Thankyou

675 83 46
                                    

× Guys,apapun endingnya..terima ya? ini udah end..kalo kalian minta epilog, aku bakal kasih 💜,btw sorry semalem gajadi up. Semoga kalian suka yaa, ❤❤❤ ×








×××

Entahlah Gia tidak tahu kenapa suasana kampus terasa berbeda dari biasanya. Bahkan, saat Gia mengirim pesan untuk Diandra dan Jasmine, tak ada balasan sama sekali dari mereka.

Padahal, Gia butuh kedua temannya itu untuk menghiburnya sekarang.

- Kelas -

Gia melangkah lemas menuju kursinya, seperti sudah tidak ada semangat hidupnya sama sekali, ia juga menyadari bahwa tas Jasmine dan Diandra ada dikelas, tetapi kemana dua gadis centil itu?

"Kok pada ilang ya? kemana sih?." gerutunya geram.

Tak lama, Vian dan Julian memasuki kelas, mereka bergurau ketawa ketiwi tanpa menyapa Gia yang sudah berdiri sambil melambaikan tangannya pada mereka. Karena diabaikan, Gia memilih untuk duduk dikursinya sendiri. Vian dan Julian bertingkah biasa seolah didalam kelas hanya ada mereka berdua.

"Eyy yooow pagi!!." seru Diandra dari luar kelas.

"Diandraa?! lo darimana aja, gue uda nungguin lo daritad--"

Tatapan mata Diandra membuat Gia berhenti bersua, gadis itu Nampak tidak suka ketika Gia menyapanya begitu antusias. Hingga, Jasmine pun ikut muncul namun wajah angkuhnya justru dipamerkan pada Gia.

"Gia, kita semua ngga nyangka, lo bakal boongin Jimmy kayak gitu, lo bahkan ngga ngaku ke kita siapa Haikal sebenernya. Sorry, mendingan kita berjarak untuk beberapa saat. Kita semua masih shock karena lo boongin kita." tukas Jasmine sebelum melangkah pergi disusul ketiga temannya yang lain.

bruk.

Gia ambruk dilantai kelas, nafasnya terhembus kasar dan penuh penyesalan. "Wtf, mereka pikir gue gabisa tanpa mereka semua? hellow, gue Aphrodite ya, please. Mau kalian pergi juga ngga ngefek apa apa ke gue! bangsat!."

Selama kelas, Gia sama sekali tidak digubris oleh Jasmine cs, namun gadis itu tidak mempermasalahkannya. Ia bukan gadis yang butuh dikasihani atau ditemani oleh sekelompok anak bawang macam Vian dkk.

Untungnya, kelas Pak Husein tidak ada yang namanya pengelompokan tugas, kalau sampai ada, mampus lah Gia.

ding ding ding ding..ding.

"Oke anak anak, kelas sudah selesai, bapak harap kalian bisa membuat PP tentang materi saya barusan. Sebelum saya keluar, ada yang ingin dikemukakan?." tanya pak Husein sembari menaikkan kacamatanya yang melorot ke hidung.

"Ngga ada paakkk."

"Yasudah, awas saja kalua nilai ujian anjlok satu kelas."

***

Jimmy menyender ditembok luar kelas, sengaja menantikan Gia. Belum puas kalau tidak bertatap muka langsung dengan Aphrodite.

"Ikut gue." seru Jimmy sembari menggandeng tangan Gia.

Mereka berdua berlari kecil menuju belakang kampus. Dalam pikiran Gia, ia sudah bisa membayangkan seperti apa emosi Jimmy setelah ini. Saat berujar saja, wajah Jimmy sangat mengerikan.

Setelah sampai dibelakang kampus, Jimmy langsung melepas genggaman tangan Gia ke udara.

"Gue gamau banyak bacot sama lo, lo pembohong! gue benci sama lo, benci banget, gue kasian sama lo Gia, keliatan banget kalo lo ngga pernah bahagia sampe lo bertindak ngawur kayak gini. Demi apapun, jangan pernah nampakin diri didepan gue lagi!." pekik Jimmy.

GIA ✔ [[ SeulMin Lokal ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang