13. BETE KUADRAT

26 4 0
                                    

Halo, jangan lupa vote dan comment nya ya ma'aciw selamat membaca 🥰

Xherdan seketika berdiri begitu melihat Phoenix datang dari kejauhan sambil memeluk keranjang yang berisi Bela, kakinya dihentak-hentakkan ke tanah ketika berjalan lalu melesat keluar menuju tempat parkir melewati dirinya.

"Phoenix????" Pemuda itu buru-buru mengikuti langkah Phoenix dari belakang.

"Nix hey.." Xherdan setengah berlari mengejar Phoenix yang terus menerus berjalan kearah mobil sampai akhirnya Xherdan berhasil meraih tangan gadis itu.

"Hey, kenapa?" tanya Xherdan pelan.

"Boleh masuk dulu engga?" jawab Phoenix, Xherdan lalu dengan cepat membuka kunci mobilnya dan membiarkan Phoenix untuk masuk.

Setelah keduanya berada didalam mobil, Phoenix seketika meluapkan kekesalannya pada Xherdan.

"Bete banget gue, Xher. Masa diruang penitipan si Bela dipegang-pegang orang? Mending dipegang, dipeluk-peluk gitu! asli gue kesel banget." kedua alis Phoenix bertaut, ia terus nyerocos tanpa memandang kearah Xherdan yang tengah berhasil mengeluarkan mobil dari parkiran.

"Loh? kok bisa? petugasnya kali?" jawabnya sambil memutar setiran mobil.

"Ih bukan. Orang dia ga pake seragam. Untung aja gue cepet ngeliat, kalau engga bisa-bisa si Bela diculik." wajah gadis itu memberengut kesal.

Xherdan ingin sekali tertawa begitu mendengar pernyataan Phoenix barusan, tapi ia berusaha mengatur mimik mukanya agar tidak terlihat meremehkan, "Diculik? ya ga mungkinlah, Phoenix. masa diculik? Ya udah gini aja, lain kali dititipin di tempat lain aja ya si Bela jangan disini lagi."

Phoenix tidak menjawab, bibirnya mengerucut dengan sangat runcing. Ia benar-benar kesal dengan pelayanan tempat penitipan hewan itu.

Xherdan sesekali melirik kearah gadis itu sambil berusaha mencari cara untuk mengembalikan suasana hatinya, "Emm eh Nix, gimana kalau kita makan dulu? abis itu lo minum obat. Bawa kan?"

Phoenix menghela nafas dan membuangnya pelan sebelum menjawab ajakan Xherdan, "Yaudah, boleh." sahutnya.

Xherdan pun akhirnya bisa tersenyum lega mendengar jawaban itu, "Hehe ya udah, tapi sebelumnya, lo ada pantangan makan apa?"

"Gluten doang, yang tepung-tepungan gitu lah pokoknya. Tapi jujur gue lagi mau makan Japanese food gitu, lo mau ngga?" suasana hati gadis itu terlihat mulai berubah cerah ketika berpikir tentang makanan.

"Hemmm boleh, yaudah yuk."

Setibanya direstoran Jepang didaerah Kemang, Phoenix dan Xherdan langsung saja memesan makanan karena hari sudah semakin siang.

Selesai menyantap hidangan itu, Phoenix mengeluarkan satu kantung plastik berisikan berbagai macam obat-obatan yang harus ia minum sesudah makan.

"Nix? Sebanyak itu?" wajah Xherdan terlihat kaget melihat banyaknya jumlah obat yang harus gadis itu konsumsi.

Phoenix mengangguk sambil tersenyum santai, "He'em, udah ga usah terkesima gitu kali."

"T-tapi ini tuh banyak banget??? Bentar, gue pesen air mineral lagi ya biar lo minum banyak air putih." Xherdan lalu memanggil seorang pelayan dan memesan air mineral tambahan.

Sambil masih memasang raut wajah terkejut sekaligus bingung, Xherdan memperhatikan dengan serius Phoenix mengupas satu persatu obat itu dari bungkusnya.

"Heyy, kenapa ngeliatinnya begitu banget sih?"

Xherdan menghela napas pelan lalu menggaruk keningnya yang tidak gatal, "Ini setiap hari segini?" ditunjuknya butiran obat-obatan yang sudah tersaji indah dihadapannya.

MY PRETTY MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang