Suara rel yang bergesekan dengan roda kereta yang semakin mendekat memecah lamunan Jungkook, Ia menoleh ke arah sumber suara.
"Keretanya sudah datang, ayo!" Taehyung beranjak berdiri, disusul Jungkook mengangguk di sebelahnya.
Taehyung menggenggam tangan Jungkook untuk menembus kerumunan orang-orang yang akan masuk ke gerbong, untungnya hanya di bagian depan saja yang sesak akan penumpang.
Setelah berhasil menemukan kursi mereka, keduanya pun duduk bersebelahan dengan Jungkook yang duduk di sebelah jendela.
Taehyung memasukan ransel miliknya dan milik Jungkook ke bagasi kecil di atas kepala mereka.
Ia juga memastikan sebelum Jungkook duduk dengan nyaman, dengan menyentuh bagian kursi terlebih dahulu nyaman atau tidaknya.Roda kereta mulai bergerak, Jungkook tersenyum dalam diamnya. Taehyung menoleh ke arah Jungkook, lalu menekuk separuh alisnya.
"Kenapa? Ada yang kau inginkan? Minum?"
"Tidak." Jungkook menggeleng sambil terkekeh pelan.
Taehyung ikut terkekeh, lalu mengusap pelan pipi gempal Jungkook.
"Jika kau membutuhkan sesuatu, bilang padaku ya?"
"Iya, Hyung."
Mereka berbincang-bincang dengan topik ringan, bahkan Taehyung tak jarang memberikan lelucon yang membuat Jungkook merasa menyenangkan selama perjalanan.
Tidak hentinya Taehyung memberikan perhatian-perhatian kecil pada Jungkook, membuat perasaan Jungkook terasa hangat selama Taehyung berada di sisinya.
Ketika mereka berdua mulai terdiam, menikmati pikirannya masing-masing. Jungkook mengedarkan pandangnya keluar jendela dengan pemandangan yang bergerak begitu cepat.
Ia melamunkan banyak hal, tentang kebahagiaannya,kekhawatirannya,kegelisahannya. Hingga tidak sadar Ia menghela nafas begitu panjang.
Taehyung yang semula mulai mengantuk, meraih tangan kiri Jungkook. Menyematkan jari-jari miliknya di sela jari-jari Jungkook.
"Kau membutuhkan sesuatu?" Tanya Taehyung untuk yang kesekian kalinya.
"Tidak, aku akan mengatakan padamu jika aku membutuhkan sesuatu."
"Baiklah, tidurlah jika mengantuk." Taehyung menarik tangan Jungkook di atas pahanya lebih erat, lalu menarik tengkuk Jungkook untuk disandarkan nya di bahu lebar miliknya.
Taehyung perlahan mulai memejamkan matanya kembali tanpa melepas tautan jarinya dengan Jungkook.
Di hadapan Taehyung dan Jungkook ada sepasang laki-laki dan wanita paruh baya yang mungkin sedari tadi memperhatikan Taehyung dan Jungkook.
Jungkook meletakkan kepalanya pada bahu Taehyung namun Ia tidak tertidur.
"Kalian sangat serasi." Ucap wanita paruh baya tersebut pada Jungkook.
Jungkook tersenyum lalu mengangguk. "Terima kasih." Gumamnya.
"Kekasihmu sangat mencintaimu, aku sangat bisa melihat itu. Dia sungguh-sungguh mencintaimu. Kau sangat beruntung." Sang pria paruh bayar menimpali percakapan mereka.
Jungkook kembali tersenyum, bingung harus memberi respon apa dan hanya lagi-lagi mengucapkan rasa Terimakasih nya.
"Jangan lepaskan pria seperti dia, jangan pernah sia-siakan. Aku sangat yakin dia pasti akan rela melakukan apapun untukmu termasuk mempertaruhkan nyawanya."
"Benarkah? Terima kasih banyak." Respon Jungkook kembali sambil mengangguk santun.
Jungkook menegakkan kepalanya, menatap Taehyung yang mulai terlelap dengan kepalanya yang bersandar penuh pada kepala kursi.