Part 31 || Andesta ||

208 28 15
                                    

[Published: 24 December 2022 16:25]

[3.705 words]

[Rules: please comment if you find typo]

[Vote first, so you don't forget]

[Happy reading ❣]

~RainyRani_Chan















~•~

"Hoaam! Aduh, kenapa bocah itu lama sekali? Bukannya dia bilang hanya ingin bertemu?" Omel wanita dewasa beriris merah itu sambil berkacak pinggang. Ia lalu menoleh kearah rumah itu. Hingga lewat beberapa menit, tidak juga ada tanda seseorang akan keluar.

Charlotte mendecak lagi. Ia tidak suka menunggu terlalu lama begini. Ia pun berteriak memanggil.

"Mikaa!"

"Mikaa! Nak, keluarlah! Kita tidak bisa lama-lama disini!"

Hingga beberapa menit berlalu lagi. Charlotte mulai tidak sabaran. Pikirannya lalu mulai merambat dalam kemungkinan buruk.

"Mika! Kau baik-baik saja?!"

Lengang.

Kali ini, Charlotte mengikuti prasangkanya.

"Oh tidak, bagaimana jika anak itu dalam bahaya? Bagaimana jika sekarang dia sedang sekarat karena diserang? Bisa jadi seseorang di dalam rumah itu malah menganggap Mika musuh, bukan?"

Segera saja, Charlotte berlari masuk setelah mengambil pedang milik penjaga yang sudah tewas sebagai senjatanya.

Baru saja kakinya menginjak teras, pintu depan tiba-tiba terbuka. Membuat Charlotte terlonjak dan spontan mengacungkan pedang.

Ekspresi garangnya langsung berubah ketika yang keluar adalah si bocah surai pirang.

"Nak?"

Segera saja, Charlotte mendekati Mika. Keadaan lelaki itu tampak tidak baik-baik saja. Langkahnya lunglai, dan sorot matanya kosong. Seperti zombie, tidak, lebih mirip orang yang baru keluar dari wahana rumah hantu.

Iris merah itu cukup memberitahu Charlotte kalau ia sedang syok.

Charlotte memegang lengannya. Melambaikan tangan di depan wajahnya.

"Hei, Nak? Halo? Apa yang sudah terjadi padamu? Apa kau sudah menemuinya?"

Dirasakannya tubuh Mika bergetar. Diluar sangkaannya, Mika malah mengangguk.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya lagi.

Nihil. Mika tidak menjawab. Tampaknya belum mampu menjawabnya. Charlotte akhirnya menghela napas, "Baiklah kalau kau belum mau menjawabku. Tapi sekarang kita harus keluar dari sini, Nak. Aku tidak berharap ada orang lain lagi yang menemukan kita." Ujarnya.

"Kau benar. Segeralah pergi dari sini."

"Wah?!" Refleks, Charlotte menarik dan mendekap Mika, satu tangannya mengancungkan pedang ke sosok menakutkan itu. Iris merah sosok tersebut menyala, mulutnya terbuka dengan liur menggenang. Menatap mereka seperti serigala lapar.

"Iblis!" Teriak Charlotte begitu melihat ada dua tanduk hitam mencuat dari kepalanya. Ia melangkah mundur, menarik Mika sekaligus.

"Jangan menantangku, atau aku akan memakan jiwamu, Charlotte Wilhelm."

"Gh! Bagaimana bisa kau tahu namaku?"

Sosok itu menjawab dengan seringai menyeramkan, dan gerungan.

"Baik! Kami akan pergi!" Seru wanita itu dengan tatapan marah. Meskipun begitu, ia tidak takut pada siapapun yang sedang menguasai jiwa sosok pelayan rumah itu.

Owari no Seraph || Undestined Falls ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang