Gadis berambut panjang sepunggung mengedarkan pandangannya. Suasana sangat lengang dengan sinar mentari senja yang kian meredup, mendukung suasana hutan makin mencekam. Meski ragu, ia tetap mendekatkan dirinya pada rumput ilalang. Penglihatannya tertutup, tak bisa menjangkau kejauhan dengan baik.
Mengesampingkan tanaman pengganggu itu, Jisoo tak mendapati apa pun selain tanaman yang makin melebat. Ah, harusnya ia tak perlu ke sini. Berbalik ke tempat semula sepertinya lebih baik. Namun, entah mengapa ia diliputi rasa penasaran yang begitu kuat hingga ia enggan menghentikan aktivitas menyebalkan itu. Jisoo menyingkirkannya dengan cepat dan berhati-hati, tidak ingin memunculkan luka pada tubuh.
Hingga sesuatu mengejutkannya setengah mati. Jisoo terjerembab ke belakang, tubuhnya mendarat di tanah. Jantungnya berdegup kencang yang membuatnya ingin meredakan dengan cara mencoba menyentuh sisi kiri di mana organ vital tersebut berada.
Indera perabanya membuat kedua manik mata Jisoo beralih pada pakaiannya. Damn, apa-apaan ini?
Jisoo mengembalikan pandangannya pada seseorang di hadapan sedang tersenyum menenangkan. Tapi itu tak berefek pada intensitas ketakutannya. Mata merah beserta taring tajam yang tampak karena kedua sudut bibir itu tertarik ke atas, meski menampakkan senyum tetap tak dapat mengurai rasa takutnya.
Apalagi fakta bahwa mereka berdua mengenakan pakaian pengantin klasik.
Jisoo ingin sekali berteriak saat sepasang kaki berusaha mendekat pada dirinya. Lelaki itu mengulurkan sebelah tangan dan Jisoo harusnya menolak. Tapi, lihat!
Tangan mereka bersentuhan, bahkan menggenggam erat hingga Jisoo terbangun sempurna dalam posisi berdiri tegak. Mereka menatap dalam diam, saling melempat tatapan. Tapi, punya makna tersendiri. Jisoo memandang takut, bingung, sekaligus heran.
Sedangkan Taehyung mengunci dua manik di depannya hingga Jisoo mengerjapkan matanya tersadar. Ia tak lagi berada di hutan, melainkan altar suci bagi sepasang dari kaum adam dan hawa mengikrarkan diri untuk bersedia sehidup semati dalam pelukan yang terkasih.
Dua maniknya secara bersamaan mengitari tempat ia berpijak sekarang. Jisoo mendapati banyak orang yang ia pikir adalah tamu undangan sedang menatap mereka berdua turut bahagia. Senyuman lebar itu juga Jisoo tangkap dari raut muka ayah dan ibu angkatnya. Beserta beberapa teman, seperti Lisa, Doyoung, Jennie, dan Rose. Tanpa sadar, Jisoo ikut tersenyum.
Namun, tak bertahan lama saat pendeta mempertanyakan kesiapan pasangan itu. Jisoo melihat Taehyung dengan balutan jas berwarna putih bersih tengah menengadahkan tangan, memintanya untuk semakin mendekat. Tersenyum tenang, berusaha menyalurkannya pada Jisoo. Perlahan, kedua tangan itu menyatu.
Tuntunan Taehyung tetap dilakukan oleh Jisoo meski ia masih sulit untuk percaya. Mereka memunggungi tamu undangan demi menghadap sang pendeta. Pernikahan itu tampaknya akan berjalan dengan hikmat.
Jisoo menatap Taehyung, sangat ragu berikrar usai pasangannya selesai berucap. Bibirnya kelu, hati dikecam ragu, Jisoo tak bisa melakukannya. Ini sangat sulit.
Respon Taehyung tetap sama seperti ketika dirinya dilanda keraguan. Tersenyum menenangkan sembari mengelus punggung tangan Jisoo dengan jemari dinginnya. Dua mata Jisoo nyaria tak pernah lepas dari manik merah Taehyung.
Tiba-tiba Jisoo dikejutkan oleh suara berdebum yang cukup keras dari arah belakang tubuhnya. Spontan berbalik hingga genggaman Taehyung lepas, Jisoo mendapati tamu undangan tergeletak mengenaskan dengan berbagai macam posisi. Tampak tak bernyawa dengan darah berceceran di baju mereka hingga di lantai.
Ternganga dengan itu, Jisoo tak bisa apa-apa selain menatap nanar para tamu undangan. Yang berarti ayah dan ibu beserta temannya termasuk korban. Entah siapa yang melakukan, Jisoo benar-benar harus membalas dengan hal setimpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LURK (VSoo vers.)
Mystery / Thriller"Tapi tidak, sekali pun tidak akan pernah terjadi. Kuhentikan segera sebelum ketakutanku menjadi nyata, kehancuran semesta." (school, fiction, vampire)