"Xher?"
Alesha menegur Xherdan yang masih terdiam memandangi menu makan siangnya. Bukan, bukan Xherdan tidak suka dengan ayam bakar sambal terasi yang belum ia sentuh sejak tadi, namun lelaki itu hanya sedang tidak ingin melakukan apapun kecuali melamun.
"XHERDAN!"
Pemuda itu tersentak kaget saat Alesha kehilangan kesabaran dan akhirnya menggebrak meja makan dengan cukup keras. "Apaan sih, Le??" Alesha yang sudah kepalang kesal tidak menggubris.
"Lo kenapa bengong gitu sih, Xher? Lo sakit?" Tanya Sabila dengan nada sabar.
"Sakit? Engga kok, kenapa emang?"
Alesha meletakkan alat makannya diatas piring yang sudah kosong dan menghadap kearah Xherdan yang masih dengan tampang bodohnya.
"Lo makan sekarang atau kita tinggal!"
Xherdan akhirnya tersadar bahwa makan siangnya sama sekali belum ia sentuh. Ia melirik ke piring Alesha yang memang sudah kosong, dan Sabila pun sudah disuapan terakhirnya.
"Eeh tungguin. Iya nih gue makan."
Sambil tersenyum Sabila menggelengkan kepala melihat tingkah temannya itu, sedangkan Alesha tetap dengan wajah kesalnya.
"Cerita lah, Xher. Lo lagi ada masalah?"
Xherdan yang masih ogah-ogahan menyantap makan siangnya akhirnya menyerah dan tidak melanjutkan. Bibirnya manyun dengan rambut berantakan mencuat kemana-mana dipuncak kepalanya.
"Gue kangen sama Phoenix.."
Semburan air minum tak kuasa ditahan oleh Sabila saat mendengar kalimat barusan. "Xher???? Jadi lo ga nafsu makan karena itu??" suaranya melengking.
"Jorok lo ah, baju gue basah nih." gerutu Xherdan kesal.
"Sorry..sorry ga sengaja hahaha abis lo ngangetin.." Sahut Sabila sambil berusaha mengeringkan kemeja Xherdan dengan tisu. Alesha sendiri tidak bereaksi mendengar pengakuan Xherdan barusan.
"Sebenernya ada hal lain yang ngeganjel banget." kata Xherdan, tubuhnya sudah kembali ke mode lesu. "Jadi.." Lelaki jangkung itu menggantung kalimatnya dengan ragu.
"Jadi apa??" seru Sabila tidak sabar.
"Emmm, jadi gue sebenernya pernah jenguk Phoenix pas jam makan siang waktu dia dirawat, dan sorry gue ga ngajak kalian.."
"Ya elah santai lah Xher, terus?" sahut Sabila cepat.
"Terus gue niatnya mau kasih kejutan, bawain dia bunga sama donat sekot-" lanjut Xherdan yang kemudian perkataannya langsung dipotong oleh Sabila, "Xher, Phoenix ga boleh makan donat ih! Ada tepungnya, lo lupa ya??"
Xherdan lalu menghembuskan nafas pelan dan menyenderkan bahu pada sandaran kursi, "Iya, itu juga gue minta maaf karena gue beneran lupa. Lagi pula ga dimakan juga kok sama anaknya, karena gue terlanjur mergokin..."
Xherdan menggantung kalimatnya lagi, "Xher?? Mergokin apa??" Sabila mengguncang bahu Xherdan dengan kasar.
"Pas gue baru mau masuk, pintu kamar rawatnya kebuka sedikit. Terus yaa..gue ga sengaja liat Phoenix lagi pelukan sama Genaro. Jadi, ya udah gue balik kanan bubar deh..hehehe.."
Sabila lalu menutup mulutnya dengan dua tangan, matanya terbuka lebar seakan tidak mempercayai pernyataan Xherdan barusan, "O MY GOD!"
"Hahahaha udah-udah, itu udah lewat juga kan. Gue gapapa kok.."Xherdan tersenyum kecut.
Alesha memasukan bedak dan juga lipstik nya ke dalam tas, gadis itu mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menekan nomor Phoenix. "Lo kangen Phoenix kan, Xher? Jangan kayak orang susah, kita video call aja anaknya."

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PRETTY MELODY
Fiksi Penggemar(BUKAN CERITA BL) Obat dari segala penyakit adalah hati yang gembira :) Note: Cuma mau mengingatkan kalau cerita ini hanya fiktif dan untuk hiburan semata. Aku tidak bermaksud menyinggung siapapun dan pihak manapun 🤍 Jangan lupa untuk Vote dan Kom...