Prologue : Penjaga Kota

4.5K 290 21
                                    

<• Anonymous Point Of View •>

Kreek..
Pintu ruangan itu dibuka dari luar. Dua orang lalu melangkah masuk ke dalam.

"Kau akan bekerja di ruangan ini mulai sekarang." Ucap seorang laki-laki.

Seseorang yang berjalan di belakang laki-laki itu menghirup napas dalam-dalam. Berkenalan di tempat barunya.

"Kau akan bekerja sendirian disini--"

"Tidak masalah." Sahutnya.

Iris merah laki-laki itu memicing tajam. Berkilat tanpa keramahan.

"Oh, uhm, maafkan aku sudah menyelamu, Urd-sama." Ucapnya sembari membungkuk meminta maaf. Menyadari maksud tatapan tajam sosok tinggi di hadapannya.

"Sebenarnya bukan kepentinganku untuk memedulikanmu sampai harus mengantarmu kesini. Jadi mulai sekarang, bekerjalah dengan patuh."

BLAM!
Laki-laki itu menutup pintu dengan cepat.

Tersisa ia sendiri di ruang monitor itu. Dia hanya menggeleng pelan menanggapi sikap Urd-sama. Dia lalu mendekati layar di depannya dan menempelkan jarinya di scanner.

Layar itu merespon.

Perubahan sistem.
Analisa dimulai.

.....
....

Analisa selesai.

Layar itu langsung menunjukkan sederet​ detail dari dirinya.

"Note Taker ya? Lumayan juga." Gumamnya mengangguk paham. Itulah nama untuk pekerjaannya.

...

Pengguna dikenali.
Pengalihan kendali sistem terpasang.

....

"Humph. Aku akan mulai sibuk sekarang." Gumamnya.

                                                     ~•~

<• Mikaela Point Of View •>

Angin malam berhembus pelan.
Langit gulita tanpa kerlipan bintang.
Tak ada suara.
Hanya bisik angin yang mencekam.

Aku berdiri di sudut salah satu bangunan.
Menatap dingin gerombolan manusia yang riuh rendah di sekeliling kami.

Ekspresi takut tampak jelas dari para manusia itu.
Tapi juga tersirat sedikit kelegaan.

Mereka baru saja diselamatkan oleh kami, para vampir, dari serangan monster pemangsa.

Dan seperti biasa kulihat, vampir pahlawan mereka, mengumumkan dengan lantang.

Bahwa mereka,
Bukanlah pahlawan tanpa pamrih.

"Daerah ini akan dilindungi dan kalian harus taat kepada vampir mulai saat ini." Ucap vampir berambut hitam. Laki-laki berseragam sama denganku itu berdiri diatas sebuah mobil yang rusak. Membuatnya lebih tinggi dibanding para manusia yang menyaksikannya.

"Sebagai balas jasa, kalian harus menyetorkan darah kalian." Ucapnya lagi. Kawanan manusia yang diselamatkan itu hanya bisa menunjukkan ekspresi pasrah mendengarnya. Mereka tak punya kekuatan sepadan untuk melawan.

Sekali lagi, angin meniup jubahku pelan.
Dari sinar lampu jalan yang sekedarnya, aku bisa melihat raut wajah mereka yang jelas tak tenang.

"Kita sudah bisa kembali." Ucap salah seorang vampir bernama Lacus.

Beberapa orang vampir bergerak dari tempatnya berjaga. Beberapa lainnya tetap tinggal.

"Hoi, Mika! Kau bisa bilang kalau tertarik berjaga disini." Panggil Lacus yang melihatku tak bergeming.

Aku menghembuskan napas. Menatapnya datar sekilas. Rasanya dari tadi aku hanya buang-buang waktu bersama orang-orang ini.

Aku pun berbalik. Melangkah menuju pesawat yang siap mengudara itu. Beberapa menit kemudian, pesawat itu sudah terbang.

Dari atas, yang terlihat oleh mataku hanya gumpalan awan kusam.
Kabin luas ini hening. Tak ada siapapun yang mengobrol. Hanya terdengar dengung baling-baling pesawat yang teratur.

Huff...

Dimanapun aku berada, dunia ini sama.
Datarannya, bangunannya. Bahkan hembusan anginnya sama.
Dunia ini membosankan. Apalagi aku harus terpisah kembali dengan Yu-chan.

Tak lama lagi, aku akan kembali ke Sanguinem. Kota pusat pemerintahan vampir Jepang.

Ada dua alasan kenapa aku, mau tak mau kembali kemari.

Pertama,
Yu-chan dan lainnya pergi ke Shibuya. Markas pasukan pembasmi vampir. Para pengguna senjata kontrak iblis.

Mereka kesana untuk menyelamatkan seseorang. Aku tahu siapa. Dia seorang pemimpin di medan perang. Seseorang yang kuketahui merawat sekaligus memanfaatkan Yu-chan empat tahun belakangan.

Terakhir aku bertarung dengannya, aku sadar orang itu sedang dibawah kendali 'sesuatu'. Tanpa belas kasihan, dia membunuh vampir, manusia anggota pasukannya sendiri, bahkan dia juga sempat menusuk Yu-chan dengan pedangnya.

Tidak, dia tidak bisa disebut sebagai manusia.
Dia iblis.

Sialnya, Yu-chan tidak pernah mendengarkanku kalau dia bukan orang baik dan bersikeras tetap ingin menyelamatkannya.

Cih,
Aku tak sudi ikut jika tujuannya menyelamatkan iblis itu. Yu-chan, semoga kau masih baik-baik saja. Aku pasti akan segera menemuimu.

Lalu alasan kedua aku kembali bergabung ke Sanguinem adalah karena...

Aku sedang menunggu kedatangan seseorang.

Dan selama aku menunggunya, aku untuk sementara memutuskan menjadi bagian dari mereka,

City Guard atau sebutan lainnya,

Penjaga Kota.



                                 >>•~*~...Bersambung...~*~•<<

Heyy gaes,
Akhirnya author dapet ide buat cerita baru ini setelah tamatin OnS Spin-off sebelum ini.

Semoga kalian suka part ini ya ^^
Jangan lupa tinggalkan vote dan comment biar author makin semangat updatenya. Makasih ❣

Rainyrani_Chan
2 Juli 2020 22:22

Owari no Seraph || Undestined Falls ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang