"Aku tidak memerlukan rasa kasihan darimu. Yang aku perlukan, hanyalah sedikit perhatian."
-Irene-
....
Key melebarkan langkahnya, melewati koridor yang penuh dengan siswa-siswi SMA Callista. Dirinya terasa risih, pasalnya semua cewek yang ia lewati hampir semuanya menatap dirinya. Siapa yang tidak terpesona dengan seorang Key? Wajah yang kental dengan darah Asia, kulit yang putih, alis tebal serta bulu mata yang sedikit lentik ke atas.
Begitu kuatnya pesona seorang Keyjoe, sampai-sampai cewek yang melihatnya harus menjerit tertahan karenanya.
Key terus berjalan tanpa memperdulikan sekitar, sampai suara bariton milik entah siapa mengharuskan langkahnya terhenti.
"Woi, lo anak baru!" pekik seorang cowok dari arah belakang. Key berbalik sembari mengerutkan dahinya.
"Apa?" tanyanya. Cowok itu mendekat, menatap Key dengan tajam, Key membalas tatapannya tak kalah tajam.
"Berhenti deketin Irene," ucap cowok itu dengan penuh penekanan. Nada suaranya begitu mengancam.
Key terkekeh pelan, "Siapa lo ngatur-ngatur gue?" balas Key membuat Algi berdecih pelan.
Algi mendorong tubuh Key, membuat cowok itu sedikit terhuyung ke belakang. Cewek-cewek yang melihatnya merubah raut menjadi tegang. Ia bahkan tahu betul bagaimana sifat Algi.
"Gue bilang jauhin ya jauhin!!" geram Algi membuat Key tersenyum sinis. Key menepuk-nepuk bahu Algi. Ia menatap Algi sembari terkekeh kecil.
"Jadi lo Algi, ya? Cowok berengsek yang selalu nyakitin punya gue? Inget ya, gue nggak bakalan biarin siapapun buat nyakitin dia. Termasuk lo sekalipun," gumam Key membuat Algi bungkam. Ia kemudian berbalik, meninggalkan Algi yang kini sudah berapi-api. Suasana yang tadinya tegang kini kembali menjadi normal. Semua orang yang ada di sana menghela napas lega, untung saja tidak ada adegan baku hantam.
....
"Sialan, gue ketiduran!!" kesal Sintia saat mendapati dirinya kini masih berada di atas rooftop sekolah. Sintia merutuki dirinya sendiri yang sangat bodoh, malah tertidur di saat-saat seperti ini.
Sintia mengusap wajahnya, ia kemudian melirik arloji yang melingkar di tangannya. Mata Sintia membulat.
Sialan!! Sudah pukul 14:45, itu artinya, hanya sisa 45 menit lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.
Sintia bangkit dengan terburu-buru. Sudah dipastikan dirinya akan mendapat hukuman setelah ini. Ah, sialan! Ini baru pertama kalinya Sintia bolos pelajaran. Biasanya cuman Irene yang bolos, tapi kenapa sekarang dirinya yang bolos?
Saat mencapai pintu rooftop, tubuh Sintia terhuyung ke belakang saat tidak sengaja menabrak sesuatu dari depan. Ah, sialan, kenapa harus sekarang.
Sintia sama sekali tidak merasakan bokongnya sakit karena terjatuh, ia merasakan dirinya tertahan oleh sesuatu. Dan saat ia membuka matanya, ia dibuat cengo. Cowok yang baru saja menahan tubuhnya adalah Aldo.
Entah apa yang membuat Sintia menjadi bungkam seketika. Tapi yang Sintia pikirkan sekarang, bagaimana caranya dia lolos dari Aldo. Sintia benar-benar merasa tidak enak sekarang.
"Kenapa keliatan takut banget? Gue bukan setan," ucap Aldo dengan raut datar. Sementara Sintia kini tengah gelagapan.
"Eng-nga le-lepasin gue," ujar Sintia terbata-bata, Aldo menaikkan satu alisnya.
"Yakin?" tanya Aldo memastikan kemudian langsung di angguki oleh Sintia.
"Oke." Aldo melepaskan tangannya, membuat tubuh Sintia terjatuh ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Irene [END]
Novela JuvenilIni tentang Irene, gadis yang selalu dicampakkan oleh kekasihnya. Tidak ada perhatian atau perlakuan manis sedikitpun yang Irene dapatkan. Hanya luka, Irene sama sekali tidak merasakan adanya cinta. Al--pacarnya, sama sekali tidak memahami perasaan...