Jungkook membuka matanya perlahan karena silau dari sinar matahari yang menembus dari jendela kamarnya, Ia mengernyit lalu memaksa tubuhnya untuk duduk.
Ia menoleh ke arah sisinya, tidak menemukan Taehyung disana.
Kedua mata Jungkook membulat, sedikit panik karena takut jika saja Taehyung pulang ke Seoul tanpanya.Ia segera melompat dan beranjak dari tempat tidur, berlari kecil keluar kamarnya dan mencari keberadaan seseorang.
Jungkook menuruni tangga kemudian memasuki area dapur, me nemukan sangat Ibu tengah menyiapkan sarapan.
"Bu, Taehyung kemana?"
"Oh, temanmu? Di halaman belakang bersama Ayah."
"Bersama Ayah?"
Tanpa banyak berpikir Jungkook segera berbalik dan untuk pergi ke halaman, dan ya. Ia menemukan Taehyung tengah menemani Ayahnya untuk berkebun hidroponik di halaman belakang rumah.
Taehyung dan Tuan Jeon tengah duduk di sebuah bangku kecil yang rendah, keduanya mengenakan sarung tangan khusus untuk berkebun.
Taehyung dengan terampil sedang memasukkan tanah kedalam pot kecil, menekan-nekannya dengan pelan lalu memperlihatkan pada Ayah Jeon.
"Kau pandai sekali bertanam, apa kau sering melakukannya?"
"Karena aku cucu dari seorang petani, maka aku tidak asing dengan kegiatan ini. Sewaktu kecil aku sering sekali menemani nenek dan kakekku ke ladang."
"Oh benarkah? Sepertinya menyenangkan."
"Tentu saja, sangat menyenangkan. Lain kali Tuan bisa main ke ladang milik keluargaku di Daegu, anda bisa memilih bibit apa saja yang ingin anda tanam disini."
"Wah menarik sekali, oh- Jungkook? Kau sudah bangun?" Tuan Jeon menyapa anak bungsunya yang tengah bersandar di bingkai pintu sambil melipat kedua tangannya di dada.
Hati Jungkook sejenak terasa hangat, menyaksikan Taehyung dan Ayahnya bisa begitu cepat akrab dengan saling melempar obrolan ringan dan selingan candaan. Ayah Jeon seorang yang tegas, tidak mudah akrab dengan orang asing. Namun, melihatnya begitu cepat akrab dengan Taehyung yang notabene adalah orang yang baru dikenalnya.
Taehyung membantu Tuan Jeon berdiri karena Nyonya Jeon tiba-tiba saja muncul di belakang punggung Jungkook, memamggil ketiga orang itu untuk sarapan.
"Ayah seharusnya jangan melakukan banyak kegiatan yang berat dulu, bagaimana jika nanti terlalu kelelahan?"
Jungkook mengambil alih tubuh sang Ayah yang sejak tadi di pegangi oleh Taehyung."Aku baik-baik saja, tidak usah khawatir terlalu berlebihan. Bahkan aku masih kuat untuk pergi memancing ke danau."
"Ayah, sudahlah jangan macam-macam."
Taehyung melirik Jungkook yang bersikap terlalu posesif pada Ayahnya tersebut. Ocehan Jungkook hanya ditanggapi kekehan kecil dari sang Ayah.
Sarapan pagi ini berlangsung dengan sangat tenang, dimana semua nya menikmati menu hidangan buatan nyonya Jeon yang sangat lezat. Jungkook pun selalu merindukan ini jika sedang berada di Seoul.
"Bagaimana persiapan pernikahanmu? Sudah berjalan berapa persen?" Tuan Jeon meletakkan sumpitnya kemudian menoleh ke arah Jungkook.
Pergerakan tangan Jungkook berhenti, Ia kemudian bertukar pandang dengan Taehyung. Taehyung mengulas senyum tawar.
"Ehm, Ayah sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan dengan Ayah dan Ibu."
Suara Jungkook melemah, tenggorokannya seolah terhalang benda besar yang membuatnya kesulitan mengeluarkan kata-kata.
Terlebih saat menatap sorot mata sang Ayah yang tulus, dengan penuh keriput di dahi dan kedua ujung matanya.