mengekori Jimmy. Sampai seluruh fakultas heboh membicarakan hubungan keduanya.

Sebenarnya, Jimmy memang menyukai Gia, c'mon, siapa yang tidak ingin mendapatkan hati Alessia Gia Ananda? nope. Semuanya ingin.

Kemungkinan besar, beberapa mahasiswa kampus sampai ingin dikutuk menjadi Jimmy, nampaknya seru, diikuti Gia kemanapun perginya.

●●●●●

"Heh, anak ayam, lo beneran dating sama Gia? lo pake pelet mang yayat ya?." Vian mulai berimajinasi lagi.

Jimmy mendecih, sedangkan Julian tertawa terbahak bahak, sampai memukul pahanya sendiri saking gelinya.

"Bangsat, daripada ngedukunin Gia, gue lebih pengen dukunin kalian berdua, biar dikutuk jadi ikan asin."

Julian melirik Jimmy tak terima. "Jim tega banget sih lo, yakali ikan asin, gue sama Vian terlalu tampan kalo disihir jadi ikan asin, ngerendahin temen banget sih lo." protes Julian.

Jari telunjuk Jimmy menyentuh dagunya sendiri, dengan kepala yang sedikit terangkat. "Biarin, biar dijemur sampe kering lo lo pada."

Giliran Vian yang bersua. "Daripada lo halu, mendingan lo keluar kelas sekarang. Gia ada didepan kelas, meringis terus daritadi, ga kering apa itu giginya."

"Brengsek! gue ngakak, nyet!." Julian ,receh sekali.

Langkahnya gontai, meski jantungnya berdebar karena melihat kecantikan paripurna Gia. Apalagi, pipi gembulnya itu membulat saat ia tersenyum. Lemah.

"Gi, jangan senyum sumringat gitu ah." Jimmy memalingkan wajahnya.

"Kenapa? gue cantik ya? ya maaf, cucunya Aphrodite sih." mulai.

"Ngga gitu, ntar gigi lo kering."

Raut wajah Gia berubah masam, sedangkan Jimmy tertawa terbahak bahak puas sekali. Sambil terus mengerjapkan kedua matanya, Gia bergumam.

"Ngga, gini deh..lucunya itu dimana?."

Secepat kilat Gia meraih tangan Jimmy lalu menggenggamnya erat. "Jim, cium gue."

W-wait what?!.

Julian dan Vian tidak tuli, mereka jelas mendengar bahwa dewi Aphrodite itu meminta dicium oleh Jimmy. Sekali lagi, keduanya saling bertukar tatap, saling menampar pipi masing masing kemudian kembali fokus pada dua insan yang jauh lebih cocok disebut Princess dan upik abunya.

"Lo gila ya, Gi?."

"Iya, ketularan lo sih. Gue bercanda njir, gue mau pinjem pulpen, boleh?." wajah cantiknya sengaja di imut imutkan, berkedip berkali kali sambil tersenyum manis. Jimmy kesal, tetapi pancaran kecantikan Gia selalu saja membuatnya kalah telak.

"Kuliah macem apa sih, sampe pulpen aja gapunya." desisnya seraya meraih pulpen faster yang dikaitkan dilembar bukunya sendiri.

Gia sumringah setelah meraih pulpen Jimmy. "Thankyou! jangan baper, gue cuma bercanda, ngga ada kok dikamus gue, Aphrodite memohon dicium sama pohon lapuk. Bye." Gia melengos.

Masih terlalu pagi, Jimmy menghela nafasnya pelan kemudian kembali masuk kedalam kelas lalu duduk dikursinya. Sementara itu, Vian dan Julian menahan tawanya, mereka berdua yakin, Jimmy sudah kalang kabut saat Gia meminta cium padanya.

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang