Prang.. gelas yang sedang dipegang Sowon tiba-tiba terjatuh. Sowon kaget dan memandangnya, kenapa bisa jatuh padahal dia memegangnya dengan benar.
"Noona, kau tidak apa-apa?" tanya Taehyun.
"Aku tidak apa-apa, tapi berantakan.." Sowon membungkuk.
"Eh tidak usah, biar aku saja yang bersihkan, Noona istirahatlah, wajahmu pucat sekali." Taehyun menuntunnya ke ruangannya lalu mendudukkan ya di kursi.
"Terimakasih Taehyun."
"Kalau perlu apa-apa, panggil aku saja ya" Taehyun berjalan keluar ruangan lalu menutup pintu.
Sowon tak tahu kenapa suasana hatinya tak enak, dia lalu menelepon Yoongi tapi tak ada jawaban.
Akhirnya dia menelepon Eunha dan memintanya menjemputnya pulang.
~
Yoongi sampai di apartemennya sudah larut malam. Dia masuk dan menutup pintu perlahan. Lampu ruang tengah masih menyala, dia melihat Sowon tertidur di sofa sambil memegang remote tv. Perutnya yang sudah mulai buncit terlihat menyembul.
Yoongi tersenyum memandangnya, lalu menggendongnya ke kamar. Saat menidurkannya di ranjang, Sowon terbangun.
"Oppa sudah pulang, pasti sibuk sekali ya hari ini" ucap Sowon mengantuk.
"Eh, iya, maaf aku melewatkan telepon darimu. Kau menungguku ya?" Yoongi membelai rambutnya.
Sowon mengangguk.
"Kembalilah tidur, nanti aku menyusul" ucap Yoongi sembari mengecup keningnya.
Sowon pun kembali nyenyak, Yoongi memandanginya. Perasaan bersalah kini melanda hatinya.
Apa yang sudah kulakukan, pikirnya. Aku sudah mengkhianati wanita ini, wanita yang begitu setia menungguku. Yoongi merasa kesal pada dirinya sendiri.
~
"Oppa jangan lupa malam ini kita akan makan bersama orang tuamu. Jemput aku jam 6 di kafe ya?" tanya Sowon saat sarapan.
"Ah, haruskah?" Yoongi memelas.
"Harus, ayolah. Kalian harus berdamai. Kau sudah berjanji padaku" kata Sowon.
Yoongi mengangguk.
Malamnya Yoongi dan Sowon sampai di rumah kelurga Min. Yoongi benci rumah itu karena mengingatkan pada banyak kenangan buruk.
Sowon menariknya masuk. Bagaimanapun kali ini dia harus berhasil. Yoongi dan orangtuanya harus berbaikan. Dia tak mau anaknya nanti merasa asing dengan kakek neneknya sendiri.
"Malam Ayah, Ibu" Sowon memeluk mereka berdua. Sikap Nyonya Min sekarang jauh lebih hangat setelah mengetahui kehamilan Sowon. Dia sangat bersemangat menyambut cucu pertamanya.
Eunha dan Jungkook datang kemudian. Mereka menikmati hidangan makan malam dengan obrolan-obrolan kecil. Sowon lihat mertuanya sudah bisa menerima Eunha, meski kadang ibunya masih suka menyindir sedikit.
Selesai makan Sowon meminta Yoongi mengantarnya keliling rumah, dia ingin melihat kamar Yoongi saat kecil. Mereka pun masuk ke kamarnya.
Yoongi tak menyangka ibunya membiarkan semua tetap sama. Buku komiknya, kaset game-nya, bahkan hasil karyanya saat sekolah masih dipajang di dinding, semua masih sama seperti dulu.
"Ini kau?" tanya Sowon menunjukkan foto balita diatas pasir.
Yoongi mengangguk.
Sowon tertawa melihat foto itu, "lucu sekali, untukku ya?"
"Ah untuk apa sih" Yoongi malu.
"Untuk kuperlihatkan pada anak kita nanti" kata Sowon lagi.
Tiba-tiba ayah dan ibunya masuk ke kamar, Ibu Yoongi maju dan memeluk anak lelaki pertamanya itu.
"Ibu senang kau mau datang kemari Nak, ibu sangat merindukanmu ada disini"
"Tak usah berlebihan begitu" jawab Yoongi.
Sowon menyikut tangan Yoongi, dia sudah berjanji akan minta maaf.
"Ah iya, ayah ibu, aku minta maaf selama ini sudah bertingkah kekanakan. Maaf aku bukan anak yang membanggakan." Yoongi menunduk.
Ibunya mulai menangis, "tidak sayang, kamilah yang harus minta maaf padamu. Kami terlalu mengekangmu dan tidak menghargai bakatmu."
"Kami justru sangat bangga padamu Nak, kau bisa menemukan jalan hidupmu sendiri tanpa bantuan kami." ucap ayahnya.
Yoongi tersenyum pada mereka. Ibunya lalu memeluk Yoongi lagi.
Sowon menangis melihat ini, akhirnya salah satu misinya tercapai. Yoongi sudah berbaikan lagi dengan orangtuanya.
~
"Oppa, bisakah kau menemaniku check up sore ini?" tanya Sowon.
"Bisa, jam berapa?"
"Jam 3 sore"
"Oke, nanti aku jemput" ucap Yoongi.
"Ah iya sayang, mulai besok kemungkinan di kantor akan semakin hectic. Debut tinggal beberapa bulan lagi dan semua hal harus segera diselesaikan. Kemungkinan aku akan sering pulang malam atau mungkin tidak pulang. Apa kau mau aku minta Jungkook dan Eunha menemanimu disini?" tanya Yoongi.
Sowon berjalan kearahnya, perutnya kini semakin buncit. Dia memeluk suaminya itu.
"Jangan terlalu sering tidak pulang" rengeknya.
"Iya aku usahakan" dia mencium kepala Sowon.
~
Waktu melahirkan semakin dekat, perut Sowon kini sudah semakin besar dan dia menjadi lambat. Sebenarnya dia sedih karena jarang bertemu Yoongi yang sibuk. Tapi walau begitu suaminya itu selalu menepati janjinya, dia selalu di rumah di hari minggu dan selalu siap menemaninya check up setiap bulan.
Jungkook dan Eunha sekarang tinggal di apartemen mereka untuk menemani Sowon. Jungkook kini sudah bekerja di bank ayahnya sedangkan Eunha membantu Sowon di kafe.
Seperti biasa Yoongi pulang larut hari itu, dia masuk ke kamarnya dan melihat Sowon sedang tidur dengan Eunha. Tangan Eunha ada di punggung Sowon seperti habis menepuknya. Hati Yoongi tersindir, seharusnya dialah yang melakukan itu.
Dia keluar kamar dan bertemu Jungkook di ruang tengah. Wajahnya terlihat kesal.
"Kau kenapa?" tanya Yoongi.
"Kau darimana saja hyung?" dia menatap tajam pada Yoongi.
"Dari kantor"
"Bohong. Benerapa hari yang lalu aku ke kantormu dan kau tidak disana, kau juga tidak ada di studiomu. Kemarin aku ke kantor dan kau juga tidak disana, studiomu juga kosong. Hobi dan Jimin juga tidak tahu kau kemana. Kau tidak melakukan hal bodoh kan?" tanya Jungkook kesal.
"Pelankan suaramu, nanti mereka bangun. Aku bekerja Kook tidak usah berpikir macam-macam. Dan aku akan mengganti password studio-ku, kau tidak boleh lancang lagi" ucap Yoongi sambil menuju dapur.
"Tolong katakan padaku kau tidak melakukan hal bodoh"
"Hal bodoh apa sih" Yoongi mulai kesal.
"Kau tidak menemui Yerin kan?" tanya Jungkook.
Yoongi terdiam. Dia menaruh gelasnya.
"Bukan urusanmu." jawab Yoongi.
Jungkook tak percaya apa yang didengarnya. Kenapa kakaknya ini lemah sekali pada wanita itu.
"Kau akan menyesal hyung, hentikan sekarang, jangan bermain api" katanya.
Yoongi hanya terdiam, dia berjalan ke kamarnya lalu menutup pintu. Meninggalkan Jungkook yang merasa kesal dan kecewa padanya.
~
KAMU SEDANG MEMBACA
Be with You
RomanceSaat takdir mempertemukan kita, apakah kita bisa memilih untuk menghindarinya?