11. WELCOME HOME

38 4 0
                                        

"SURPRISEEEEE..."

Kaki Phoenix mundur beberapa langkah akibat terkejut melihat kehadiran Alesha, Sabila, dan Xherdan yang sudah menunggu didalam kamarnya. Terpampang didinding kamar kost itu tulisan "Welcome Home" melengkung dengan indah beserta balon warna-warni. Senyum sumringah tak kunjung luntur tergurat dari bibir gadis yang wajahnya masih pucat itu.

 Senyum sumringah tak kunjung luntur tergurat dari bibir gadis yang wajahnya masih pucat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya ampun guys! makasih banyak ya udah repot repot kaya gini." Matanya berkaca-kaca, bulir air terlihat menetes dari ujung pelupuk matanya.

"Pasti lo udah mikir yang enggak-enggak kan kenapa kita ga jemput lo di RS?" tanya Alesha sambil merangkul bahu kawannya itu.

"Jujur, iya hahaha tapi makasih banyak gue terharu loh beneran" sahut Phoenix, suaranya agak bergetar karena terlalu happy.

"Ya elah si cengeng, duduk dulu deh lo mending baru nanti lanjut nangis lagi." kata Genaro yang sedari tadi berdiri dibelakang Phoenix dengan tas jinjing yang masih menggantung ditangannya.

Bibir gadis itu seketika bersungut kesal mendengar ucapan Genaro barusan namun tetap ia turuti perkataan lekaki itu untuk segera duduk di ujung tempat tidurnya.

"Eh gue gelar karpet gapapa ya? Buat nanti kita makan makan" kata Sabila.

"Boleh dong, nih karpetnya dibawah kasur. Gue duduk diatas sini aja gapapa kan? hehe"

Sabila, Alesha dan Genaro lalu sibuk mengatur karpet serta menata makanan dan minuman diatasnya. Tiba-tiba pandangan Phoenix tertuju pada Xherdan yang masih berdiri mematung di dekat pintu masuk. Tangan kanan nya menggenggam sebuket kembang segar berwarna putih, bunga Lily. Sedangkan tangan yang satunya lagi memegang tas yang entah apa isinya.

"Xher?" tegur Phoenix akhirnya. Pandangan Xherdan jelas tertuju pada teman-temannya yang sedang duduk dikarpet, namun sebenarnya ia sedang melamun. Sapaan Phoenix yang begitu tiba-tiba seketika membuat jantungnya berdebar kencang.

"Ehh..Emm..hai, Nix?" Xherdan tersenyum seadanya, terlihat sekali ia tidak mampu menutupi kegugupannya. "Itu..buat gue?" tanya Phoenix sambil melirik buket bunga yang masih digenggam erat oleh Xherdan.

Pemuda itu melirik sebentar kearah tangannya, "Emm i..iya, nih." langsung saja Xherdan menyodorkan bunga itu pada Phoenix dengan canggung.

Terlihat dibawah lantai Sabila dan Alesha yang tengah asik menata makanan saling pandang dan tersenyum geli. Tapi tidak dengan si rusuh Genaro, "Ehem ini makanan udah boleh gue makan belum sih? laper banget????" suara nya sengaja dibesar besarkan.

"Heh! Sabar! cuci tangan dulu!" sahut Alesha cepat sambil memukul punggung tangan Genaro yang terpantau sudah melayang tepat diatas sepotong pizza.

"Pelit banget lo dasar nenek lampir!" kata Genaro, ia lalu ngeloyor pergi menuju kamar mandi.

Phoenix hanya bisa tersenyum dari atas ranjangnya melihat kelakuan temannya itu sambil sesekali mencium bunga pemberian dari Xherdan. "Makasih ya, Xher. Bunga nya wangi banget." kata Phoenix pelan.

MY PRETTY MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang