Suasana kafe sangat ramai sore itu, Sowon duduk di samping Eunha dan mengamati setiap orang yang masuk ke kafe.
"Dia terlambat, pria macam apa yang datang terlambat di kencan pertama", Sowon mulai gusar.
"Dia tidak terlambat, kak. Kita datang terlalu cepat dari janji, lagian kakak kan yang sudah tidak sabar ingin segera kemari", Eunha berkata sambil melihat cermin ditangannya.
"Sudah, kau sudah cantik, mana si brengsek ini kenapa belum datang juga"
"Hush kakak! Sabarlah", Eunha mulai kesal tetapi tidak ingin merusak make up-nya.
Jungkook memarkir mobilnya di depan kafe, hatinya sudah tak sabar. Di sampingnya Yoongi masih sibuk dengan handphone. "Hyung ayo", ucap Jungkook tak sabar.
"Hyung apa aku sudah keren?", tanya Jungkook pada Yoongi.
"Hmm ok, apa ada alasan ku memakai pakaian hitam-hitam?"
"Hehe karena dia akan memakai putih-putih, tema kami hari ini monokrom", Jungkook tersenyum bangga.
"Terserahlah.." Yoongi hanya bisa tersenyum pasrah.
Mereka berdua berjalan masuk ke kafe dan tanpa perlu waktu lama, Jungkook sudah menemukan Eunha sedang duduk di meja tengah bersama seorang wanita.
Jungkook dan Yoongi berjalan mendekat.
"Hi Eunha", Jungkook memanggilnya dan gadis itu menoleh. Cantik sekali, pikirnya, bahkan lebih cantik dari foto profilnya, dia seperti boneka, Jungkook terpana menatapnya.
"Kau, Jungkook?", Eunha membalas. Pria ini tampan sekali, lebih tampan dari foto yang dia kirimkan, dia lucu seperti kelinci. Eunha tersenyum menatapnya.
"Eh bukankah kau yang.." tiba-tiba Sowon teringat wajah ini, dia lelaki yang menolongnya di bar, adiknya..
"Sowon? Kenapa kau disini?" suara berat Yoongi sampai di telinga Sowon.
Apa ini mimpi, kenapa kita selalu bertemu lagi?
~
"Jadi kau kakaknya Eunha, dan dia berpacaran dengan adikku, Jungkook. Hahaha dunia ini sempit ya.." Yoongi tersenyum padanya.
"Iya, akupun tak habis pikir" kata Sowon sambil meminum tehnya.
Yoongi dan Sowon akhirnya memilih duduk di satu meja, terpisah dari meja Jungkook dan Eunha. Bukan apa-apa, tetapi karena mereka berdua sama-sama tidak tahan dengan suasana 'lovey-dovey' yang muncul antara dua adiknya itu.
Sowon masih belum percaya pada Jungkook, dia masih mengamatinya dari meja. Jika dia adik Yoongi, berarti dia adalah cucu kedua keluarga Min. Apakah keluarga mereka bisa menerima kondisi Eunha, apakah Eunha tidak akn kecewa pada akhirnya?! Hatinya tak berhenti merasa khawatir.
Yoongi sendiri bukannya tanpa pikiran, dia sedari tadi mengamati Sowon. Mengapa bisa, Eunha memiliki seorang kakak yang harus bekerja sebagai pelayan bar, ada kisah apa dalam hidupnya.
"Apa ada yang aneh, kenapa menatapku terus?" Sowon tiba-tiba menyadari tatapan kosong Yoongi padanya.
"Eh, tidak, hanya ingin menanyakan kabarmu. Apa ku sudah mendapatkan pekerjaan baru setelah kejadian kemarin?" tanyanya.
"Saat ini belum, tapi besok aku ada interview"
"Ah, baguslah. Hmm kalau aku boleh tau, kenapa kau harus bekerja? Sepertinya usiamu masih usia kuliah."
"Hmm panjang ceritanya, jika disingkat, kami sudah kehilangan orangtua kami, dan harus menghidupi diri sendiri, tapi Eunha masih harus sekolah jadi aku yang bekerja" Sowon berkata sambil menyeruput teh nya yang sudah tinggal setengah.
"Kau hebat" puji Yoongi.
"Terimakasih" Sowon menunduk, entah kenapa pipinya memerah karena pujian singkat itu.
"Ah sepertinya aku harus kembali ke kantor, apa kau masih mau menunggui mereka?" tanya Yoongi sambil berdiri dari kursinya. "Sepertinya mereka tidak akan kehilanganmu" ucap Yoongi sambil tersenyum.
"Yah, kau benar. Aku seperti orang bodoh saja jika tetap disini, aku juga akan pulang. Adikmu itu, dia bisa dipercaya kan?"
"Tak perlu khawatir, dia sama polosnya dengan anak umur 10 tahun, hanya badannya saja yang besar hehe, ayo ikut sekalian kuantar kau"
"Baik, terimakasih"
Yoongi dan Sowon berjalan berdampingan menuju pintu keluar saat Sowon mendengar ada yang memanggilnya.
"Sowon, Jung Sowon benarkah itu kau?!"
Suara itu, Sowon mengenali suara lelaki itu. Suara yang sangat familiar di telinganya tapi kini dibencinya. Sowon pun berbalik.
"Kim Seokjin?!" Sowon menatap lelaki di hadapannya dengan tak percaya. Wajahnya masih sama tampan seperti dulu, seolah dia tak menua, hanya saja rambutnya berbeda, sekarang terlihat lebih pendek dengan undercut.
"Iya ini aku, aku tidak percaya akhirnya kita bertemu lagi. Aku sudah mencarimu kemana-mana, aku mengunjungi rumah lamamu dan menghubungi saudara dan temanmu tetapi tak ada satu pun yang tahu kau dimana, dan sekarang secara kebetulan saja kita bertemu disini. Bukankah itu takdir?"
Wajah Sowon memerah mendengar ucapannya, apa-apaan orang ini, bukankah dia sudah mencampakkanku dulu.
"Umm apa dia temanmu?" Yoongi bertanya padanya.
"Ah iya ini Seokjin teman sekolahku dulu, Seokjin ini Yoongi" ucap Sowon sambil memperkenalkan keduanya.
"Teman sekolah? Apa maksudmu teman? Kau itu kekasihku!" Seokjin mengucapkannya dengan keras membuat Sowon memerah lagi karena malu. Beberapa pengunjung kafe mulai melirik-lirik padanya.
"Tidak Seokjin, itu sudah berlalu, lagipula kau yang mencampakkanku, apa kau tidak ingat?" ucap Sowon hampir menangis.
"Sowon aku minta maaf, semua itu salah paham. Aku harus melakukannya karena harus melindungi keluargaku, kau paham kan? Sowon maafkan aku, aku selama ini mencarimu terus karena aku ingin minta maaf" Seokjin mendekat dan akan memegang tangan Sowon tetapi Sowon menepisnya.
"Sudahlah Seokjin, semua sudah berlalu, aku sudah melanjutkan hidupku. Kau berbahagialah sekarang bersama tunanganmu" Sowon sudah ingin sekai keluar dari sini.
"Hah pertunangan itu sudah dibatalkan, kelurga Choi adalah kelurga yang licik. Sowon dengar aku, kembalilah padaku ok? Kita mulai dari awal lagi" Seokjin tersenyum.
Sowon yang sudah menahan tangis daritadi tanpa sadar mencengkram lengan baju Yoongi dengan erat. Yoongi yang menyadarinya lalu berkata,
"Hei bung, kurasa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan ini, kami mau pulang.""Maaf tapi anda tidak perlu ikut campur urusanku dengan Sowon, anda tidak ada hubungannya dengan ini" ucap Seokjin dengan nada tidak sabar.
"Ya, dia ada hubungannya" tiba-tiba Sowon berkata.
"Apa?" Yoongi dan Seokjin berkata bersamaan sambil menatapnya.
"Kubilang pria ini ada hubungannya dengan kita Seokjin, aku tidak bisa kembali padamu, aku sudah melanjutkan hidupku yang baru, dengan dia, Yoongi adalah pacarku sekarang."
"Apa?!" lagi-lagi Yoongi dan Seokjin berkata bersamaan sambil masih menatap Sowon.
Sowon tahu dia pasti sudah gila karena melakukan ini, tapi ini cara agar Seokjin berhenti mengganggunya. Sowon menarik lengan Yoongi agar dia mendekat ke arahnya, lalu dia memeluk leher Yoongi dan mencium bibirnya.
Seokjin menatap tak percaya, bahkan Eunha dan Jungkook pun ikut melihat kejadian itu dan mereka terlihat shok.
Yoongi yang kaget hanya bisa terdiam kaku, ciuman itu singkat dan lembut membuat badannya berhenti berfungsi.
"Kau lihatkan? Aku sudah punya kekasih baru yang menyayangiku dan melindungiku sekarang, kau tidak perlu khawatir. Pergilah dan jangan cari aku lagi, ayo sayang" Sowon menggandeng lengan Yoongi dan menyeretnya keluar dari kafe meninggalkan Seokjin yang masih cemburu dan tak percaya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Be with You
RomanceSaat takdir mempertemukan kita, apakah kita bisa memilih untuk menghindarinya?