Benci

318 87 10
                                    

Mungkin, i bakal update cerita ini seminggu sekali gitu ya? setiap hari apaa enaknya, nunggu viewers naik juga nich 🤔🤔🤔



×

×××

Tidak ada yang mencurigakan, dibalik kebahagiaan Gia cs yang begitu senang karena berhasil mendapat piagam Best Battle Brawijaya. Mereka begitu heboh memamerkan piagam yang kini berada dalam dekapan mereka.

Vian, Julian dan Jimmy pun turut bahagia, rupanya kemenangan mereka masih terus berlanjut sampai detik ini. Tentu saja, mereka kan giat berlatih. Hehe.

"Uutututu sayaang, sini peluk dulu, ngga sia sia kamu latihan tiap hari,sampe pegel ya badannya?." Vian memeluk Jasmine sebagai ucapan selamat karena kekasihnya telah berhasil memenangkan battle dance. Takmau kalah, Julian juga memberikan kecupan singkat dikening Diandra.

"Diem dieman kalian? Jim, Aphrodite lo juara, lo ngga kasih selamat?." goda Julian sembari menyiku lengan Jimmy.

"Apaan sih kalian, gue udah kasih selamat kok ke Gia." Jimmy mendengus.

"Gausa sok malu njink, biasanya malu maluin." sindir Vian. Pria itu gemas sebenarnya, Gia dan Jimmy sama sama gengsi untuk mengungkapkan perasaan mereka, padahal tidak ada salahnya kan? jaman sudah maju, makin canggih, masa pemikiran masih stuck di era megalitikum, ya ngga, Gia?." Julian mengeraskan suaranya.

Yang sedaritadi di jadikan bahan omongan malah terdiam, tersipu sambil senyum senyum salah tingkah. Ya, namanya juga anak remaja.

.

.

.

Didalam kelas, Bella sengaja menyendiri, gadis itu nampaknya telah melakukan kesalahan besar karena sudah masuk kedalam perangkap Gia, andai saja dia tidak memikirkan apa yang dilihatnya tadi, pasti piagam itu jatuh ke tangannya. Sejak mereka berdua berada di sekolah menengah pertama pun, hubungan mereka tetap sama seperti sekarang, saling benci dan berusaha terlihat unggul. Bella dan Gia memiliki ambisi yang kuat, sama sama ingin menjadi pusat perhatian, hanya saja Gia selalu berada selangkah lebih depan daripada dirinya sendiri.

Sambil melamun dan menopang dagu, Bella masih membayangkan betapa bodohnya dia melewatkan battle dance yang sudah ia nantikan sejak lama. Kalau dipikir pikir, Bella menyesalinya.

"H-hai, Bella.."

Seseorang datang, membawa sebotol coca cola sambil tersenyum santai.

"Hmm, hai Jim.." Bella mendongak setelah tahu bahwa Jimmy yang datang menghampirinya. Pria itu selalu saja tersenyum, tampan, dan memiliki aura positif yang sangat menarik. Andai saja, Jimmy menyukai Bella.

"Sorry Jim, gue ngga maksu--"

Jimmy menyentuh tangan putih Bella, lagi lagi pria berotot itu menorehkan senyuman manis yang begitu indah. "Nggapapa, masih ada kesempatan lain kok, Bel. Jangan sungkan gitulah, lo ngga salah kok."

Agaknya Bella bisa bernafas lega, mengapa? karena Jimmy menenangkannya. Mudah sekali kan? Bella tidak lagi merasa badmood , Jimmy telah membuat suasana hatinya jauh lebih baik. "Oh,iya.. selamat ya!! yaampun, lo kok diem aja sih Jim? lo ngga bilang bilang kalo lo jadian!." Bella berujar.

"J-jadian?." Jimmy tidak mengerti.

plak. Bella memukul pelan lengan berotot Jimmy. "Ck, dasar lo, kapan kapan traktir dong, jadian kok diem diem." goda Bella,meski dalam hatinya,ia berteriak tidak ikhlas.

"Wait wait, gue jadian? siapa bilang?."

"Siapa lagi? Aphrodite lo lah.. selamat ya, langgeng! gue baru tau, cowo kayak lo, tertarik juga pacaran."

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang