kedelapanbelas.

933 118 18
                                    

Derap langkah cepat Taehyung terdengar jelas ke seluruh penjuru, suara sepatunya yang bergesekan dengan lantai mendenging.

Taehyung tidak sabar untuk segera sampai, perasaannya tidak jelas mengingat mimpi buruknya tadi.

Didalam mimpinya, Jungkook meninggalkan Taehyung pergi. Tidak menoleh saat Taehyung meraung memanggil namanya beberapa kali untuk tetap tinggal. Jungkook bersikap bengis, mengatakan sudah tidak mencintai Taehyung lagi.

Taehyung bergidik ngeri membayangkan hal itu, menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan langkah cepat yang terus dipacu.

Taehyung sampai, segera menekan tombol bel beberapa kali.

Taehyung dan Jungkook berencana untuk bertemu Jaehyun malam ini,  Jungkook mengajak Jaehyun untuk bertemu di suatu tempat dan bertemu disana. Karena Taehyung dan Jungkook akan pergi bersama maka Ia datang ke apartemen Jungkook untuk menjemputnya.

Pintu terbuka, menampilkan Jungkook dengan wajah yang resah.

"Hyung kenapa kau tidak angkat tel-"
Jungkook hendak mengatakan sesuatu pada Taehyung namun Taehyung menahannya, malah menarik Jungkook dalam pelukannya dengan erat.

"Jeon Jungkook, sayang. Oh Tuhan, kau sungguh masih ada, masih bisa aku peluk" Taehyung memejamkan matanya, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Jungkook yang Ia suka.

"Hyung kau-"

"Sayang, jangan katakan apapun. Aku sangat merindukanmu, aku sangat men-"

Ocehan Taehyung berhenti saat menyadari ada sepasang kaki lain di unit Jungkook. Matanya berpindah perlahan melihat siapa pemilik sepasang kaki tersebut.

Jungkook memejamkan matanya saat perlahan Taehyung melepas dekapannya menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jungkook.

"Ada drama apa yang tidak aku ketahui?!" Jaehyun bersuara, nyaris berteriak namun Ia bersikeras menahannya.

Diluar dugaan, saat Jungkook mengatakan ingin bertemu dengan Jaehyun di luar, Jaehyun malah datang ke apartemen Jungkook. Dan saat itu pula Jungkook menghubungi Taehyung berkali-kali namun tidak ada respon karena Taehyung sibuk dengan pikirannya yang kalut.

Sebelum Taehyung datang, Jaehyun terus mendesak apa yang ingin Jungkook bicarakan. Namun Jungkook tetap bungkam, Ia berdalih mengatakan jika Ia tengah menunggu sesuatu.

Berakhir kini Taehyung, Jungkook dan Jaehyun duduk bersama di ruang tengah.
Jaehyun bersikap seolah Ia baik-baik saja namun tidak bisa menyembunyikan rasa marahnya.

"Apa yang ingin kalian katakan?"
Tanyanya dengan menatap Taehyung dan Jungkook secara bergantian.

Taehyung menari nafas sebentar, menoleh ke arah Jungkook sebelum menjawab.

"Aku dan Jungkook, kami saling mencintai." Tutur Taehyung dengan  lancar.
Maka dengan ucapannya ini, Ia siap berperang saat ini juga.

Jaehyun tersenyum sinis, ujung lidahnya menekan-nekan pipi bagian dalamnya. Hingga desahan kasar keluar dari bibirnya.

Dalam sekali gerakan, segala barang di atas meja berhasil Jaehyun singkirkan hanya dengan lengan kirinya saja hingga mampu menghamburkan segala benda yang berada di atas meja tersebut.

Gelas-gelas pecah, kue-kue didalam toples berhamburan dilantai tidak berbentuk lagi.

Jungkook melebarkan kedua matanya, begitu tersentak saat Jaehyun berdiri dan berteriak.
"Jungkook, katakan sendiri! Aku ingin mendengar dari mulutmu sendiri."

Taehyung segera menoleh ke arah Jungkook, menggeser duduknya mendekat. Jungkook terlihat tidak baik-baik saja.

"A-aku.."

*OCCULTO*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang