13 - Not OK!

1.2K 200 47
                                    

Bonus utk today!

Baru melangkah keluar dari parkiran, Haechan sudah disambut oleh banyaknya orang yang secara terang-terangan membicarakan dirinya.

Ada yang memberikan tatapan sinis, tatapan kagum juga tatapan meremehkan.

Seperti biasa, Haechan hanya akan merasa bodoamat melangkah dengan ringan menuju kelasnya. Mengabaikan segala pembicaraan yang sama sekali tidak menarik perhatiannya.

"Woi bro!" Sapa Jeno merangkul pundaknya dari belakang.

Haechan menyahut dengan gumaman, dan tak lama berselang itu Renjun serta Jaemin juga menghampiri dan mereka berjalan beriringan.

Mengisi koridor dengan penuh membuat orang yang melalui mereka harus mengalah untuk menyingkir.

"Chan, kelakuan kamu memang ajaib, ya," celutuk Renjun tanpa menatap orang yang dia ajak berbicara.

Haechan beserta Jeno menyerngit tidak mengerti, berbeda dengan Jaemin yang tau maksud Renjun karena dia lah yang memberitahukan hal itu pada Renjun.

"Maksudnya, Jun?" Tanya Jeno.

Kini mereka sudah berdiri di depan kelas. Menghalang pintu masuk.

"Bukannya mau ikut campur, cuma kamu udah kelewatan kali ini." Ujar Renjun diakhirnya dengusan.

Haechan ketawa receh, masih gak ngerti sama ucapan Renjun.

Karena Renjun orangnya males dan emosian kalau ngomong sama Haechan, dia milih masuk kelas tanpa ninggalin satu kata pun.

Dan artinya harus Jaemin yang ngasih tau.

"Bro, kalau mau mesra-mesra sama selingkuhan silahkan, tapi jangan diumbar di sosmed juga. Kasihan Somi nya kalau liat, eh emang udah liat, sih," tutur Jaemin menepuk pundak Haechan.

"Sasarannya aku yang diomelin Minju, hampir juga aku yang jadi bahan tonjokan Siyeon. Gila gak itu cewek," sambung Jaemin geleng-geleng kepala.

Haechan masih diam cerna ucapan Jaemin. Beda lagi sama Jeno yang denger nama Siyeon telinganya langsung berdiri.

Jeno malah narik Jaemin untuk duduk di kursi mereka yang kebetulan mereka teman satu meja gitu, ninggalin Haechan yang diam sambil liatin Somi yang dari masuk gerbang tetap nunduk.

Kelas Somi itu ada diujung koridor dan mengharuskan dirinya melewati kelas Haechan.

Karena nunduk Somi jadi gak ngeliat Haechan yang udah nungguin di depan kelas cowok itu. Matanya gak pernah lepas liatin Somi sampai pada akhirnya gadis itu jalan lewatin Haechan. Baru setelah itu Haechan narik Somi tiba-tiba jalan menuju lapangan indoor basket.

"Eh—mau ng-ngapain?" Cicit Somi pas mereka udah hadap-hadapan.

"Gak mau marah?" Tanya Haechan dingin.

Somi malah naikin sebelah alis gak ngerti, "buat?"

Haechan cuma narik ujung bibir sebelah kiri, "satu sekolahan marah ke aku gara-gara postingan Heejin, kenapa kamu gak?"

Somi cuma ngangguk-ngangguk aja, ngelepasin tangan Haechan yang sedari tadi diam di pundaknya.

"Aku gak pernah marah, sama sekali gak bakalan bisa marah. Aku cuma—yaah bisa dibilang kecewa," ujar Somi diakhiri senyuman terpaksa.

Haechan itu orangnya emang pekaan, cuma karena gengsi dia sok bodoamat. Sama seperti sekarang, dia bisa lihat raut wajah Somi yang gak enak, udah kayak nahan nangis.

"Kamu—"

"Aku masih bisa nahan kok, jadi kamu bisa santai aja untuk sekarang ini, gak tau kalau nanti," potong Somi dengan nada pelan.

Haechan nunduk terus balik liatin mata Somi yang udah berair. "Papa kamu kapan baliknya?"

Somi senyum walaupun tipis. "Ke Kanada nya? Kemaren lusa," sahut Somi.

Haechan ngangguk, entah kenapa hawa disekitar bisa jadi panas gini begitu liat keteguhan Somi yang luar biasa menurut Haechan.

Baru aja Haechan mau maju buat meluk Somi, pintu kebuka karena Heejin datang lari langsung meluk Haechan dari belakang.

Haechan yang syok, Somi yang santai.

"Chan, tadi banyak yang nanya tentang kita, aku bilang aja kita pacaran, itu kan mau kamu?!"

Oke waktunya Somi untuk pergi.

Tapi belum sampai disitu, Somi rasa Tuhan tidak memberikan dirinya ketenangan untuk menjalani hubungan baik dengan Haechan.

Heejin ngasih lirikan sinis ke Somi, terus ngomong dengan lantang, "katanya mau mutusin Somi, udah?"

Haechan melotot, sama sekali dia gak pernah ngomong begitu, demi apapun Haechan gak ada niat untuk mutusin Somi.

Berbeda dengan Somi yang mengulum bibir, menatap Haechan yang bahkan gak menghindar di pelukin Heejin dengan intimnya begitu.

Gak peduli air matanya yang udah menumpuk, Somi masih bisa natap mata Haechan juga senyum.

"Aku tunggu keputusan kamu buat berakhir." Lirih Somi terus pamit untuk keluar.

Haechan gak bisa ngomong, cuma liatin punggung Somi yang semakin jauh semakin menghilang dibalik dinding.

Dia merasa bodoh, dan bodohnya lagi Haechan cuma diam tanpa ada sanggahan yang dia keluarin dari mulut.

Dasar brengsek.

••••

Somi benar-benar mantap dengan keputusannya, dia bakalan nunggu kata 'putus' dari mulut Haechan selama dua hari ini.

Semua pesan Haechan yang tidak ada sangkutpautnya dengan berakhirnya hubungan mereka tidak Somi tanggapi. Bahkan panggilan telfon dari Haechan juga dia abaikan.

Somi hanya mau Haechan mengatakan secara langsung, tatap muka dengannya.

Di rumah Somi benar-benar santai dalam menjalani hidupnya. Selalu membuat kue dengan bi Misoo dan mengajak Siyeon juga Minju menginap di rumah.

Berbeda dengan Haechan yang bodoh gak tau mau gimana. Dia sayang Somi, tapi sifat playboy nya itu gak bisa hilang begitu aja.

Walaupun dia udah tegasin ke Heejin jangan macam-macam dengan ucapan, marah karena ucapan ngaco Heejin, tapi tetap saja Haechan sering ke apartemen Heejin buat cuddle.

Sebenarnya Haechan gak pernah ngelakuin hal lebih selain kissing sama perempuan lain. Tapi jangan lupain kalau first kiss nya itu tetap Somi. Dan second seterusnya Haechan gak ingat siapa.

Dia sering ke club, mabuk-mabukan bareng Jeno, Renjun, juga Jaemin, cuddle bareng wanita club dan gak pernah lebih. Paling cuma raba-raba doang.

Haechan pernah masuk ruang VVIP, itu karena dia emosi terus mabuk karena masalah Mama nya yang di Jeju. Kala itu dia stress, butuh pelampiasan yang malah dikasih Jeno cewek.

Karena dia yang udah setengah mabuk, masuklah sama wanita tadi, cuma di tengah jalan dia jadi ingat Somi.

Makanya waktu itu Jaemin anterin Haechan ke rumah Somi. Dan untuk perkataan Jaemin emang dia taunya Haechan main sama itu wanita, padahal cuma saling pungut terus raba-raba dikit.

Pas nungguin Jaemin yang ambil mobil di parkiran, Haechan ketemu Heejin. Dan berakhirnya cerita dimana bibir Haechan bisa luka.

Cowok itu bego gak ingat Somi yang selalu khawatirin dirinya, yang bakalan selalu ada untuk dirinya.

Dia takut untuk ngelakuin semua itu ke Somi, takut kalau Somi bakalan ilfeel dan ngejauh dari dia. Padahal Somi sendiri gak masalah kalau cuma untuk jadi sandaran bagi Haechan.

Haechan cuma gak ngerti gimana ngelakuin Somi sebagai pacar dan malah cari pelampiasan ke cewek lain.

Begitulah kisah Haechan yang bego malah nyakitin Somi.

Abaikan umpatan terakhir gaes!


Eum—see u soon semuaa💚

[✓] Player Guy | Haechan . SomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang