- SEÑORITA -

424 80 16
                                    

Beri tepuk tangan meriah untuk Brenando Jimmy Adiyaksa, mengapa? karena pria itu berhasil mengalahkan egonya. Untuk kali pertamanya, Jimmy menemui seorang gadis, bahkan sampai datang langsung kerumah gadis itu, siapa? tentu saja, our Aphrodite, Alessia Gia Ananda.

Jangan salah, Jimmy harus menahan takut saat lima bodyguard Gia memutarinya sembari menatapnya dengan tatapan sengit. Bukan karena membenci Jimmy, memang para bodyguard keluarga Goldy harus selektif dalam menerima tamu, sekalipun, orang yang datang ini mengaku sebagai pacar dari Gia.

Jimmy bisa bernafas lega, saat seorang pelayan mengajaknya masuk kedalam rumah Gia. Jimmy sampai terpukau dengan kemegahan dan keindahan rumah Gia, pantas pantas saja kalau Gia disebut sebagai Aphrodite , dari semua interior bak kerajaan ini, cukup membuat Jimmy paham mengapa Gia bisa percaya diri seperti itu.

"Tuan, anda bisa langsung masuk kedalam kamar nona Gia." pelayan itu menunjuk sebuah ruangan dengan pintu tertutup pada Jimmy. Santai sekali, apa tidak apa apa kalau Jimmy langsung masuk?

Tidakmau lancang, Jimmy menolak. "M-maaf, bisakah anda memanggilnya keluar? s-saya tidak bisa masuk kedalam kamarnya." Jimmy ragu.

"Justru saya tidak bisa asal memanggil nona Gia, tuan. Saya tidak memiliki wewenang memerintah nona Gia, bukankah memanggilnya, sama saja saya memerintahnya untuk turun dan menemui anda? maaf, anda bisa masuk sendiri kesana." ujar sang pelayan sebelum membungkukkan badannya lalu berlalu meninggalkan Jimmy yang tengah mangap mendengar penjelasan pelayan Gia.

"OMG.. Gia benar benar seorang Aphrodite." Jimmy menggelengkan kepalanya berkali kali.

Meski ragu, akhirnya Jimmy sudah berada tepat didepan kamar Gia.

Pintu kamarnya saja sudah sangat besar dan kokoh, bagaimana isi dalamnya? apakah,ada taman bermainnya juga? kolam renang? oke. Lupakan.

tok tok tok.

Jimmy mengetuk pintu kamar Gia berkali kali, sengaja tak bersuara, agar Gia tidak mengusirnya sebelum ia bertatap muka dengan gadis itu.

"Iya, bentar gue gak tuli." serunya dari dalam kamar.

cklek.

Setelah pintu kamarnya terbuka, Gia terkejut bukan main karena melihat Jimmy sedang berdiri santai didepan kamarnya, tak ada sapaan selain tatapan sendu yang sulit sekali diartikan.

"L-lo, ngapain lo dis--"

Bibir tipis Gia dibekap dengan tangan Jimmy sendiri, lalu pria itu melangkah masuk kemudian menutup pintu kamar Gia.

"Apaan sih? lo ngapain disini!." Gia menghempas tangan Jimmy kasar.

Walaupun Gia berusaha bersikap kasar dan acuh, sebenarnya dalam hatinya ia bersorak senang, tak menyangka jika Jimmy sampai mendatangi rumahnya, bahkan sekarang pria itu berada didalam kamarnya.

Jimmy tak bersuara, yang ia lakukan hanya menatap intens wajah Gia yang mulai menahan malu karena terus ditatap oleh Jimmy. Pergerakan pria itu sungguh tak terduga, terus melangkah maju sampai tubuh Gia tertahan oleh tembok kamarnya sendiri.

"Pulang aja, lo gausa kesini, balik sebelum gue teriak!." Gia jual mahal.

Jimmy mendengus kesal, justru ia malah merasa semakin ditantang oleh Gia. Seorang gadis seperti Gia, memang menarik, selalu saja memiliki banyak cara untuk membuat lawan jenisnya bertekuk lutut dihadapannya.

"Jimmy! gue serius!."

"Diem, gue ga peduli meskipun lo teriak,lo marah, sekarang saatnya gue yang ngomong."

"Lo childish, keluar lo!."

"Gia dengerin gue, please, gue cuma mau ngomong sekali aja."

"Keluar, atau gue bakal bener bener benci sama lo."

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang