***Hyeran mencoba berdiri tapi dia jatuh lagi.
"Sini aku gendong." Doyoung menggendong Hyeran. Liam tertawa melihat tingkah orang dewasa ini.
"Liam bisa jalan sendirikan sayang?" tanya Doyoung.
"Bisa dong Om. Ayo Om." Liam berjalan mendahului Doyoung dan Hyeran. Menunjukkan dimana Bundanya memarkirkan mobil, Doyoung mendudukkan Hyeran di samping kemudi. Liam duduk di belakang.
"Mana kuncinya?" tanya Doyoung.
"Gak tau! Kamu ngapain disini, aku bisa bawa mobil sendiri." ketus Hyeran.
"Gimana kamu bisa bawa mobil sendiri? Kaki kamu terkilir, yang ada kamu nabrak dan membahayakan anak kita sayang..." jawab Doyoung.
"Tapi..." Doyoung mencium pipi Hyeran agar Hyeran tidak selalu membantah omongannya.
"Doyoung!! Kamu apaan sih, ada Liam tau." kesal Hyeran dan Liam hanya terkekeh geli.
"Ya udah mana kuncinya." tanya Doyoung lagi.
"Kita mau kemana?" tanya Hyeran.
"Ke tempat urut, bahaya kaki kamu yang terkilir. Nanti bisa bengkak." ucap Doyoung. Hyeran pun menyerahkan kunci mobilnya pada Doyoung
***
"Kenapa kamu bawa aku ke rumah ini?" tanya Hyeran yang masih berada di gendongan Doyoung. Ya, mereka pergi ke rumah mereka dulu. Setelah Doyoung membawa Hyeran ke tempat urut.
"Ini kan rumah kamu, sampai detik ini kamu dan aku belum bercerai. Jadi kamu masih sah menjadi istri aku." ucap Doyoung dan membaringkan Hyeran di kamar mereka dulu.
"Doyoung!! Jangan seperti ini sama aku, kita udah gak ada hubungan apa - apa lagi. Kamu udah punya keluarga baru." Ucap Hyeran tegas.
"Aku sama Joy udah lama pisah, nanti aku jelasin sama kamu." ucap Doyoung.
"Bunda!!! Liam lapal..." Ucap Liam yang masuk ke kamar mereka.
"Astaga!!! Maaf ya sayang, Ayah lupa. Ya udah kalau begitu sekarang kita makan yukk." ajak Doyoung.
"Ayah?" Liam terlihat bingung.
"Bunda, Om ini siapa?" Tanya Liam berjalan mendekati ranjang yang Hyeran duduki. Hyeran bingung harus menjawab apa.
"Om ini... Bukan siapa - siapa sayang, dia hanya orang yang gak penting di hidup kita." ucap Hyeran sarkatis. Doyoung menatap tajam kearah Hyeran.
"Hyeran!!! Kamu boleh marah dan kecewa sama aku, tapi gak seperti ini caranya. Liam anakku juga, darah dagingku. Kamu gak berhak bicara seperti ini Hye." ucap Doyoung dingin.
"Hah? Anak? Darah daging? Kenapa baru sekarang kamu akui? Kemana kamu dulu, kamu emang punya perasaan dan otak? Sejak aku hamil, kamu pasti akan memperhatikan aku, anak yang ada dalam kandungan aku bukan menikah dengan perempuan lain. Apakah dengan hal itu kamu masih pantas di sebut Ayah?" maki Hyeran. Emosinya memuncak.
"Hyeran, Doyoung, cukup!!!" teriak seorang laki - laki yang tak lain adalah Ayah Doyoung
"Ayah, kenapa Ayah ada disini?" tanya Doyoung bingung.
"Pembantu kalian memberi tahu Ayah, kalau Hyeran ada disini dan Bunda kamu ingin bertemu dengan Hyeran." Jawab Ayahnya.
"Gimana keadaan Bunda Yah?" tanya Doyoung. Bukannya menjawab pertanyaan Doyoung, Ayah Doyoung malah mendekati Hyeran dan Liam yang berada di ranjang.
"Hyeran, ini cucu Ayah?" tanya Ayah Doyoung sambil menatap Liam yang ketakutan akibat pertengkaran Doyoung dan Hyeran. Hyeran mengangguk.
"Bunda..."Liam tampak kebingungan dan takut.
"Sayang! Ini Kakeknya Liam." ucap Hyeran.
"Kakek?" Liam tampak bingung.
"Iya sayang, Kakeknya Liam." ucap Ayah Doyoung.
"Tapi bukannya Kakek sama Nenek udah meninggal ya Bun? Tadikan kita ke makam meleka." tanya Liam.
"Itu juga Kakek sama Neneknya Liam, mereka orang tuanya Bunda nak. Tapi kalau ini Kakek sama Neneknya Liam juga orang tuanya Ayah." jelas Hyeran.
"Jadi, Om itu Ayah Liam." tunjuk Liam ke arah Doyoung.
"Iya sayang, dia Ayahnya Liam." ujar Hyeran lirih. Liam pun berlari memeluk Doyoung dan Doyoung mendekap erat Liam dan membawa Liam ke dalam pelukannya dan menciumi seluruh wajah Liam.
"Liam..." ucap Doyoung dengan berurai air mata.
***
"Saat ini Doyoung, Hyeran, Liam dan Ayah Doyoung sedang berada di rumah sakit. Menjenguk Bunda Doyoung yang sakit.
"Bunda, Ayah membawa Doyoung sama Hyeran serta cucu kita." ucap Ayah Doyoung pada istrinya.
"Hyeran..." Ucap Bunda lirih memegang tangan Hyeran.
"Bunda... Hyeran sangat merindukan Bunda." Hyeran memeluk mertuanya yang terbaring lemah di rumah sakit.
"Bunda! Ini Hyeran mau ngenalin cucu Bunda, namanya Liam Bun." ucap Hyeran sambil menghapus air matanya. Dia tak tega melihat mertuanya yang udah di anggap Bunda kandungnya sendiri.
"Hallo Nek, namaku Liam." Liam memperkenalkan dirinya.
"Ya Tuhan, cucuku sayang." Bunda memeluk Liam. Mereka pun saling bersenda gurau. Tapi Doyoung dan Hyeran masih terlihat sangat awkward.
TBC
Next???
KAMU SEDANG MEMBACA
What Paired??? - Kim Doyoung
Teen FictionBertemu dengannya adalah hal yang paling bersejarah, karena aku mengetahui tentang kebahagiaan dan penghianatan - Hyeran Aku berjanji akan membahagiakan keluarga kecilku ini sampai aku tiada dan maaf atas kesalahanku di masa lalu - Doyoung Start : 2...