You

354 71 31
                                    

Untung saja, masalah Haikal terselesaikan, jadi Gia tidak perlu khawatir lagi soal itu. Hanya saja, Gia tidak mengerti apa maksud dari kedatangan Jimmy kerumahnya, tiba tiba dan masih terlalu pagi untuk sekedar 'bertamu'.

tuk.

Gia meletakkan segelas susu untuk Jimmy diatas meja, lalu ia duduk menyilangkan kaki disofanya. "Kenapa? tumben lo kesini?." tanyanya.

"Mampir aja, btw.. lo sama Haikal ngga tidur bareng kan?."

Gia menoleh, menatap Jimmy seperti 'bagaimana bisa ia berpikir sejauh itu'. Hati kecil, Gia tertawa, ada apa memangnya? Jimmy ini konyol ya.

"Lo kesini cuma mau nanyain itu? dari awal lo deket sama gue, kita sejauh apa emang? pernah sex? lo lama lama konyol tau ngga. Heran gue." Gia sewot.

"Ngga gitu, ya kan.. ya, lo kan.. pacaran sama Haikal." provokasi. dasar.

Gia berusaha tidak meledakkan tawanya. Sungguh, raut wajah Jimmy sangat konyol sekarang. Gia tahu, rencananya tidak akan pernah gagal, lagipula tanpa mendesak Jimmy terus menerus, dia mampu membuat pria itu naik darah akan semua tindakannya.

Jimmy harus meyakinkan diri, sebenarnya hatinya ini untuk siapa?

"Ohhh... ya tapi, setau gue kalopun pacaran ngga melulu soal sex deh Jim. Jangan jangan, lo sama Mika..udah?."

"YA NGGA LAH, kenapa harus Mika?."

"Then? gue?." skakmat. Jimmy salah tingkah.

Tanpa menjawab ucapan Gia, pria dengan hoodie putih itu beranjak dari sofa,bersiap pergi sebelum obrolan mereka semakin menjurus ke topik yang tidak tidak.

"Gue balik dulu." ujarnya.

"Besok sampe dua hari kedepan, ngga ada kelas. Anak anak mau ke puncak, lo ikut?." Gia mendongak, memastikan pria itu masih mampu mendengar ucapannya.

Jimmy berpikir sejenak, mencari jawaban yang pas untuk pertanyaan Gia. Untuknya, lebih baik ikut, setidaknya dengan begitu Jimmy bisa menghindar dari Mika untuk sementara waktu.

"Lo sendiri, ikut ngga?."

Gia tersenyum puas. "Kalo lo ikut, gue juga." genit.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

[ Puncak Bogor ]

"WOHOOO!!!! sumpah gue ngga pernah sebahagia ini sebelumnya guys! OMG.. parah sih." teriak Vian lantang sembari merentangkan kedua tangannya seperti adegan di film titanic.

pletak. Jasmine menyentil kepala Vian. "JADI SAMA GUE NGGA BAHAGIA? GITU YA LO? FAKE YA LO? BRENGSEK,SATU LAWAN SATU HAH?!." gadis itu melotot tak terima.

"E-eh, ngga gitu sayang, m-maksudnya..aku tuh aaaaahhhhhhh!!!."

Biarkan saja dua insan itu, mereka masih harus menyelesaikan persoalan intern, Julian dan Diandra? dua sejoli itu berfoto, menikmati udara sejuk serta pemandangan indah yang menyenangkan mata, lalu..dimana Gia dan Jimmy?

Miris. Keduanya membisu memperhatikan dua pasangan itu menikmati keseruan berdua, sedangkan Gia dan Jimmy tidak bisa berbuat banyak selain pasrah menjadi penonton pilu. Kadang, Gia tersenyum simpul melihat Diandra-Julian dan Jasmine-Vian, kisah mereka itu unik, tak pernah ada pertengkaran serius atau bahkan terendus kabar miring soal hubungan mereka. Gia iri sekali.

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang