keenam.

1.1K 144 19
                                    

Matahari tenggelam di ujung gedung pencakar langit yang berada di hadapan jendela Jungkook saat ini, Ia menghabiskan hari ini dengan hanya dengan bermalas-malasan di unitnya.

Beberapa mangkuk kotor bekas sereal dan ramen berserakan di atas meja, sungguh Ia sangat malas melakukan apapun hari ini.

Sepertinya semalam energi saat menangis lepas telah terkuras habis dari tubuhnya. Hingga hari ini rasanya tubuhnya lemas tidak bertenaga.

Sebelah tangan Jungkook memeluk dirinya sendiri, di hadapan jendela yang sengaja Ia buka. Hingar bingar suara bising kendaraan pun tidak menjadi pengiring lamunannya.

Jungkook mengingat bagaiamana emosionalnya Ia semalam, menumpahkan segala kesedihan yang selama ini Ia tahan.

Berlagak tegar dan kuat jika di hadapan orang-orang, namun entah mengapa tadi malam Taehyung mampu membuatnya untuk mengakui kelemahannya sendiri.

Taehyung mampu membuat Jungkook merasa bahwa dunianya tidak hanya sebatas dirinya dan kepedihannya.

Taehyung bisa membuka mata Jungkook bahwa Ia berhak menangis atas kesedihannya sendiri apalagi Ia berhak bahagia untuk hidupnya.

Hanya Taehyung yang terus berputar dalam otaknya saat ini. Jungkook masih mengingat suara lembut Taehyung yang memenangkannya, gerakan lembut tangannya yang mengelus puncak kepalanya.

Jungkook semakin tidak mengerti saat semalam Ia tidur memimpikan Taehyung terus bersamanya.

Jungkook sekuat tenaga menggelengkan kepalanya sambil memejamkan mata. Menarik nafas lalu menahannya sebentar.

Angin yang berhembus kencang menerpa kulit wajahnya kini, membuat Jungkook merasa kembali mengantuk sehingga Ia ingin kembali ke tempat tidurnya padahal sejak semalam Ia enggan beranjak.

Setelah menutup jendelanya, Jungkook merangkak menuju kasurnya. Menarik selimut kembali hingga sebatas dada.

Sejak pagi tunangannya sama sekali belum menghubunginya dan Jungkook pun tidak berniat mencari tahunya.

Malah, Kim Taehyung lah yang sedari pagi terus mengirim pesan pada Jungkook. Sekedar menawarkan makanan atau memberi semangat.








Suara bel yang terus berdering tidak sabar mengganggu tidur Jungkook malam ini, Jungkook terbangun secara mendadak dan melirik ke arah jam dindingnya yang menunjukkan pukul 11 malam.

Dengan cepat Ia menuruni tempat tidurnya dan berlari kecil menuju pintu.

Setelah mengintip lewat lubang pintu, Jungkook segera membukanya.

"Hyung?"

"Sayang"

Jaehyun berjalan masuk ke unit Jungkook dengan sedikit sempoyongan.
Jungkook pun segera menutup kembali pintunya dan menghampiri Jaehyun yang kesulitan membuka sepatunya.

"Hyung, kau mabuk? Kenapa bau Alkohol sangat menyengat?"

Jaehyun tidak menjawab, Ia menarik tubuh Jungkook dengan secara tiba-tiba. Dengan nafas yang terengah dan bau Alkohol, Ia menatap wajah Jungkook.

"Aku merindukanmu" Suara khas orang mabuk terdengar begitu jelas.

Dengan sekali gerakan, Ia mencium paksa Jungkook. Menciumi seluruh wajah Jungkook hingga akhirnya meraup bibir Jungkook rakus.

Ini adalah pertama kalinya Jaehyun mencium bibir Jungkook. Selama ini Jungkook selalu menolak dengan alasan belum siap, maka Jaehyun hanya selalu mengecup pipi dan kening Jungkook saja.

*OCCULTO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang