[Published: Friday, 24 June 2022 23:38]
[2792 words]
[Rules: please comment if you find typo]
[Vote first, so you don't forget]
[Happy reading ❣]
~*~
TRAANG!
Denting keras dua besi yang bertabrakkan memekakkan telinga.
"MINNA-SAN! LARI! SEKARANG!"
Yuichiro, Mitsuba, Kimizuki, dan Yoichi tertegun sesaat.
"LA-LARI! ADA MUSUH!" Teriak Yoichi menyambung.
"AAAA! LARIII!"
DRAP! DRAP! DRAP! DRAP!
Dua detik kemudian, regu pembasmi muda itu lari terbirit-birit seperti dikejar hantu. Lenyap dari hadapan Mika dan Aurum begitu saja. Sementara mereka berdua ternganga menyaksikan kejadian cepat itu.
"Apa yang terjadi?"
Mika sendiri tidak sadar, begitu Shinoa memanggil Shikama Douji-nya, tangannya refleks mencabut pedang. Menahan serangan kilat dari Shinoa yang tanpa aba-aba itu.
BUGH!
Tubuh gadis itu mendadak jatuh terduduk diatas tanah.
"AURUM!" Seru Mika terkesiap, segera memegangi bahunya yang lunglai.
Laki-laki itu melambaikan tangan di depan wajah Aurum yang pias. "Hei! Hei! Kau baik-baik saja?"
"..."
Mulut kecil itu terkatup rapat. Tatapannya gentar dan kosong, seakan tanpa jiwa.
"Aurum! Hei! Jawab aku!" Seru Mika lebih keras. Mengguncang bahu Aurum.
Usaha itu berhasil. Aurum mengerjap pelan. Pupilnya yang tadi melebar mulai kembali ke bentuk runcing seperti semula. Gadis itu melirih. Pelan sekali.
"A..apa...yang...terjadi...?"
"..."
Pertanyaan sederhana itu membuat Mika tertegun.
"Yang barusan itu, apa manusia itu berniat menyelamatkanku?"
"I-ini artinya...aku selamat."
~'Aurum POV'~
Urat di sekujur tubuhku yang tadinya tegang mulai rileks. Aku berkali-kali mengambil napas dalam-dalam dan mengehembuskannya perlahan untuk mengendalikan diri.
Bagaimana aku tidak kalut dan tegang, tanpa peringatan tiba-tiba gadis bertubuh mungil itu mengeluarkan senjata hitam menakutkan. Aku dibekukan oleh aura kekuatan iblis terkutuk dari senjata itu.
Beruntungnya...
Mikaela, dia sempat melindungiku.
"Terima-"
Susah payah, aku lanjut berbicara,
"Terimakasih."
Aku mengangkat pandanganku. Kedua iris merah kami beradu pandang. Untuk pertama kalinya, aku melihat raut khawatir dari mata lawan bicaraku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owari no Seraph || Undestined Falls ||
Hayran KurguDunia ini sangat kacau. Siapapun pasti lebih memilih untuk mati daripada tinggal disini. Dunia tanpa masa depan. Suram dan memuakkan. Tapi aku masih punya alasan untuk tetap hidup disini. Untuk Yu-chan, keluargaku, dan... Untukmu. Hei, Urusan 'kita...