Waste It on Me 🔞

395 16 3
                                    

🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞

Sowon mengejar Yoongi yang sekarang sudah menuju mobil, "Yoongi, tunggu aku" teriak sowon sedikit berlari. Kakinya sakit karena sepatu tingginya sempit.

Yoongi menaiki mobilnya dan menyalakan mesin, tepat saat Sowon membuka pintu penumpang dan berhasil naik. Yoongi menginjak gas dan menyetir keluar venue.

"Yoongi pelan-pelan saja, jangan ngebut" Sowon tak yakin Yoongi mendengarnya. Wajah Yoongi kosong tanpa ekspresi tatapannya lurus melihat jalan.

Mereka terdiam sepanjang perjalanan pulang, Sowon tak bisa membayangkan bagaimana perasaan Yoongi sekarang. Dia pasti terkejut dan kecewa.

Akhirnya mobil berhenti, tetapi ini bukan tempat tinggal Sowon, ini seperti gedung kantor. Yoongi turun dan membanting pintu mobil. Sowon susah payah mengikutinya berjalan masuk ke dalam gedung.

Suasana kantor gelap dan sepi, Yoongi menyalakan semua lampu dan terus berjalan masuk menuju ke ruangan bertuliskan 'Genius Lab'. Sowon mengikutinya karena dia tak tahu harus bagaimana. Yoongi menekan tombol password dan pintunya terbuka, lalu dia masuk dan menyalakan lampu dan semua peralatan.

Sowon ikut masuk, pintu otomatis menutup sendiri di belakangnya. Kini dia berada dalam ruang kerja Yoongi yang cukup luas, ada sofa besar di samping kanan pintu, banyak pajangan dan buku di rak serta seperangkat komputer, speaker dan piano keyboard yang kelihatan canggih. 

Yoongi duduk di kursi putar sambil menutup wajahnya.

"Emm, Yoongi.. Yoon, Yoongi, kau baik-baik saja?" panggil Sowon sambil menyentuh bahunya.

Yoongi membuka tangannya dan terlihat kaget melihat Sowon disana. Ah benar, pikirnya aku bersama Sowon. Yoongi menyadari kesalahannya.

"Sowon, maaf aku sangat bodoh, aku malah membawamu kesini, ayo kuantar kau pulang" dia berdiri lagi.

"Tidak usah Yoongi, kondisimu sedang kurang baik, biar aku pulang sendiri saja, tapi apakah kau bisa memberitahuku ini dimana? Supaya aku bisa menelfon taksi online"

"Tidak, ini sudah malam bahaya jika pulang sendiri, ayo" Yoongi sudah menuju pintu.

"Tak apa, aku bisa pulang sendiri, lagian apa kau yakin bisa menyetir sekarang?" ucap Sowon ragu.

Yoongi pun ragu bisa menyetir dengan baik, emosinya sedang kacau.

"Baiklah aku akan menelpon Jungkook kemari biar dia yang mengantarmu, kau mau kan menunggu?"

Sowon mengangguk.

Yoongi mengambil handphone lalu menelpon adiknya, Sowon menunggu sambil melihat sekeliling ruangan.

"Jungkook sedang di kampusnya, dia akan kemari sekitar satu jam lagi, kau tunggu saja disini, sebentar aku ambilkan minum." Yoongi berjalan ke arah kulkas kecil di sudut ruangan dan mengambil soda darisana lalu menaruhnya di atas meja.

"Sini duduklah di sofa"

Sowon mengikutinya. Dia menatap Yoongi yang kini duduk bersandar di sofa, ekspresinya masih datar.

"Kau baik-baik saja?" tanya Sowon.

Yoongi tersenyum pahit, "Kau pasti kasihan melihatku ya? Si bodoh ini, berharap akan menang dengan membuat mantannya cemburu, tapi akhirnya tetap kalah dengan perasaannya sendiri. Aku memang pecundang" Yoongi menunduk sambil menutup wajahnya lagi.

"Tidak begitu kok, dia benar-benar cemburu melihatku denganmu, aku berbicara dengannya saat kami di toilet"  ucap Sowon berusaha menghibur.

"Tapi apa gunanya, toh dia sudah menikah dengan orang lain, dan akan punya anak, hah, anak, bisa kau bayangkan itu? Anak adalah tanggung jawab besar, dia tidak akan mungkin meninggalkannya untukku harapanku sudah tertutup" Yoongi meracau lagi.

Be with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang