Sweet

408 68 37
                                    

Hi guys, sebelum kalian baca ceritanya.. aku kasih tau dulu ya, jadi emang sejak awal aku bikin 'GIA' ini, akutuh uda yakinin diri kalo emang ceritanya ngga sampe panjaaaaaaang banget, aku malah pengen singkat padat jelas. 🌚🐾

Yang penting kalian suka sama karakter 'GIA' aku uda cukup puas btw ehehe.😌

Dan ya, aku malah uda nyiapin ending diawal aku bikin cerita ini wkwkw, karena aku lagi pengen banget bikin ending yang 'ya nanti lah kalian baca sendiri'.

Maaf kalau nantinya kalian ngga suka sama endingnya.. aku harap, apapun keputusanku kalian menghargai itu.

Oh ya, makasih banget uda antusias sama semua FF Seulmin, eh napa jadi kayak speech perpisahan wkwkw. Langsung aja deh, kuy!!!!!!!!!!!!!👀👀👀

.

.

.

.

.

Gia sedikit mencondongkan tubuhnya kebelakang karena Jimmy masih berusaha mencium bibirnya, dasarnya sudah niat menggoda, Jimmy tidak main main ketika wajah mereka akhirnya bersinggunggan dan saling bersentuhan. Agar Gia tidak terhuyung kebelakang, Jimmy menahan punggung gadisnya menggunakan satu tangan, lalu satu kecupan manis pun berhasil mengenai bibir tipis Gia.

cup.

Meski hanya sebuah kecupan singkat, detak jantung Gia berdegub sangat kencang. Ia berharap Jimmy tidak mendengar suara deguban memalukan itu.

"I love you, from a place that has no beginning and no end." lirih Jimmy sembari menyelipkan poni panjang Gia ke belakang rungu.

Tiba tiba, semuanya terasa mengalir begitu saja, semua kecupan dan pagutan yang mereka lakukan terus berlangsung entah berapa lamanya. Satu hal yang Gia ingat, pria itu menggendongnya secara bridal lalu membawanya kekamar.

Keesokan paginya, Jasmine cs dibuat menggila oleh pemandangan paling menyeramkan di Vila ini. Mereka semua berusaha memastikan bahwa apa yang ada didepan mata mereka ini hanyalah sebuah ilusi karena mereka masih belum sadar 100% dari dunia mimpinya.

Diandra sampai berjinjit demi melihat kebenaran yang terpampang dikamar Jimmy, apakah benar, gadis yang berada dalam pelukan Jimmy itu.. Gia?

"Bangunin! ini ngga boleh terjadi!!!." Vian mulai bereaksi berlebih.

"Sabar oncom, gue aja yang bangunin!." Julian berlaga superhero yang siap menyelamatkan bumi dari serangan monster.

Perlahan tapi pasti, Julian mengendap endap menuju tepian kasur Jimmy, ia bergidik sesaat setelah melihat Gia dan Jimmy masih pulas dalam dunia mimpi mereka, berpelukan dan posisinya..oke.

"G-guys, I--ini.. dempet banget sumpah!." Julian berlari kecil kembali ke ambang pintu. Membuat yang lainnya gemas karena Julian tak segera membangunkan keduanya.

Mungkin, kebisingan Jasmine cs terdengar samar, sampai Gia dan Jimmy bersama sama meregangkan otot lalu menguap sembari membuka kedua mata mereka. Mereka semua hanya membisu, saling tatap tanpa ada aktivitas lainnya. Canggung dan heran.

"WTF?!?!?!? K--KALIAN TIDUR BARENG?!." pekik Vian dan Julian bersamaan.

Gia mengulum bibirnya sendiri sembari menoleh kearah Jimmy, pria dengan jakun mempesona itu terlihat mengukir senyuman singkat dibibirnya. "Why? gue bakal nikahin Gia bulan depan, siapin kado pernikahan ya? yang mahal. Gia ngga suka barang murahan, iya kan sayang?." tegas Jimmy menekan ucapannya.

"WOY? KALIAN TIDUR BARENG?."

pranggg. Lamunan indah Gia berantakan. Brengsek. Mengganggu imajinasi apik saja.

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang