[Published: 1 July 2022]
[2013 words]
[Rules: please comment if you find typo]
[Vote first, so you don't forget]
[Happy reading ❣]
~*~
Zsshhh!
Pintu kabin di hadapanku bergeser dengan sendirinya. Aku menatap datar vampir penjaga yang sudah membawaku 'pulang' tersebut. Ia berdiri tegap, sudah berada di luar pesawat.
"Turunlah. Sekarang kau sudah berada di benteng Sanguinem."
"Aku tahu itu." Balasku dengan nada tidak ramah.
Tanpa menjawab lagi, sosok tinggi besar itu melangkah pergi. Peduli amat dia denganku. Yang dia pentingkan hanya memenuhi titah Tuan Urd. Itu saja.
Aku tak bergeming selama beberapa menit. Kemudian menghela napas panjang dan bangkit berdiri.
Tup!
Akhirnya kakiku kembali berpijak ke tanah setelah mengudara setengah jam.
"Baik. Waktunya kembali bekerja, Aurum."
Mataku menyapu sekeliling. Beberapa anggota Sanguinem berlalu lalang di hanggar ini. Tampak sibuk mengecek armada udara unit Sanguinem.
Kakiku pun melangkah, dengan tujuan ke ruang data.
Bip! Bip! Bip! Bip!
Dshhhh!
Pintu masuk ruangan yang tersamar dengan dinding itu bergeser otomatis setelah sensornya mengenaliku.
Kepulan kabut superdingin menyambut kedatanganku. Segera aku masuk, dan sesegera itu pula pintu ruangan otomatis menutup.
Beberapa detik melewati lorong gelap, aku terkejut melihat ada seseorang yang duduk di depan layar monitor.
"Hei, kau punya kepentingan disini?" Sapaku ketus.
Gadis berambut biru itu terkesiap lalu berbalik.
"Oh, akhirnya kau datang juga, Cyzarine.""Apa aku punya kepentingan? Ya. Karena aku juga vampir pendata disini." Sambungnya sembari bangkit berdiri dan menunjukan tablet hologramnya.
"Cukup penjelasannya. Sekarang kau boleh keluar." Usirku dengan halus.
"Tidak apa. Aku bisa mengerjakan segala sesuatunya sampai kau selesai istirahat."
"Apa maksudmu?" Tanyaku seraya mengernyit.
Ia menatapku beberapa saat. "Kau sudah kusut seperti dari medan tempur. Tapi memang begitu, bukan?"
"..."
"Jadi santai saja, kau masih punya waktu sebelum mulai sibuk lagi. Selama itu, aku yang akan menangani urusanmu." Jawabnya sambil menaikturunkan kedua jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Huff... baiklah jika itu maumu."
Setelahnya, aku balik badan dan keluar dari ruangan tersebut. Melangkah menuju ruang ganti.Senyap menguasai ruangan itu setelah aku pergi. Iris merah gadis bersurai biru panjang tersebut tajam memerhatikan langkahku. Lalu ia kembali menatap monitor. Menggulir layar, menelusuri data-data dengan sibuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Owari no Seraph || Undestined Falls ||
FanficDunia ini sangat kacau. Siapapun pasti lebih memilih untuk mati daripada tinggal disini. Dunia tanpa masa depan. Suram dan memuakkan. Tapi aku masih punya alasan untuk tetap hidup disini. Untuk Yu-chan, keluargaku, dan... Untukmu. Hei, Urusan 'kita...