Tok! Tok! Tok!
"Tuan besar, ada seseorang yang mencarimu."
Pria yang tampak berusia lima puluh tahunan itu mengangkat dagu dari topangan tangannya. Ia mengernyit tak senang.
"Aku sedang rapat!" Balas pria itu angkuh.
"Uhm, Tuan besar, tamumu bilang dia tidak menerima alasan." Ujar suara pengawal di balik pintu ruang kerjanya itu.
"Tch. Pergi saja sana!"
Krekkk!
Pintu kerjanya tiba-tiba saja dibuka. Tuan besar itu langsung murka, bangkit berdiri dan menggebrak meja.
"Beraninya kau masuk, hah! Kau tidak tahu siapa aku?! Yvone Lebesgue, Leluhur ketigabelas, pemimpin pemerintahan vampir Perancis!"
Sosok itu berhenti melangkah. Ia mengangkat pandangannya lalu tersenyum manis. Melambaikan tangannya.
"Bon voyage, Lebesgue."TAP!
Sosok itu melompat tinggi ke udara, mengeluarkan dua benda berkilat dan menukik cepat kearah Tuan Besar.
"AH! SIAPA KA-"
CRSSHH!
Belum sempat kalimat itu selesai, tubuh pria gemuk itu membeku sesaat. Suara berdebam keras terdengar saat tubuh itu jatuh tak berdaya ke lantai."Tuan Besar!"
Para pengawal berseru-seru riuh. Mereka mengeluarkan pistol namun ragu untuk menembakkannya kearah sosok berjubah biru gelap itu. Manik manik putih terlihat berkelip saat ia bergerak. Indah seperti serpihan salju, namun menakutkan seperti pecahan kaca."Oui, bonjour!" Sapa sosok itu kearah layar hologram diatas sana. Para hadirin rapat langsung terbelalak. Sosok itu tampak santai membawa potongan kepala Tuan Besar seperti mengapit bola basket. Tak dihiraukannya darah yang mengotori tangan.
"Apa yang kau lakukan?"
"Siapa kau, heh? Ini rapat para pemimpin. Kau tidak berhak bergabung." Tanya orang-orang di layar virtual itu.
Salah satu hadirin tampak kehilangan sifat kakunya. Urd Geales. Ia mendadak membeku melihat sabit berantai merah yang digenggam sosok itu.
"Diamlah. Sekarang juga berdiri dan beri penghormatan pada gadis itu!"
"Apa? Siapa memangnya dia?"
"Siapa?! Dialah Sang Ratu di Balik Layar yang selama ini tidak mampu kalian lacak. Tunjukkan tata krama kalian, vampir bangsawan!" Perintah Urd dengan tegas.
"Dia...?"
"Tak mungkin-"
"Kukira ratu itu hanya mitos!"
"Sungguhan dia orangnya?"
BRAK!
Riuhan peserta rapat itu mendadak lenyap saat gadis itu menggebrak meja dengan potongan kepala Tuan Besar.
"Ah maaf. Aku hanya sedang memberi pelajaran langsung ke otak si sampah ini." Celetuk gadis itu dengan seringai seram. Satu ruangan yang mendengarnya hanya bisa menganga.
Penampilan, wajah dan suara halus itu sangat kontras dengan apa yang gadis itu baru saja lakukan. Memenggal kepala orang.
"Ghh.. enghh..." Terdengar gumaman tak jelas dari kepala itu.
"A-ampuni aku... Yang Mulia... Ratu..." Desis potongan kepala itu susah payah. Mulut itu megap-megap seperti akan kehabisan napas. Benar-benar pemadangan horor yang mampu membuat semua yang menyaksikannya merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owari no Seraph || Undestined Falls ||
FanficDunia ini sangat kacau. Siapapun pasti lebih memilih untuk mati daripada tinggal disini. Dunia tanpa masa depan. Suram dan memuakkan. Tapi aku masih punya alasan untuk tetap hidup disini. Untuk Yu-chan, keluargaku, dan... Untukmu. Hei, Urusan 'kita...