Jungkook tengah menatap langit malam yang sangat gelap, tidak ada setitik pun cahaya yang terlihat diatas sana.
Ia duduk di sebuah sofa yang menghadap ke pagar pembatas.Kedua lututnya ditekuk, dan di peluk erat oleh kedua tangannya.
"Boleh aku duduk disini?"
Sebuah suara mengagetkan Jungkook, sehingga Ia menoleh ke arah pria yang tercium harum sabun dan pasta gigi. Memakai kaus hitam dan celana sweatpants milik Jungkook yang terlihat pas di tubuhnya.
"Duduklah"
Taehyung mendudukkan dirinya di sebelah Jungkook, lalu ikut menatap langit seperti apa yang tengah Jungkook lakukan.
"Kau lihat apa? Tidak ada apapun disana" Tanya Taehyung, lalu matanya beralih pada Jungkook.
"Memang tidak ada, aku hanya senang saja melihat langit seluas itu. Karena aku merasa bahwa dunia masih sangat luas dan aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun."
"Sebenarnya apa yang sedang kau khawatirkan? Ayahmu yang sakit?"
"Banyak, banyak sekali." Jungkook menghela nafasnya.
"Kau bisa cerita padaku apapun kesulitanmu, mungkin saja aku bisa membantu. Atas setidaknya memberimu semangat."
"Rumit, Hyung. Sangat rumit"
"Pelan-pelan saja, kau bisa mempercayaiku. Aku bisa diandalkan."
"Benarkah?" Tawa Jungkook terdengar meledek.
"Hm, sungguh!" Yakin Taehyung.
"Tapi aku sungguh tidak ingin membicarakan itu semua sekarang"
"Baiklah, aku tidak akan memaksamu. Tapi, tenang saja. Aku akan menjadi teman yang baik untukmu jika kau membutuhkan bantuan, ingat selalu ya?"
Jungkook mengangguk, lalu menoleh ke arah Taehyung.
Taehyung memberi senyum hangat saat Jungkook menoleh padanya, dan itu membuat Jungkook salah tingkah lalu memalingkan wajahnya kembali dengan cepat.
Taehyung akhirnya membuka percakapan dengan membahas tema lain yang lebih ringan, tidak menitikberatkan ke masalah pribadi Jungkook.
Taehyung bercerita tentang kehidupan, tentang keluarga dan teman-temannya. Sedikit berbagi pengalaman tentang hidupnya dan memberi banyak pelajaran dari apa yang telah Ia alami sebelumnya.
"Kesedihan apapun yang kau rasakan, ingatlah bahwa masih banyak alasan yang bisa membuatmu bahagia. Jangan merasa kau orang terburuk didunia. Kau perlu tahu bahwa diluar sana banyak yang lebih menyedihkan darimu, bahkan dengan tentang hal yang menurut kita sederhana tapi mungkin bagi mereka itu sangat sulit. Aku tahu, semua orang pasti memiliki masalah hidup masing-masing, tapi hanya dirimu sendirilah yang mampu membuatmu bangkit dari itu semua. Yakin bahwa kau berhak bahagia, dan kau harus memperjuangkan hak mu itu." Taehyung bicara sambil menatap ke arah langit.
Sementara Jungkook masih memeluk lututnya, meletakan kepalanya yang dimiringkan ke arah Taehyung. Jungkook mendengarkan setiap perkataan Taehyung dengan baik, apapun yang Taehyung katakan sungguh Ia resapi.
Jungkook merasa luka yang Ia rasa perlahan terobati, Taehyung tidak melakukan apapun namun seluruh perkataannya membuat lukanya sedikit mereda.
"Hmm" Jungkook hanya bergumam, tanpa melepas pandangannya pada Taehyung.
"Aku memang baru mengenalimu belum lama, tapi aku yakin bahwa kau bisa melewati segala kesulitan ini semua. Andalkan saja aku sebagai temanmu, pinjam bahuku jika kau ingin menangis. Berteriak padaku jika kau ingin marah, apapun yang kau ingin lakukan untuk melepaskan semua bebanmu, Lakukanlah padaku. anggap aku sebuah buku diary yang bisa kau jadikan tempat bercerita setiap saat. Jangan khawatir, hm?" Kini pandangan Taehyung beralih pada Jungkook hingga kedua pasang netra mereka bertemu.