33 - Bad thing

501 66 11
                                    

Bagaimana jika semua yang kita pikirkan itu berbeda?
Tentang fakta dibalik baik dan jahat?!

Apa bisa kebaikan yang kita lihat sebenarnya sebuah kejahatan yang ditutupi?

Dan bagaimana jika kejahatan itu membuat kebaikan yang sesungguhnya terlihat jahat?

Apa yang terjadi jika semua tidak berjalan dengan yang sesungguhnya?

Adalah takdir. Semua itu adalah takdir yang membuat sesuatu terjadi.

"Everything happen has a reason."

Itulah katanya,
dan aku sangat meyakini kata itu.

••••

Pukul 10.43 AM disaat matahari sudah menampakan cahaya kuningnya setelah tertutup oleh awan mendung. Cuaca pancarona yang terkadang panas terkadang dingin, disaat suhu ruangan yang dingin.

Raut keterkejutan sangat tercetak jelas pada wajah seorang pemuda bermarga Lee. Mendadak beku sesaat seorang gadis yang sudah berbulan-bulan lamanya tidak menampakan diri bahkan memberi kabar menerjangnya dengan sebuah pelukan erat.

Bukan hanya Haechan, disaat yang sama kehadiran Jeno, Jaemin, dan Renjun juga terkena dampak akan keterkejutan tersebut.

Belum selesai dari keterkejutan pertama, kini empat pemuda tampan itu kembali di dera perasaan kaget, bingung, dan juga cemas tak kala sang gadis menangis dengan terisak pada dada Haechan.

"He-hei... Kau-kenapa?"

Haechan memegang kedua pundak si gadis, melonggarkan pelukan tragis tersebut mewanti-wanti reaksi cemburu dari pemuda Lee lainnya.

"Siyeon? Ada apa dengan kau?"

Jaemin bertanya sembari memberi selembar tisu pada gadis Park tersebut. Tidak tega melihat Siyeon yang menangis terisak dengan pilu, padahal sejak awal membuka pintu rumahnya dengan kasar Jaemin sudah melihat jejak air mata pada pipi Siyeon bahkan hingga kini dirinya sudah duduk di hadapan empat pemuda ini.

"Bisa kau menjelaskan atas semuanya?" Tanya Jaemin pelan.

Siyeon menatap dengan tatapan nanar pada mata Jaemin. Seakan memberikan sebuah kalimat penjelasan yang tentu saja tidak bisa Jaemin mengerti. Dan seakan sadar akan hal itu, Siyeon merogoh hp nya pada saku kemejanya lalu menunjukkan sebuah foto seseorang terbaring dengan beberapa alat yang terpasang pada tubuhnya di atas kasur. Jaemin meneliti dengan jelas sampai—

"SOMI? WHAT—"

Haechan membulatkan mata mendengar nama Somi langsung merebut hp Siyeon dan membeku seketika. Hatinya berdenyut disaat reaksi Siyeon yang lagi-lagi menangis dengan pilu meringkuk di sana.

"S-somi... hiks... dia koma—dua bulan ini..."

Layaknya sebuah petir yang menyambar, Haechan merasa sebagian hidupnya hancur berkeping mendengar berita tersebut. Kepalanya mendadak berdenyut tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Sama halnya dengan Haechan, tiga pemuda lainnya juga merasakan hal yang sama. Diam, bahkan ruang tamu kediaman Jaemin serasa sepi walau isak-demi isakan dari Siyeon masih terdengar.

[✓] Player Guy | Haechan . SomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang