kesembilan.

1K 143 15
                                    

Berakhir Taehyung dan Jungkook kini duduk di sebuah sofa ruang tengah milik Jungkook, menghadap ke sebuah televisi yang menyala tanpa suara. Jungkook di ujung sofa kanan dan Taehyung di ujung sofa kiri.

Taehyung menggenggam kaleng bir nya, begitupun Jungkook.

Sama-sama diam, tidak ada yang memulai untuk bicara. Menonton televisi tanpa memahami isi acara. Karena pikiran  keduanya tidak tertuju pada televisi tersebut.

Jungkook menoleh ke arah Taehyung, Taehyung dengan tatapannya yang kosong merasa bahwa Jungkook tengah menoleh ke arahnya.

"Hyung, sudah tenang?"
Suara Jungkook sangat pelan.

Taehyung tidak menjawab, Ia malah meneguk kembali bir kaleng nya. Dan mendesis pelan.

"Sudah mau bicara padaku? Setelah tadi kau marah padaku , memelukku dan melepaskan pelukan  dengan tiba-tiba tanpa aku bisa mendengar dulu apa alasanmu?" Lanjut Jungkook, Ia meletakkan kaleng bir nya ke meja di hadapannya. Lalu duduk bersila di atas sofa mengarah ke hadapan Taehyung.

Taehyung menggerakkan kepalanya, membalas tatapan Jungkook yang sepenuhnya mengarah padanya.

Jungkook menunggu jawaban apa yang akan Taehyung berikan.

"Mulai saat ini, kita tidak perlu bertemu lagi." Ucap Taehyung, kemudian mengambil nafas dalam sebelum melanjutkan.

Jungkook memiringkan kepalanya,  saat kalimat pertama Taehyung sampai di telinganya.

"Dengarkan aku dulu" Jeda Taehyung.

"Untuk segala urusan pernikahanmu, aku serahkan pada Jimin. Jimin  yang akan mengatur semuanya, aku jamin semuanya akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang direncanakan semula." Taehyung mengalihkan pandangannya saat melihat Jungkook yang seolah menggambarkan bahwa Ia tidak Terima dengan  pernyataan Taehyung.

"Kenapa? Kau ini kenapa? Katakan padaku kenapa?" Nafas Jungkook tertahan, menahan emosi yang seakan menekan dadanya.

"Aku tidak apa-apa, karena aku punya proyek lain dan sudah biasa di perusahaan kami untuk mengalihkan proyek pada teman satu tim kami selama tidak melanggar kode etik yang ada."
Sahut Taehyung, Ia berusaha memalingkan wajahnya tanpa ingin tahu bagaimana Jungkook saat ini.

"Tolong lihat aku jika kau bicara denganku" Jungkook menggeram.

"Tidak perlu"

"Kim Taehyung!-"

"Untuk apa? Ada apa lagi? Bukannya semua perkataanku sudah jelas?"
Nada bicara Taehyung terdengar sedikit menyudutkan Jungkook.

"Kau ini kenapa? Aku tidak masalah jika kau tidak ingin mengurus pernikahanku lagi, tapi apa alasanmu tidak mau lagi berteman denganku? Bahkan aku merasa kau marah padaku tanpa aku tahu apa salahku?"

"Kau tidak bersalah, sungguh."

"Lalu kenapa? Apa alasanmu?"

"Jungkook, tidak semua hal di dunia ini yang harus kau ketahui. Terkadang banyak hal yang sebenarnya tidak perlu kau ketahui dan kau tidak harus mencari tahunya lebih dalam jika kau tidak ingin-"

"Tidak ingin apa? Apa maksudmu? Dengarkan aku, saat seseorang menganggap seseorang lainnya teman. Dia akan selalu menjadi yang bisa dipercaya oleh orang tersebut dan aku pun begitu. Aku percaya kau, Hyung. Tapi, kau seolah tidak menganggapku sepenting itu."

"Ini bukan masalah kau penting atau tidak, tapi aku sungguh tidak bisa menjelaskan apa-apa lagi."

"Kenapa tidak bisa? Bukankah setiap sesuatu terjadi karena ada alasan? Aku bisa menerima semuanya asal kau jelaskan apa alasanmu."

Taehyung menghempaskan punggungnya ke sofa, Ia menarik nafas panjang sambil memejamkan matanya.
Setelah beberapa detik tiba-tiba Taehyung bangkit berdiri, tangan Jungkook mengulur menahan lengan Taehyung.

"Jungkook, aku mau pulang. Aku rasa kita sudah selesai bicara."

"Hyung!! Kita belum selesai!" Jungkook menarik lengan Taehyung lebih kuat dan ikut berdiri di sebelah Taehyung.

"Jungkook, sudah. Aku mohon, aku harus pulang." Taehyung melepas tangan Jungkook namun cengkeraman tangan Jungkook semakin kuat.

"Kita belum selesai bicara! Kau ini laki-laki atau bukan? Jika ada masalah selesaikan secara baik-baik, bukan menghindarinya seperti ini!" Jungkook tidak sadar jika Ia berteriak di hadapan Taehyung, dadanya naik turun karena menahan emosi yang Ia tahan sejak tadi.

"Benar kau ingin tahu apa alasanku? Apa kau yakin?!" Suara Taehyung ikut meninggi.

"Iya cepat katakan atau kita tidak akan pernah saling mengenal lagi?!" Jungkook mengangguk beberapa kali.

Taehyung menarik nafas beratnya Ia tahan dengan susah payah.

Tanpa pikir panjang, Taehyung mendekatkan wajahnya pada Jungkook.

Kedua pasang mata saling menatap dengan penuh penghayatan.

Tangan Taehyung mengulur pelan ke rahang Jungkook, mengelus nya dengan  halus sebelum kemudian menggengamnya dengan lembut.

Wajah Taehyung pun semakin dekat, ekspresi kaget jelas terlihat dari wajah Jungkook namun Ia tidak bergerak menjauh.

Taehyung tidak dapat meredam suara detak jantungnya yang berdebar dahsyat saat Ia lebih mendekatkan wajahnya pada wajah Jungkook.

Hingga sebuah keberanian besar merasuki nya dengan mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Jungkook yang separuh terbuka.

Taehyung mengecup bibir kecil itu tanpa bergerak,dan diam untuk beberapa saat. Hingga pada detik berikutnya Taehyung yang terlanjur gila meraup bibir atas Jungkook. Memagutnya dengan perlahan dan begitu lembut.

Kedua  tangan Jungkook mengepal kuat, hingga ujung-ujung kuku nya memutih.

Jungkook tidak sedikitpun membalas pagutan Taehyung, bahkan matanya pun membulat sempurna dimana mata Taehyung terpejam dengan damai.

Taehyung terkekeh  di tengah aksinya, lalu Ia menarik diri dari wajah Jungkook.

Wajah Jungkook masih terlihat sangat terkejut dengan apa yang baru saja terjadi, Jungkook seperti kehabisan darah dan kehilangan kesadaran saat itu juga. Kedua matanya kosong.

"Masih perlu aku jelaskan? Kau mau memukulku? Pukul saja aku, lakukan apa maumu jika kau marah padaku." Tanya Taehyung memperhatikan Jungkook yang seperti mayat hidup.

Tidak ada jawaban, Jungkook bungkam total. Tidak mampu bergerak seinci pun dari tempatnya. Wajahnya memerah seperti buah tomat masak.

Taehyung menunggu Jungkook mengatakan sesuatu untuk beberapa menit mereka saling menatap. Namun, setekah waktu berganti tanpa ada perubahan Taehyung mengangguk paham, Ia mengerti apa yang harus Ia lakukan setelah ini.

"Maafkan aku, maafkan aku Jungkook. Kau boleh membenciku selamanya, kau boleh mengutukku semaumu, aku pamit. Sekali lagi, maafkan aku Jungkook." Taehyung berlalu dari hadapan Jungkook.

Suara pintu tertutup menyadarkan Jungkook bahwa Taehyung telah pergi dari hadapannya saat ini, tanpa mendapat jawaban apapun darinya.

Taehyung pergi dengan segala keberaniannya yang mengejutkan, dengan segala harapannya yang kini Ia tanggalkan.

Jungkook baru bisa menghela nafas panjang, dan kemudian Ia menjatuhkan dirinya di atas lantai.

Tanpa Ia sadari, hatinya seakan terkuras habis hingga kosong saat Taehyung lenyap dari hadapannya begitu saja.

Merasa bersalah atau bukan, Jungkook hanya bisa menangisi dirinya sendiri saat ini. Tanpa tahu alasan apa Ia menangisi kepergian Taehyung.


- TBC -


*OCCULTO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang