"Hyung, sudah cukup minumnya, kau sudah menghabiskan 3 botol!", Jungkook memohon kepada kakaknya yang sudah tertunduk lunglai di meja bar.
"Tidak, aku masih belum bisa menghilangkannya dari pikiranku, dia harus pergi! Wanita itu harus pergi dari kepalaku, pergi kau Jung Yerin! Pergi!"
Brakkkk, tangan Yoongi memukul meja dengan keras hingga gelas-gelas jatuh dan air bertumpahan."Hyung, sudahlah lupakan dia, dia sudah menikah dengan orang lain, dia sudah menentukan pilihan hidupnya, kau harus merelakannya dan melanjutkan hidupmu", Jungkook mencoba sabar dan menenangkan kakak lelakinya itu.
"Jungkook benar hyung, ayolah kita pulang, tidak baik begini terus, kau bisa membahayakan dirimu sendiri", ucap Jimin seraya mencoba mengangkat badan kakak sepupunya yang masih meringkuk di meja.
"Tapi kenapa, apa salahku, kenapa dia memilih orang lain, aku sudah mendampinginya selama 5 tahun, kau tahu?! 5 tahun hidupku kusia-siakan untuknya", Yoongi yang sudah sangat mabuk mulai meracau dan meratap.
Jimin dan Jungkook hanya bisa bertatapan hampa, mereka sangat tahu betapa Yoongi mencintai Yerin, tapi ternyata selama ini Yerin telah berselingkuh dengan seorang pria bernama Taehyung. Wanita itu tiba-tiba mengumunkan pertunangannya dengan Taehyung tanpa memberitahu Yoongi terlebih dahulu dan tanpa kejelasan status hubungan mereka.
Yerin bahkan tak memberi waktu Yoongi untuk menyembuhkan sakit hatinya. Satu bulan setelah bertunangan, mereka melangsungkan pernikahan. Dan sekarang Yoongi, yang tetap memaksakan diri untuk datang ke pernikahan mantannya itu, sekuat tenaga berusaha melupakannya dengan membuat dirinya mabuk sepulang acara.
"Hyung, sudah ya ayo kita pulang, Yerin tetap tidak akan kembali walaupun kau seperti ini, kau hanya akan menyusahkan dirimu", usaha terakhir Jungkook untuk membujuk kakaknya.
Tak disangka Yoongi terbangun dan merespon, "kau benar Jungkook, jika aku seperti ini dia tidak akan kembali, aku harus jadi diriku lagi, aku hikk Min Yoongi yang tangguh hikk ayo pergi hikk..", Yoongi sudah benar-benar mabuk sekarang.
Dia bangkit dan mencoba mulai berjalan sambil terhuyung-huyung menuju pintu keluar. Jungkook dan Jimin mengikutinya sambil menjaga agar dia tidak jatuh.
Prangggggg, tiba-tiba terdengar suara nampan dan gelas terjatuh dari meja sebelah mereka,
"Mohon maaf Tuan, tapi anda sudah keterlaluan!", terdengar suara sang pelayan wanita berkata tegas kepada pengunjung di meja itu. "Apa yang keterlaluan, bukankah itu hal biasa, kami boleh kan menyentuhmu sedikit hahaha..", ucap lelaki paruh baya berbadan gempal kepadanya, ucapan itu disambut anggukan dan tawa dari ketiga temannya."Tidak, saya disini hanya untuk mengantar pesanan, tidak lebih. Untuk jasa lain.. anda bisa menghubungi manajer kami", ucap sang pelayan dengan bibir bergetar.
"Ah, kau ini sok jual mahal, kalau sudah bekerja disini ya sama saja, sini cepat layani kami", lelaki itu menarik tangan si pelayan dengan kasar. Sang pelayang wanita mencoba melawan tetapi karena badannya sangat kurus dia tak bisa bertahan, badannya terhuyung ke depan. Dia hampir saja jatuh ke pelukan si lelaki gempal itu namun ada badan lain yang menghalanginya.
Punggung seorang pria tiba-tiba menghadang di depannya. Tangan pria itu mencengkram tangan si lelaki gempal, "Lepaskan hikk apa kau tidak dengar dia hikk menolakmu?!", ucapnya kepada lelaki itu.
"Siapa kau, tidak usah ikut campur!"
"Cobalah bercermin dahulu sebelum menggoda wanita hahahaha..", Yoongi yang sedang mabuk masih memegang tangan lelaki itu lalu memelintirnya hingga dia tersungkur di meja.
"Hahahaha dasar lemah..", Yoongi memalingkan wajahnya dan menatap ke arah si pelayan.Tiba-tiba keadaan menjadi kacau, lelaki itu berbalik dan memukul wajah Yoongi hingga dia terjatuh, Jungkook yang melihat langsung membalas dan teman-teman si lelaki itu ikut memukulinya.
~
"Sudah pulanglah, kalian beruntung mereka tidak menuntut dan memanggil polisi", ucap manajer bar kepada mereka berempat.
"Dan kau, kau yang menyebabkan semua ini, kau tidak perlu bekerja disini lagi, datanglah besok untuk mengambil sisa upahmu, sekarang pergilah", katanya sambil mengayunkan tangan seolah mengusir."Ta.. tapi mister, para mengunjung itu yang kurang ajar apakah saya tidak berhak membela diri?", ucap si pelayan. "Hei nona, kau ini bekerja di bar, apa kau berharap mereka memperlakukanmu seperti putri raja?! Hah, sudahlah pekerjaan ini tidak cocok untukmu yang naif, cari saja pekerjaan lain.", sang manajer berbalik dan masuk kembali ke dalam bar.
Jungkook dan Jimin dengan wajahnya yang penuh memar menatap pelayan itu dengan iba, "Maaf kau jadi dipecat..", ucap Jimin.
"Ah, tidak, tidak apa, justru aku harus berterimakasih karena kalian sudah menolongku, terutama.. dia..", ucap wanita itu sambil menunjuk lelaki yang tertidur di undakan trotoar."Oh iya, dia kakak sepupuku, Yoongi, dia sedang tidak dalam kondisi baik.. hmm aku Jimin dan ini Jungkook sepupuku, namamu siapa?", tanyanya sembari mengulurkan tangan.
"Aku Sowon", ucap si pelayan, "Tolong sampaikan terimakasihku padanya jika dia sudah sadar nanti", lanjutnya sambil tersenyum melihat Yoongi, lelaki aneh, pikirnya.
"Baiklah, kami akan pulang, kau ikut saja biar kami antar, berbahaya jika kau pulang sendiri, sekarang jam 2 pagi", ucap Jimin, Jungkook lalu membopong Yoongi dengan satu tangannya. Sowon mengangguk dan mengikuti mereka ke mobil di parkiran bar.
Jungkook yang menyetir dan Jimin duduk di kursi depan. Sowon duduk di kursi belakang di samping Yoongi yang masih tertidur pulas, bibirnya berdarah karena pukulan tadi.
"Ah, Jimin apakah ada obat dan plester untuk mengobati lukanya?", tanya Sowon. Jimin mencari-cari dan menemukan kotak obat di dalam laci dashboard. Sowon lalu sebisa mungkin mengobati luka Yoongi, untunglah lukanya tidak dalam tapi bagaimanapun Sowon tetap merasa bersalah padanya.
"Yerin..", tiba-tiba Yoongi mengigau pelan.
Sowon menatapnya, wajah pria itu pucat sekali, dan Sowon yakin dia melihat tetes air mata di sudut matanya. Sowon bertanya dalam hati apa yang terjadi padanya sampai dia jadi sesedih ini.
Beberapa saat kemudian mereka sampai ke tempat yang diarahkan Sowon, "Ah, sudah sampai, disini saja, terima kasih sudah mengantar", ucap Sowon sembari membuka pintu mobil. "Baiklah, sampai bertemu lagi, mulai sekarang lebih berhati-hatilah", Jimin dan Jungkook tersenyum, melambaikan tangan dan melanjutkan perjalanan mereka.
Sungguh satu hari yang sangat melelahkan bagi Sowon. Sekarang dia harus berpikir ulang bagaimana lagi cara mendapatkan pekerjaan untuk menghidupi dirinya dan membiayai sekolah adiknya. Dengan lunglai dia pun berjalan ke arah tempat tinggalnya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Be with You
RomanceSaat takdir mempertemukan kita, apakah kita bisa memilih untuk menghindarinya?